25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

PKBM Garda Terakhir Sistem Pendidikan Nasional

istimewa
SEMANGAT: Siswa dari PKBM semangat saat berfoto bersama.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Sudin Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Jakarta Selatan Joko Sugiarto mengungkapkan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan garda terakhir sistem pendidikan nasional 12 tahun untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Keberadaan PKBM, sebagai bukti peran serta masyarakat dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang cerdas. Ini sesuai dengan tema Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Anak Internasional (HAI) 2018,” ungkapnya.

Menurut Joko, PAUD merupakan dasar pendidikan akhlak dan pembentukan karakter anak. Tentunya cara mendidiknya harus disesuaikan dengan dunia anak-anak.

“Melalui permainan edukatif, kerjasama, kemandirian dan kreativitas yang nantinya akan menjadi bekal kehidupan anak di masa mendatang,” katanya.

Di PKBM, ada progran kesetaraan, yaitu Paket A (SD), Paket B (SMP), Paket C (SMA), dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk program literasi.

“Diharapkan, program ini dapat mendukung keberlanjutan pendidikan di masyarakat. Selain itu ada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang mengajarkan masyarakat untuk bersaing di dunia kerja,” tandasnya.

Sementara, Teddy Yulianto, pendiri Yayasan Teddy Yulianto Senin (8/10) mengatakan, PKBM merupakan salah satu solusi bagi anak-anak putus sekolah untuk mengejar ketertinggalan dalam kebutuhan pendidikan.

“Penyebab putus sekolah tidak hanya karena persoalan ekonomi saja, tapi bisa disebabkan perceraian orangtua, pergaulan bebas. Selain itu tak adanya waktu anak-anak bersekolah karena terpaksa harus bekerja, dan banyak lagi,” kata caleg DPRD DKI dari PPP Dapil Jaksel ini.

Teddy menambahkan, PKBM bisa dijadikan sarana alternatif bagi anak-anak yang tidak berminat belajar secara formal. Mereka bisa mempelajari bidang yang mereka minati seperti seni.

Yayasan Teddy Yulianto mendukung peningkatan taraf pendidikan di masyarakat. Sejak tahun 2008, Yayasan Teddy Yulianto telah mendirikan Flying Star di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang concern terhadap kepedulian pendidikan anak-anak di usia dini, serta mendirikan PKBM Starisa.

“Saat ini Flying Star menampung 20 anak dari keluarga tidak mampu. Alhamdulillah, mereka sudah fasih berbahasa Inggris,” ujarnya. (bbs/azw)

istimewa
SEMANGAT: Siswa dari PKBM semangat saat berfoto bersama.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepala Sudin Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Jakarta Selatan Joko Sugiarto mengungkapkan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan garda terakhir sistem pendidikan nasional 12 tahun untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

“Keberadaan PKBM, sebagai bukti peran serta masyarakat dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang cerdas. Ini sesuai dengan tema Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Anak Internasional (HAI) 2018,” ungkapnya.

Menurut Joko, PAUD merupakan dasar pendidikan akhlak dan pembentukan karakter anak. Tentunya cara mendidiknya harus disesuaikan dengan dunia anak-anak.

“Melalui permainan edukatif, kerjasama, kemandirian dan kreativitas yang nantinya akan menjadi bekal kehidupan anak di masa mendatang,” katanya.

Di PKBM, ada progran kesetaraan, yaitu Paket A (SD), Paket B (SMP), Paket C (SMA), dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) untuk program literasi.

“Diharapkan, program ini dapat mendukung keberlanjutan pendidikan di masyarakat. Selain itu ada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang mengajarkan masyarakat untuk bersaing di dunia kerja,” tandasnya.

Sementara, Teddy Yulianto, pendiri Yayasan Teddy Yulianto Senin (8/10) mengatakan, PKBM merupakan salah satu solusi bagi anak-anak putus sekolah untuk mengejar ketertinggalan dalam kebutuhan pendidikan.

“Penyebab putus sekolah tidak hanya karena persoalan ekonomi saja, tapi bisa disebabkan perceraian orangtua, pergaulan bebas. Selain itu tak adanya waktu anak-anak bersekolah karena terpaksa harus bekerja, dan banyak lagi,” kata caleg DPRD DKI dari PPP Dapil Jaksel ini.

Teddy menambahkan, PKBM bisa dijadikan sarana alternatif bagi anak-anak yang tidak berminat belajar secara formal. Mereka bisa mempelajari bidang yang mereka minati seperti seni.

Yayasan Teddy Yulianto mendukung peningkatan taraf pendidikan di masyarakat. Sejak tahun 2008, Yayasan Teddy Yulianto telah mendirikan Flying Star di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang concern terhadap kepedulian pendidikan anak-anak di usia dini, serta mendirikan PKBM Starisa.

“Saat ini Flying Star menampung 20 anak dari keluarga tidak mampu. Alhamdulillah, mereka sudah fasih berbahasa Inggris,” ujarnya. (bbs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/