Steve Jobs, si Pekerja Keras Sekaligus Family Man
Steve Jobs tak pernah bertemu ayah kandungnya yang berasal dari Syria. Setelah menikah, dia tumbuh menjadi pria yang sangat mencintai keluarga. Soal sekolah hingga makanan anak dia kontrol sendiri.
DI antara seluruh sisi Steve Jobs, kehidupan pribadinyalah yang paling sedikit diketahui. Itu tidak mengherankan. Sebab, dia memang sangat menjunjung privasi. Hanya sesekali dia tampil bersama sang istri, Lauren Powell, dan empat anaknya. Semua semata dilakukan agar orang-orang terkasihnya tidak diganggu media.
“Dalam kehidupan publik, Steve dikenal sebagai pria yang visioner. Dalam kehidupan pribadinya, dia adalah pria yang selalu berusaha menyenangkan keluarga.” Demikian pernyataan resmi keluarga sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam biografinya, bisa diketahui bahwa masa kecil Jobs sangat complicated. Dia terlahir dari seorang mahasiswi bernama Joanne Simpson. Ayahnya adalah Abdulfattah Jambali, mahasiswa asal Syria.
Jobs diserahkan kepada pasangan Paul dan Clara Jobs untuk diadopsi ketika baru berumur beberapa bulan.
Penyebabnya, orang tua Joanne tidak setuju anaknya membangun keluarga dengan seorang Arab. Sepuluh bulan setelah Jobs lahir, Joanne akhirnya menikah dengan Jambali dan mendapat momongan lagi yang diberi nama Mona. Namun, Joanne dan Jambali bercerai kala pernikahan berusia tiga tahun. Joanne lantas menikah lagi dengan seorang pria bernama belakang Simmons. Mona yang kini menjadi novelis itu akhirnya menyandang nama belakang Simmons.
Jobs tidak bertemu ibu kandung dan adiknya hingga berumur 27 tahun, sedangkan sang ayah tidak pernah ditemuinya. “Orang tua saya adalah Paul dan Clara Jobs. Tapi, Mona adalah salah seorang teman terbaik saya di dunia,” jelas Jobs terkait dengan keluarga kandungnya.
Setelah dewasa, Jobs sempat lama berpacaran dengan gadis Jerman bernama Chrisann Brennan. Namun, mereka putus setelah Brennan mengandung. Jobs sempat tidak mengakui putri mereka, Lisa, selama dua tahun pertama. Namun, dia akhirnya mengakui dan bahkan mengabadikan namanya dalam salah satu produk komputer yang dilansir pada 1983.
Kapok dengan kehidupan bujangan, Jobs mendedikasikan seluruh waktunya untuk bekerja. Dia menghabiskan dua pertiga waktunya dalam sehari untuk bekerja. Dia hanya pulang untuk makan malam dan tidur sebentar. Rumahnya di kawasan San Remo, New York City, sangat besar, tapi kosong.
Semua berubah setelah dia menikahi Laurene pada 1991. Dia tiba-tiba saja menjadi family man sejati. Mau menghabiskan banyak waktu untuk menimang bayi lelakinya, Reed. Keluarga itu bertambah bahagia dengan kehadiran dua anak perempuan, Erin dan Eve. Lisa, yang sudah ABG, diajak tinggal bersama di mansion besar di Woodside itu.
Orang-orang terdekatnya pun menganggap Jobs telah bertransformasi. Yakni, dari anak muda yang senang bermain-main dengan teknologi ciptaannya menjadi ayah yang sangat perhatian. Peran bapak dilakoninya dengan sangat baik. Dia juga mengontrol penuh kendali atas pendidikan anak-anaknya.
Jobs juga menyempatkan untuk menghadiri pertemuan orang tua di sekolah dan melarang anaknya menonton televisi hingga larut malam. Juga, memastikan Reed dan adik-adiknya selalu mengonsumsi makanan sehat. Dia sering menceritakan bagaimana senangnya berusaha menyeimbangkan waktu antara menangani perusahaan raksasa dan mengurus empat anak.
“Tapi, ada satu hal penting yang saya pelajari selama saya berperang melawan kanker. Saya menyadari bahwa saya sangat mencintai hidup saya. Sungguh,” ujar Jobs dalam sebuah wawancara pada 2005. “Saya punya keluarga terhebat di dunia dan saya memiliki pekerjaan yang keren.”
Kalau Jobs sangat concern terhadap makanan anak-anaknya, itu terjadi karena sejak remaja dia menjadi vegetarian. Bahkan, dia pernah menjadi fruititian alias hanya memakan buah.
Dia juga rajin berpuasa agar lambungnya bisa beristirahat dalam waktu lama. Menurut dia, proses pencernaan memakan banyak tenaga yang semestinya bisa dialokasikan untuk bekerja.
Kebiasaan itu jelas tidak berlanjut setelah berkeluarga. Namun, dia berhasil memengaruhi Laurene. Makanan favoritnya adalah wortel mentah tanpa embel-embel apa pun. Siapa pun yang datang dan makan malam bersama keluarga harus mengikuti kebiasaan makan sehat tersebut.
“Keluarga Jobs adalah vegetarian yang sangat strict. Mereka tak makan produk daging sama sekali. Menu makan adalah pasta dengan tomat mentah, jagung segar dari kebun sendiri, kubis kukus, dan salad dari potongan wortel mentah,” tulis seorang jurnalis yang pernah dinner di rumah Jobs seperti yang tercantum dalam biografi Jobs, The Second Coming of Steve Jobs.
“Ketika ayah dan ibunya makan, anak laki-laki mereka mengambil lemon dan beberapa jenis rempah dari kebun untuk dibuat teh. Kami minum teh setelah makan malam,” tambah jurnalis itu.
Di sisi lain, Jobs tidak begitu peduli terhadap penampilan. Outfit favoritnya adalah turtleneck hitam dan celana denim lusuh. Di rumah, paling sering dia hanya mengenakan T-shirt dan celana pendek serta sandal. Laurene mengaku tidak berkeberatan karena itulah Steve Jobs yang sebenarnya. (na/c5/ttg/jpnn)