29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Biaya Pertemuan IMF-World Bank 2018 Diperkirakan Rp500 Miliar

Annual meetings 2018 di Bali

BALI, SUMUTPOS.CO –  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut anggaran yang digunakan dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, tidak mencapai Rp 855,6 miliar. Angka itu merupakan anggaran yang disiapkan pemerintah dari pagu APBN 2017 dan 2018 serta sumbangan dari Bank Indonesia (BI).

“Anggaran itu sejak awal didiskusikan dan disepakati dengan DPR sebesar Rp 855,6 miliar, itu bukan tiba-tiba datang dari batu. Sampai hari ini dana yang sudah dikontrakkan Rp566 miliar,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/10) malam.

Luhut mengungkapkan, efisiensi yang dilakukan pemerintah mampu menekan pengeluaran untuk pertemuan tahunan IMF-WB. Namun, hal itu tidak membuat kualitas penyelenggaraan menjadi berkurang.

“Kita nego dengan Pak Susiwijono (Ketua Pelaksana Harian Pertemuan IMF-World Bank) yang kecil-kecil enggak perlu dikeluarin. Setelah audit kita akan tahu berapa, mungkin di bawah Rp 500 miliar,” jelas dia.

Ia menambahkan, penghematan itu bisa dilakukan lantaran pada beberapa aspek pemerintah lebih banyak memanfaatkan layanan sewa, bukan beli baru.

“Kita hampir enggak ada beli barang baru. Kita sewa semua. Jadi kalau orang Jakarta bilang kita mewah-mewah, asbun (asal bunyi) saja,” terangnya.

Di sisi lain, mantan Menko Polhukam itu juga mengklaim para delegasi dan tamu undangan kagum dengan upaya Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam negeri.

“Mereka juga kagum ada kasus bencana alam Sulawesi Tengah dan Lombok juga Asian paragames, tapi kita bisa mengatur dengan bagus dan ini memberikan confidence pada investor bahwa kalau mereka investasi di Indonesia,” lanjunya.

Sementara itu, dirinya memprediksi penerimaan Provinsi Bali karena kegiatan ini juga mencapai triliunan.

“Penerimaan Bali diperkirakan akan mendapat Rp 1,2 triliun. Turis asing ada 3000 orang yang daftar paket tour yang disediakan pemerintah. Ada yang ke Gili, Lombok, Labuan Bajo, Pulau Komodo sampai Toba,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10) malam.

Luhut juga memperkirakan jika dampak dari penyelenggaraan petemuan tahunan IMF-WB akan membuat pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 6,54 persen. Sebanyak 32 ribu lapangan kerja juga tercipta dari terselenggaranya acara tersebut.

“Dampaknya bagus, kita juga harus perluasan apron bandara juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penumpang yang masuk,” tuturnya.

Mantan Menko Polhukam itu juga menyebut para turis asing dan perwakilan delegasi negara sahabat puas terhadap layanan imigrasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Mereka puas dengan pelayanan imigrasi dan beacukai. Orang Indonesia memberikan data dengan akurat,” tandasnya. (hap/JPC/ram)

Annual meetings 2018 di Bali

BALI, SUMUTPOS.CO –  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut anggaran yang digunakan dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, tidak mencapai Rp 855,6 miliar. Angka itu merupakan anggaran yang disiapkan pemerintah dari pagu APBN 2017 dan 2018 serta sumbangan dari Bank Indonesia (BI).

“Anggaran itu sejak awal didiskusikan dan disepakati dengan DPR sebesar Rp 855,6 miliar, itu bukan tiba-tiba datang dari batu. Sampai hari ini dana yang sudah dikontrakkan Rp566 miliar,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/10) malam.

Luhut mengungkapkan, efisiensi yang dilakukan pemerintah mampu menekan pengeluaran untuk pertemuan tahunan IMF-WB. Namun, hal itu tidak membuat kualitas penyelenggaraan menjadi berkurang.

“Kita nego dengan Pak Susiwijono (Ketua Pelaksana Harian Pertemuan IMF-World Bank) yang kecil-kecil enggak perlu dikeluarin. Setelah audit kita akan tahu berapa, mungkin di bawah Rp 500 miliar,” jelas dia.

Ia menambahkan, penghematan itu bisa dilakukan lantaran pada beberapa aspek pemerintah lebih banyak memanfaatkan layanan sewa, bukan beli baru.

“Kita hampir enggak ada beli barang baru. Kita sewa semua. Jadi kalau orang Jakarta bilang kita mewah-mewah, asbun (asal bunyi) saja,” terangnya.

Di sisi lain, mantan Menko Polhukam itu juga mengklaim para delegasi dan tamu undangan kagum dengan upaya Indonesia dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam negeri.

“Mereka juga kagum ada kasus bencana alam Sulawesi Tengah dan Lombok juga Asian paragames, tapi kita bisa mengatur dengan bagus dan ini memberikan confidence pada investor bahwa kalau mereka investasi di Indonesia,” lanjunya.

Sementara itu, dirinya memprediksi penerimaan Provinsi Bali karena kegiatan ini juga mencapai triliunan.

“Penerimaan Bali diperkirakan akan mendapat Rp 1,2 triliun. Turis asing ada 3000 orang yang daftar paket tour yang disediakan pemerintah. Ada yang ke Gili, Lombok, Labuan Bajo, Pulau Komodo sampai Toba,” ujarnya di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10) malam.

Luhut juga memperkirakan jika dampak dari penyelenggaraan petemuan tahunan IMF-WB akan membuat pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 6,54 persen. Sebanyak 32 ribu lapangan kerja juga tercipta dari terselenggaranya acara tersebut.

“Dampaknya bagus, kita juga harus perluasan apron bandara juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penumpang yang masuk,” tuturnya.

Mantan Menko Polhukam itu juga menyebut para turis asing dan perwakilan delegasi negara sahabat puas terhadap layanan imigrasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Mereka puas dengan pelayanan imigrasi dan beacukai. Orang Indonesia memberikan data dengan akurat,” tandasnya. (hap/JPC/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/