MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara belum aman dari aksi terorisme. Apalagi saat menangkapan teroris di Kota Tanjungbalai, Kamis (19/10) lalu, seorang terduga teroris yang disebut-sebut sebagai calon ‘pengantin’, lolos dari penyergapan.
Karenanya, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto tak menampik jika ancaman aksi teror itu masih nyata. Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap berwaspada. “Salah satu program Kapolri kan mencegah konflik dan antisipasi terror. Bukan hanya di Sumut, sejak (aksi teror) CIMB Niaga, penyerangan Polsek Hamparan Perak (Tahun 2010) terhadap anggota Polda, penangkapan Mei (di Tanjungbalai) lalu dan kemarin yg merupakan DPO pelaku, membuktikan memang ada (ancaman teror),” ungkap Agus kepada Sumut Pos, Minggu (21/10).
Ia mengatakan, perlunya dukungan masyarakat untuk membantu aparat kepolisian dalam menjaga ancaman aksi terorisme di Sumut. “Makanya kita minta masyarakat ikut mendukung untuk menangkal ancaman aksi teror terhadap masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban kejahatan mereka (pelaku teror),” harapnya.
Diketahui, pascapenangkapan kemarin di Tanjungbalai, terungkap para pelaku teror menarget penyerangan ke kantor polisi dan rumah ibadah. Sekaitan informasi ini, pengamanan pun kabarnya di tingkatkan.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menyebut, pengamanan di setiap kantor polisi sudah disesuaikan untuk mencegah aksi teror.
“Pada dasarnya untuk pengamanan di setiap kantor polisi sudah sesuai Protap (Prosedur Tetap) untuk mencegah aksi teror,” katanya.
Dalam Protap pengamanan tersebut, kata Tatan, personel yang bertugas akan terus waspada. “Semisal yang piket tidak boleh meninggalkan tempat selama masih waktu jaga. Kemudian saat bertugas tidak sendiri, teknik buddy system namanya. Setidaknya seperti itu,” ungkapnya.
Ia mengatakan pengejaran satu orang lagi terduga teroris itu dilakukan oleh Densus 88. “Polda Sumut dalam hal ini sifatnya hanya mem-back up,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, dua terduga teroris ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror di Kelurahan Kapias Pulau Buaya, Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjunbalai, Sumatera Utara (Sumut). Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, kedua warga Tanjungbalai itu tewas usai mencoba kabur dan memberikan perlawanan terhadap petugas pada saat ditangkap, Kamis (18/10).
“Tersangka yang meninggal dunia karena saat dilakukan penindakan dua pelaku ini melakukan penyerangan kepada petugas menggunakan senjata api dan senjata tajam,” kata Agus di Tanjungbalai, Jumat (19/10).
Kedua terduga teroris itu tewas setelah mengalami luka tembak yang dilakukan personel kepolisian saat penangkapan. Kemudian, polisi juga menyita barang bukti, termasuk bahan peledak. “Barang bukti yang dapat kami sita dari pelaku adalah satu buah senjata api rakitan, sebuah selongsong peluru yang sudah diledakkan. Kemudian 20 butir peluru sisa, dan satu senjata tajam serta lima kontainer (kotak) yang berisi bahan peledak,” sebutnya.(dvs)