25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sepakat Perangi Hoax

triadi wibowo/sumut pos
BERSAMA: Narasumber dan peserta diskusi foto bersama Pimpinan Perusahaan Sumut Pos Valdes Junianto, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita di Graha Pena Medan.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Sejumlah partai politik (Parpol) di Sumatera Utara siap memerangi berita bohong atau hoax di Pemilu 2019. Komitmen ini disampaikan sejumlah pengurus parpol dalam Diskusi Politik Bersama Politisi, Akademisi dan Pemilih bertajuk “Hoax Dalam Pusaran Pemilu 2019” yang digagas Harian Sumut Pos, Kamis (6/9) sore.

Tak hanya itu, sejumlah parpol bahkan sudah menyiapkan strategi guna menangkal peredaran berita bohong, ujaran kebencian maupun fitnah itu. “Kami sudah bentuk Tim Stop Watch. Dimana ikut menangkal berita hoax yang menyerang Presiden Jokowi langsung.

Tim kami langsung membalas setiap ada komentar negatif di twitter, facebook, Instagram dan media sosial lainnya,” ujar Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut, Fuad Perdana Ginting.

Upaya ini sebagai salah satu cara yang menurut PSI dapat meminimalisir viralnya sebuah informasi via medsos. Dengan adanya sanggahan dari tim mereka itu, diharapkan bisa memberi perbandingan bagi pengguna medsos atas sebuah informasi yang dianggap kelirun
dan diragukan kebenarannya.

“Sebab ada lagi fenomena baru yang kami temukan, yang tingkatannya berada diatas ujaran kebencian. Sebuah opini yang sengaja diciptakan untuk memberi ketakutan kepada masyarakat. Ini lebih berbahaya,” tegasnya.

Pihaknya tak menampik akibat kurangnya literasi dan rendahnya budaya membaca masyarakat menjadikan sebuah kabar bohong spontan menjadi viral. Untuk itu dibutuhkan upaya perlawanan dengan cara membalas hal sebaliknya agar pengguna medsos khususnya, tidak terjebak pada opini yang menyesatkan. “Tim kami tersebut selalu membanjiri internet dengan informasi-informasi positif untuk menangkal hoax yang begitu cepat beredar,” ucapnya.

Berbeda dengan Partai NasDem Sumut, yang tidak membentuk tim untuk berperan banyak di dunia maya. Melainkan lebih cenderung mengedukasi masyarakat akan nilai-nilai luhur pejuang bangsa melalui Akademi Bela Negara yang mereka dirikan. “Tujuan akademi itu kami bentuk untuk menggali kembali nilai-nilai luhur bangsa kita.

Memunculkan kebudayaan dan rasa kebersamaan antarsesama, meski membutuhkan biaya yang besar,” ungkap Wakil Sekretaris Bidang Renlitbang Partai NasDem Sumut, Nataniel Ketaren.

Tak hanya itu, pihaknya juga turut membuat fanspage baik di facebook ataupun jejaring medsos lainnya. Dimana kontennya memuat semua informasi positif sesuai fakta dan kejadian yang terjadi. “Menurut kami, sebuah fakta yang diplintir dalam pemberitaan dan sebuah agenda setting sangat berbahaya. Karena itu melalui fanspage yang kami buat, bisa menjadi pilihan masyarakat ataupun pengguna medsos untuk menyaring informasi yang lebih objektif,” tuturnya.

Partai Hanura Sumut lebih mengimbau agar sebagai bangsa yang berbudaya untuk selaku menghormati antara yang tua dan muda. Kemudian bagaimana caranya selaku membanjirkan gagasan dan bahasa yang menyejukkan dari para elit, merangkul teman-teman sesama elit dalam rangka menjaga persatuan dan keutuhan bangsa di semua level.

“Jangan ada lagi bahasa siapa loe siapa gue. Elit politik dapat menahan diri memberi suasana sejuk dan jangan melakukan adu domba. Juga jangan sekadar menjadi politisi melainkan negarawan. Kita jangan merasa paling benar. Mari kita semua menegakkan keadilan secara proporsional dan konstitusional,” imbuh Wakil Ketua Partai Hanura Sumut, Daudsyah Munthe.

Perwakilan Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Lukmin Siregar mengatakan dalam upaya menangkal kelompok ujaran kebencian dan hiax terstruktur, sistematis dan masif pihaknya bersama Dinas Komunikasi dan Informatika di Sumut sudah membentuk cyber patrol.

Namun sejauh ini diakuinya belum ada mendeteksi gerakan-gerakan tersebut terjadi di Kota Medan. “Akan tetapi hal ini selalu kami lakukan secara berkesinambungan. Cyber patrol terus memantau peredaran kabar bohong, fitnah maupun ujaran kebencian,” katanya.

Sebagai narasumber utama, Ketua Departemen Ilmu Politik USU, Dr Warjio menyebutkan semua pihak termasuk parpol di Sumut sepakat tidak inginkan ada hoax dalam Pemilu 2019. Persoalan ini menurutnya menjadi bagian dan tanggung jawab pihaknya dari kalangan akademisi.

“Potensi hoax di pemilu mendatang memang cukup tinggi. Saya sarankan kepada Polda Sumut dan pihak Diskominfo, kiranya melihat persoalan ini tidak dari sisi material saja tetapi upaya penanganan dan pembinaan terhadap pengguna medsos,” katanya seraya mengapresiasi cyber patrol yang digagas kedua instansi tersebut.

Ia juga menyarankan agar seluruh parpol terkhusus di Sumut untuk memperbaiki informasi yang tersedia pada website yang dimiliki. Penggunaan literasi informasi pada website parpol tersebut, kata dia, bisa membantu penangkalan hoax dan ujaran kebencian. Sebab dari riset yang pernah dia lakukan, masih belum ada sajian informasi yang mampu mengedukasi masyarakat dari website parpol di Indonesia terkhusus di Sumut.

“Selain parpol, media punya andil yang besar akan hal ini. Punya peran membentuk demokrasi yang sehat di republik kita melalui penyajian berita-berita positif,” katanya.

Turut hadir dalam acara diskusi, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita, Wapimred Laila Azizah, General Manajer Valdezs Djunianto, Manajer Pemasaran Chairil Huda, Manajer Advertorial Asih Astuti, dan jajaran kru redaksi Harian Sumut Pos. (prn)

triadi wibowo/sumut pos
BERSAMA: Narasumber dan peserta diskusi foto bersama Pimpinan Perusahaan Sumut Pos Valdes Junianto, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita di Graha Pena Medan.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Sejumlah partai politik (Parpol) di Sumatera Utara siap memerangi berita bohong atau hoax di Pemilu 2019. Komitmen ini disampaikan sejumlah pengurus parpol dalam Diskusi Politik Bersama Politisi, Akademisi dan Pemilih bertajuk “Hoax Dalam Pusaran Pemilu 2019” yang digagas Harian Sumut Pos, Kamis (6/9) sore.

Tak hanya itu, sejumlah parpol bahkan sudah menyiapkan strategi guna menangkal peredaran berita bohong, ujaran kebencian maupun fitnah itu. “Kami sudah bentuk Tim Stop Watch. Dimana ikut menangkal berita hoax yang menyerang Presiden Jokowi langsung.

Tim kami langsung membalas setiap ada komentar negatif di twitter, facebook, Instagram dan media sosial lainnya,” ujar Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut, Fuad Perdana Ginting.

Upaya ini sebagai salah satu cara yang menurut PSI dapat meminimalisir viralnya sebuah informasi via medsos. Dengan adanya sanggahan dari tim mereka itu, diharapkan bisa memberi perbandingan bagi pengguna medsos atas sebuah informasi yang dianggap kelirun
dan diragukan kebenarannya.

“Sebab ada lagi fenomena baru yang kami temukan, yang tingkatannya berada diatas ujaran kebencian. Sebuah opini yang sengaja diciptakan untuk memberi ketakutan kepada masyarakat. Ini lebih berbahaya,” tegasnya.

Pihaknya tak menampik akibat kurangnya literasi dan rendahnya budaya membaca masyarakat menjadikan sebuah kabar bohong spontan menjadi viral. Untuk itu dibutuhkan upaya perlawanan dengan cara membalas hal sebaliknya agar pengguna medsos khususnya, tidak terjebak pada opini yang menyesatkan. “Tim kami tersebut selalu membanjiri internet dengan informasi-informasi positif untuk menangkal hoax yang begitu cepat beredar,” ucapnya.

Berbeda dengan Partai NasDem Sumut, yang tidak membentuk tim untuk berperan banyak di dunia maya. Melainkan lebih cenderung mengedukasi masyarakat akan nilai-nilai luhur pejuang bangsa melalui Akademi Bela Negara yang mereka dirikan. “Tujuan akademi itu kami bentuk untuk menggali kembali nilai-nilai luhur bangsa kita.

Memunculkan kebudayaan dan rasa kebersamaan antarsesama, meski membutuhkan biaya yang besar,” ungkap Wakil Sekretaris Bidang Renlitbang Partai NasDem Sumut, Nataniel Ketaren.

Tak hanya itu, pihaknya juga turut membuat fanspage baik di facebook ataupun jejaring medsos lainnya. Dimana kontennya memuat semua informasi positif sesuai fakta dan kejadian yang terjadi. “Menurut kami, sebuah fakta yang diplintir dalam pemberitaan dan sebuah agenda setting sangat berbahaya. Karena itu melalui fanspage yang kami buat, bisa menjadi pilihan masyarakat ataupun pengguna medsos untuk menyaring informasi yang lebih objektif,” tuturnya.

Partai Hanura Sumut lebih mengimbau agar sebagai bangsa yang berbudaya untuk selaku menghormati antara yang tua dan muda. Kemudian bagaimana caranya selaku membanjirkan gagasan dan bahasa yang menyejukkan dari para elit, merangkul teman-teman sesama elit dalam rangka menjaga persatuan dan keutuhan bangsa di semua level.

“Jangan ada lagi bahasa siapa loe siapa gue. Elit politik dapat menahan diri memberi suasana sejuk dan jangan melakukan adu domba. Juga jangan sekadar menjadi politisi melainkan negarawan. Kita jangan merasa paling benar. Mari kita semua menegakkan keadilan secara proporsional dan konstitusional,” imbuh Wakil Ketua Partai Hanura Sumut, Daudsyah Munthe.

Perwakilan Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Lukmin Siregar mengatakan dalam upaya menangkal kelompok ujaran kebencian dan hiax terstruktur, sistematis dan masif pihaknya bersama Dinas Komunikasi dan Informatika di Sumut sudah membentuk cyber patrol.

Namun sejauh ini diakuinya belum ada mendeteksi gerakan-gerakan tersebut terjadi di Kota Medan. “Akan tetapi hal ini selalu kami lakukan secara berkesinambungan. Cyber patrol terus memantau peredaran kabar bohong, fitnah maupun ujaran kebencian,” katanya.

Sebagai narasumber utama, Ketua Departemen Ilmu Politik USU, Dr Warjio menyebutkan semua pihak termasuk parpol di Sumut sepakat tidak inginkan ada hoax dalam Pemilu 2019. Persoalan ini menurutnya menjadi bagian dan tanggung jawab pihaknya dari kalangan akademisi.

“Potensi hoax di pemilu mendatang memang cukup tinggi. Saya sarankan kepada Polda Sumut dan pihak Diskominfo, kiranya melihat persoalan ini tidak dari sisi material saja tetapi upaya penanganan dan pembinaan terhadap pengguna medsos,” katanya seraya mengapresiasi cyber patrol yang digagas kedua instansi tersebut.

Ia juga menyarankan agar seluruh parpol terkhusus di Sumut untuk memperbaiki informasi yang tersedia pada website yang dimiliki. Penggunaan literasi informasi pada website parpol tersebut, kata dia, bisa membantu penangkalan hoax dan ujaran kebencian. Sebab dari riset yang pernah dia lakukan, masih belum ada sajian informasi yang mampu mengedukasi masyarakat dari website parpol di Indonesia terkhusus di Sumut.

“Selain parpol, media punya andil yang besar akan hal ini. Punya peran membentuk demokrasi yang sehat di republik kita melalui penyajian berita-berita positif,” katanya.

Turut hadir dalam acara diskusi, Pimred Sumut Pos Dame Ambarita, Wapimred Laila Azizah, General Manajer Valdezs Djunianto, Manajer Pemasaran Chairil Huda, Manajer Advertorial Asih Astuti, dan jajaran kru redaksi Harian Sumut Pos. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/