25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Bahan Baku Vaksin Baru Diterima November, Vaksinasi Kemungkinan Molor

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Vaksinasi Covid-19 yang rencananya akan dimulai November 2020, sepertinya akan mundur. Head Of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya baru akan menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Tiongkok, bulan depan. “Iya (terlambat), November nanti kami baru terima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berupa bulk,” ujarnya kepada JawaPos.com (grup Sumut Pos) saat dihubungi, kemarin.

Selanjutnya, Iwan melanjutkan, pihaknya juga sambil menunggu hasil uji klinis tahap tiga yang saat ini sedang berjalan hingga Januari 2021. Jika hasil uji klinis tsb berhasil, akan dilakukan permohonan registrasi ke BPOM untuk mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization), dan baru dilakukan produksi massal di BF. “Jadwal persisnya dan siapa yg lebih dahulu mendapat vaksinasi merupakan domain Kemenkes,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, ada kemungkinan pemberian vaksin Corona yang ditargetkan November akan mundur. Namun menurut Lubut, hal itu dikarenakan belum adanya pemberian izin emergency use authorization (EUA), yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski begitu, Luhut menegaskan keterlambatan pemberian vaksin dari target bukan karena vaksinnya belum ada. Dia menyatakan, vaksinnya sudah ada dan didapatkan pemerintah. Vaksin itu juga siap diberikan, hanya tinggal menunggu izin EUA.

“Tadi presiden telepon saya. Tadinya rencana kita mau, karena barangnya dapat, rencana minggu kedua November bisa saja tidak kecapai minggu kedua November, bukan karena barangnya, barangnya siap, tapi adalah emergency used authorization (izin penggunaan darurat) belum bisa dikeluarkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) karena ada aturan-aturan, step-step yang harus dipatuhi,” ujar Luhut saat memberikan arahan di Lemhanas dan disiarkan di YouTube, Jumat (23/10) lalu.

Menurut Luhut, Jokowi mengingatkan agar keamanan menjadi perhatian utama. “Dan itu presiden, saya lihat tidak mau lari dari situ. Beliau mengatakan keamanan nomor satu,” lanjutnya.

Lalu, kapan vaksinasi Covid-19 akan dilakukan? “Ya kita lihat nanti sampai kapan, dan saya bicara sama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) kemarin malam, profesor-profesor itu mereka sama bahasanya. Jadi saya kira pemerintah sangat menghormati mengenai aturan tadi,” ujar Luhut.

Luhut juga sempat mengatakan, dirinya sempat ditawari pemberian vaksin saat kunjungan ke China, hanya saja dia enggan menerima tawaran itu. Alasannya sama, di Indonesia belum ada izin EUA-nya, maka sebagai warga Indonesia aturannya belum bisa divaksin tanpa izin tersebut. “Minggu lalu saya dari Yunan bicara sama pemerintah Tiongkok segala macam, tidak ada lagi yang pakai masker, kita jadi alien di sana. Saya tanya Perdana Menterinya, kenapa nggak pakai masker, anda sudah suntik vaksin? Katanya sudah, saya diajak suntik juga lah,” kisah Luhut.

“Tapi kan kita belum bisa disuntik, karena kita belum ada emergency use authorization. KIta masih tunggu, itu kan aturan. Kita harus patuhi aturan,” sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang juga Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, tiga juta vaksin Covid-19 dari Sinovac akan masuk ke Indonesia pada akhir 2020.

Namun, tiga juta vaksin tersebut belum bisa langsung digunakan karena masih harus menunggu hasil uji sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab, dalam hal ini sangat perlu kehati-hatian karena ini melibatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah tidak ingin ada efek samping dari vaksinasi tersebut. (jpc/bbs)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Vaksinasi Covid-19 yang rencananya akan dimulai November 2020, sepertinya akan mundur. Head Of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya baru akan menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac asal Tiongkok, bulan depan. “Iya (terlambat), November nanti kami baru terima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac berupa bulk,” ujarnya kepada JawaPos.com (grup Sumut Pos) saat dihubungi, kemarin.

Selanjutnya, Iwan melanjutkan, pihaknya juga sambil menunggu hasil uji klinis tahap tiga yang saat ini sedang berjalan hingga Januari 2021. Jika hasil uji klinis tsb berhasil, akan dilakukan permohonan registrasi ke BPOM untuk mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization), dan baru dilakukan produksi massal di BF. “Jadwal persisnya dan siapa yg lebih dahulu mendapat vaksinasi merupakan domain Kemenkes,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan, ada kemungkinan pemberian vaksin Corona yang ditargetkan November akan mundur. Namun menurut Lubut, hal itu dikarenakan belum adanya pemberian izin emergency use authorization (EUA), yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski begitu, Luhut menegaskan keterlambatan pemberian vaksin dari target bukan karena vaksinnya belum ada. Dia menyatakan, vaksinnya sudah ada dan didapatkan pemerintah. Vaksin itu juga siap diberikan, hanya tinggal menunggu izin EUA.

“Tadi presiden telepon saya. Tadinya rencana kita mau, karena barangnya dapat, rencana minggu kedua November bisa saja tidak kecapai minggu kedua November, bukan karena barangnya, barangnya siap, tapi adalah emergency used authorization (izin penggunaan darurat) belum bisa dikeluarkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) karena ada aturan-aturan, step-step yang harus dipatuhi,” ujar Luhut saat memberikan arahan di Lemhanas dan disiarkan di YouTube, Jumat (23/10) lalu.

Menurut Luhut, Jokowi mengingatkan agar keamanan menjadi perhatian utama. “Dan itu presiden, saya lihat tidak mau lari dari situ. Beliau mengatakan keamanan nomor satu,” lanjutnya.

Lalu, kapan vaksinasi Covid-19 akan dilakukan? “Ya kita lihat nanti sampai kapan, dan saya bicara sama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) kemarin malam, profesor-profesor itu mereka sama bahasanya. Jadi saya kira pemerintah sangat menghormati mengenai aturan tadi,” ujar Luhut.

Luhut juga sempat mengatakan, dirinya sempat ditawari pemberian vaksin saat kunjungan ke China, hanya saja dia enggan menerima tawaran itu. Alasannya sama, di Indonesia belum ada izin EUA-nya, maka sebagai warga Indonesia aturannya belum bisa divaksin tanpa izin tersebut. “Minggu lalu saya dari Yunan bicara sama pemerintah Tiongkok segala macam, tidak ada lagi yang pakai masker, kita jadi alien di sana. Saya tanya Perdana Menterinya, kenapa nggak pakai masker, anda sudah suntik vaksin? Katanya sudah, saya diajak suntik juga lah,” kisah Luhut.

“Tapi kan kita belum bisa disuntik, karena kita belum ada emergency use authorization. KIta masih tunggu, itu kan aturan. Kita harus patuhi aturan,” sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang juga Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, tiga juta vaksin Covid-19 dari Sinovac akan masuk ke Indonesia pada akhir 2020.

Namun, tiga juta vaksin tersebut belum bisa langsung digunakan karena masih harus menunggu hasil uji sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sebab, dalam hal ini sangat perlu kehati-hatian karena ini melibatkan kesehatan masyarakat. Pemerintah tidak ingin ada efek samping dari vaksinasi tersebut. (jpc/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/