26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bayi Kembar Orangutan Tapanuli Ditemukan: Si Pemberani dan Si Pemalu

Foto: SOCP For JawaPos.com
ORANGUTAN: Bayi Orangutan Tapanuli kembar digendong induknya saat ditemukan pada 20 Mei 2018.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Bayi Orangutan Tapanuli kembar ditemukan di Hutan Batang Toru, Suamatera Utara. Penemuan terebut menjadi yang pertama kali. Karena belum ada catatan tentang Orangutan Tapanuli hingga sekarang.

Bayi kembar hewan bernama latin Pongo Tapanuliensis pertama kali ditemukan oleh staf Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) di Pos Pemantauan Batang Toru, Tapanuli.

Andayani Oerta G dan Ulil Amri Silitonga saat itu sedang melakukan pencarian rutin orangutan dan satwa liar lainnya untuk diamati. Jarak penemuan orangutan kembar itu hanya berjarak 1 Km arah barat laut dari pos pemantauan.

“Kami melihat ibu Orangutan menggendong dua bayi kembarnya. Si kembar tampak sangat mirip dan berukuran nyaris sama,” kata Andayani, Kamis (12/7).

Salah satu dari si kembar terlihat cukup berani. Sementara yang satunya tampak sangat pemalu dan selalu di dekat induknya.

Orangutan kembar itu ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB. Cukup lama bayi kembar itu terlihat. Pukul 15.40 WIB, sang indukan membawa bayi itu dengan menggendongnya.

“Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana ibu ini melahirkan si kembar. Sejauh ini dia terlihat melakukan pekerjaan luar biasa.” katanya.

Terpisah, Kepala Unit Pemantauan Keanekaragaman Hayati SOCP Matius Nowak mengatakan, ekosistem Batang Toru adalah habitat terakhir dari Orangutan Tapanuli. Penemuan bayi kembar ini sungguh tak disangkanya.

“Saya segera memeriksa catatan untuk kelahiran kembar pada orangutan dan kera besar lainnya dan hanya menemukan satu catatan sebelumnya dari kelahiran kembar orangutan Kalimantan liar, tidak ada orangutan Sumatera, apalagi orangutan Tapanuli,” katanya.

“Kelahiran kembar memang terjadi pada hewan penangkaran, tetapi bahkan jika ini terjadi di alam liar, kurangnya pengamatan akan menunjukkan bahwa sangat jarang bagi kedua bayi untuk bertahan hidup.” lanjutnya.

Senada, Ian Singleton Direktur SOCP juga merasa takjub. Bertahun-tahun dia menghabiskan meneliti di alam liar, baru kali ini dia menemukan bayi kembar Orangutan.

“Kita juga perlu mengingat bahwa orangutan Tapanuli adalah kera besar yang paling langka dan paling terancam di dunia dan baru dijelaskan pada November tahun lalu. Namun hutan dimana hal langka ini terjadi sekarang sudah terpecah-pecah dan sedang terancam oleh proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang didanai Cina,” katanya.

“Kita harus berhenti menghancurkan lebih banyak habitat orangutan dan menyambungkan kembali hutan ini secepat mungkin. Bayi kembar ini adalah harapan bahwa spesies ini dapat diselamatkan jika kita mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkannya,” tukasnya.

Orangutan Tapanuli memang spesialis yang sudah langka. Dari berbagai sumber, speies ini hanya tinggal 800 ekor. (pra/JPC)

Foto: SOCP For JawaPos.com
ORANGUTAN: Bayi Orangutan Tapanuli kembar digendong induknya saat ditemukan pada 20 Mei 2018.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Bayi Orangutan Tapanuli kembar ditemukan di Hutan Batang Toru, Suamatera Utara. Penemuan terebut menjadi yang pertama kali. Karena belum ada catatan tentang Orangutan Tapanuli hingga sekarang.

Bayi kembar hewan bernama latin Pongo Tapanuliensis pertama kali ditemukan oleh staf Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) di Pos Pemantauan Batang Toru, Tapanuli.

Andayani Oerta G dan Ulil Amri Silitonga saat itu sedang melakukan pencarian rutin orangutan dan satwa liar lainnya untuk diamati. Jarak penemuan orangutan kembar itu hanya berjarak 1 Km arah barat laut dari pos pemantauan.

“Kami melihat ibu Orangutan menggendong dua bayi kembarnya. Si kembar tampak sangat mirip dan berukuran nyaris sama,” kata Andayani, Kamis (12/7).

Salah satu dari si kembar terlihat cukup berani. Sementara yang satunya tampak sangat pemalu dan selalu di dekat induknya.

Orangutan kembar itu ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB. Cukup lama bayi kembar itu terlihat. Pukul 15.40 WIB, sang indukan membawa bayi itu dengan menggendongnya.

“Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana ibu ini melahirkan si kembar. Sejauh ini dia terlihat melakukan pekerjaan luar biasa.” katanya.

Terpisah, Kepala Unit Pemantauan Keanekaragaman Hayati SOCP Matius Nowak mengatakan, ekosistem Batang Toru adalah habitat terakhir dari Orangutan Tapanuli. Penemuan bayi kembar ini sungguh tak disangkanya.

“Saya segera memeriksa catatan untuk kelahiran kembar pada orangutan dan kera besar lainnya dan hanya menemukan satu catatan sebelumnya dari kelahiran kembar orangutan Kalimantan liar, tidak ada orangutan Sumatera, apalagi orangutan Tapanuli,” katanya.

“Kelahiran kembar memang terjadi pada hewan penangkaran, tetapi bahkan jika ini terjadi di alam liar, kurangnya pengamatan akan menunjukkan bahwa sangat jarang bagi kedua bayi untuk bertahan hidup.” lanjutnya.

Senada, Ian Singleton Direktur SOCP juga merasa takjub. Bertahun-tahun dia menghabiskan meneliti di alam liar, baru kali ini dia menemukan bayi kembar Orangutan.

“Kita juga perlu mengingat bahwa orangutan Tapanuli adalah kera besar yang paling langka dan paling terancam di dunia dan baru dijelaskan pada November tahun lalu. Namun hutan dimana hal langka ini terjadi sekarang sudah terpecah-pecah dan sedang terancam oleh proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang didanai Cina,” katanya.

“Kita harus berhenti menghancurkan lebih banyak habitat orangutan dan menyambungkan kembali hutan ini secepat mungkin. Bayi kembar ini adalah harapan bahwa spesies ini dapat diselamatkan jika kita mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkannya,” tukasnya.

Orangutan Tapanuli memang spesialis yang sudah langka. Dari berbagai sumber, speies ini hanya tinggal 800 ekor. (pra/JPC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/