JAKARTA – Dua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden telah mendaftar ke KPU pada Jumat (10/8). Kedua pasangan itu adalah pasangan Joko Widodo- KH Ma’ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Usai mendaftar, Ma’ruf, Prabowo, dan Sandiaga menyampaikan persoalan krusial yang akan menjadi fokus mereka jika terpilih. Ma’ruf membahas isu radikalisme dan ekonomi umat. Sementara Prabowo-Sandi memilih memberantas kemiskinan.
Cawapres KH Ma’ruf Amin membahas sejumlah persoalan krusial
dalam kunjungannya ke Kantor DPP Golkar, Jumat (10/8). Di sana, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membahas isu kelompok radikal dan terorisme yang dianggap mengganggu kenyamanan masyarakat.
Menurut Ma’ruf penting untuk menjaga dan menyelesaikan persoalan bangsa agar NKRI tetap terjaga. “Kami juga berdiskusi bagaimana menjaga keutuhan bangsa supaya nggak terganggu oleh berbagai provokasi, kelompok radikal, terorisme dan orang-orang yang nggak punya komitmen kebangsaan,” ujar Ma’ruf di kawasan Jalan Anggrek Nelli, Jakarta Barat, Jumat (10/8).
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga mendiskusikan ekonomi umat, yang menurutnya bisa membawa masyarakat sejahtera. “Kita bangun ekonomi bangsa supaya nggak ada kesenjangan antar bagian bangsa, jadi kalau ada perbedaan sedikit aja, jangan senjang,” ucap Ma’ruf.
Ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU) ini pun bersyukur telah mendaftar sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo dalam Pilpres 2019. “Setelah saya ditetapkan cawapres dan didaftarkan di KPU, saya bersyukur bisa silaturahim ke Partai Golkar,” jelasnya.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto serta sejumlah pengurus DPP Partai Golkar.
Presiden Jokowi sendiri tidak menyampaikan fokus-fokus programnya jika terpilih kembali menjadi Presiden periode kedua. Selama ini, Presiden fokus membangun infrastruktur di tanah air, mulai pembangunan bandara, jalan tol, pelabuhan, kereta api, dan masih banyak lagi. Tetapi mulai tahun 2019, Presiden dan menteri-menterinya akan fokus membangun Sumber Daya Manusia.
Berantas Kemiskinan
Sementara Calon Presiden yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat, Prabowo Subianto menyatakan ingin berjuang memberantas kemiskinan di Indonesia.
“Kami ingin berkuasa untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia. Kami ingin berbakti sehingga tidak ada orang yang lapar di Indonesia. Tidak boleh ada orang miskin di Indonesia,” kata Prabowo saat berpidato usai mendaftar bersama cawapresnya, Sandiaga Uno, di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Ia menambahkan, majunya dia dan Sandiaga merupakan salah satu bentuk pengabdian untuk rakyat dan negara. “Kami berjuang untuk NKRI, untuk Indonesia. Kami berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia apapun agamanya apapun sukunya, apapun kelompok etnisnya, apapun rasnya,” ujar Prabowo.
Prabowo menyatakan bahwa dia ingin berkuasa atas izin rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak berlaku adil dan tidak berbuat curang dalam Pemilu 2019 nanti. Ia menambahkan, apa pun hasil pemungutan suara harus dihormati oleh para kandidat.
Senada, Cawapres Prabowo, Sandiaga Uno menyebut dirinya dan bakal capres Prabowo Subianto akan mengusung program kerja yang berfokus pada pembangunan ekonomi.
Fokus tersebut, kata Sandiaga, berangkat dari harapan sejumlah partai yang ingin menghadirkan pemerintahan yang kuat dan kemandirian ekonomi, khususnya stabilitas harga.
“Kami fokus ke ekonomi yang menciptakan lapangan kerja,” kata Sandiaga usai mendaftarkan diri sebagai cawapres, di gedung KPU.
Sandiaga mengatakan, dirinya sering turun langsung ke masyarakat. Ia mendengarkan aspirasi warga yang ingin harga bahan pokok menjadi isu utama yang digarap pemimpin Indonesia selanjutnya. “Maka itu kami fokus dalam ekonomi. Kita akan buka lapangan kerja seluas-luasnya dan juga kita ingin harga stabil dan terjangkau, khususnya untuk ibu-ibu,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Sandiaga, tak menutup kemungkinan program Ok Oce yang telah dirinya usung di Pemerintahan DKI Jakarta akan dijadikan program nasional. Rencana tersebut, menurut Sandiaga, sebelumnya juga telah itu didiskusikan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. “Ok Oce saya sudah diskusi dengan Bapak Gubernur Anies, dan itu akan direpresentasikan di nasional,” tutur Sandi. “Kami akan bangun kewirausahaan yang luas, kalangan muda dan kalangan emak-emak,” kata dia.
Di pihak lain, Partai Demokrat yang sempat menolak Sandiaga Uno sebagai Cawapres Prabowo, akhirnya melunak. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyatakan partainya memutuskan mengusung pasangan Prabowo –Sandiaga, lantaran yakin pasangan tersebut akan menang melawan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Hal itu disampaikan Hinca saat ditemui di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta, Jumat (10/8/2018). “(Karena) yakin menang. Saya yakin pak Prabowo dan Sandiaga Uno punya kemampuan yang cukup untuk memenangkan pertandingan ini. Apalagi Pak Prabowo punya pengalaman. Belajar dari pengalaman itu,” kata Hinca.
Ia menambahkan, faktor lain adalah bergabungnya Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam tim kampanye nantinya akan menambah kekuatan. Saat ditanya apakah Demokrat tidak merasa kecewa dan rugi sebab Sandiaga merupakan representasi Gerindra, Hinca menjawab partainya tidak kecewa.
“Enggak apa-apa. Karena kan statement kami bahwa Prabowo sebagai calon presiden dan dia kami serahkan kewenangan penuh untuk memilih cawapres,” lanjut Hinca.
SBY sebelumnya membangun komunikasi dengan Jokowi. Pertemuan dilakukan berkali-kali membahas rencana koalisi. Namun, SBY merasa ada hambatan bagi Demokrat merealisasikan koalisi. Akhirnya, SBY menjajaki koalisi dengan kubu Prabowo.
Partai Demokrat belum ikut dalam deklarasi semalam, karena belum mengambil keputusan. Sempat terjadi dinamika karena isu bahwa Prabowo memilih Sandiaga Uno berdasarkan politik transaksional. Isu ini dihembuskan Wasekjen Demokrat Andi Arief. (rdw/JPC/kps/net)