31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Siap-siap! BNN Bidik Kantor, Kampus, bahkan Apotek

ANTARA FOTO/Zabur Karuru/Net Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menempelkan stiker "stop narkoba" di dinding salah satu mini market di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/11). Penempelan stiker di mini market dan sejumlah pusat perbelanjaan tersebut dalam rangka kampanye memerangi bahaya penyalagunaan narkoba.
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/Net
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menempelkan stiker “stop narkoba” di dinding salah satu mini market di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/11). Penempelan stiker di mini market dan sejumlah pusat perbelanjaan tersebut dalam rangka kampanye memerangi bahaya penyalagunaan narkoba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai memperluas sasaran razia. Jika dalam beberapa pekan terakhir rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan (lapas) yang diobok-obok, dalam satu bulan ke depan sederet lokasi bakal dimasuki.

Juru Bicara BNN Kombes Pol Slamet Pribadi menyebut beberapa titik operasi yang akan disasar di antaranya bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, lapas, tempat-tempat hiburan malam, hotel, apartemen, lokasi objek wisata, kantor, kampus, sekolah, apotek, daerah pemukiman, serta kos-kosan.

“Operasi gabungan ini rencananya akan digelar selama satu bulan dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang juga didukung oleh kegiatan kampanye dan rehabilitasi,” ujar Slamet Pribadi dalam keterangannya kemarin (30/3).

Dijelaskan, operasi ini merupakan langkah lanjutan menanggapi situasi darurat narkoba di Indonesia. Operasi BNN bersama dengan dan beberapa instansi terkait lainnya ini dinamai dengan operasi berantas sindikat narkoba (Bersinar) 2016.  Operasi melibatkan sekitar 326 orang yang terdiri dari Mabes Polri, BNN, TNI, dan instansi-instansi terkait.

Dikatakan, pelaksanaan operasi bersinar 2016 juga digelar sebagai bentuk tindak lanjut dari amanah Presiden Jokowi untuk memberantas narkoba yang sudah memasuki fase darurat.

“Target utama dalam operasi gabungan ini adalah sindikat jaringan Narkoba, bandar, kurir, pemodal peracikan narkoba, pengguna, serta penyalahguna. Sebanyak 19 wilayah di Indonesia akan menjadi fokus operasi, dimana salah satunya adalah DKI Jakarta,” terangnya, tanpa menyebut daerah mana lagi yang masuk daftar bakal disasar.

Slamet mengatakan, kegiatan operasi gabungan ini tidak hanya berupa kegiatan razia, tetapi juga berbagai kegiatan seperti kampanye perang terhadap narkoba dan rehabilitasi terhadap orang-orang yang terjaring dalam operasi.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, umlah pengguna narkoba di Indonesia meningkat 2,2 persen pada tahun 2015 menjadi 4,1 juta orang. Kerugian material akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp 60 triliun.

Dari data survei BNN tahun lalu, bisa dipastikan Sumut masuk dalam daftar sasaran operasi ini. Di mana, Sumut masuk peringkat ketiga provinsi rawan narkoba.Peringkat pertama DKI Jakarta, dengan pengguna narkoba mencapai 4,1 persen dari 6,98 juta penduduk yang berusia 10-59 tahun. Angka melonjak tiga tahun berikutnya, yakni 7,01 persen dari sekitar 8 juta penduduk ibukota.

Peringkat kedua, Kaltim, disusul Sumut, dimana prevalensi kasus narkoba mencapai 3,06 persen dari 9,8 juta penduduk berusia 10-55 tahun.  Peringkat keempat dan kelima, yakni Kepulauan Riau dan Yogyakarta. (sam/adz)

ANTARA FOTO/Zabur Karuru/Net Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menempelkan stiker "stop narkoba" di dinding salah satu mini market di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/11). Penempelan stiker di mini market dan sejumlah pusat perbelanjaan tersebut dalam rangka kampanye memerangi bahaya penyalagunaan narkoba.
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/Net
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso menempelkan stiker “stop narkoba” di dinding salah satu mini market di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/11). Penempelan stiker di mini market dan sejumlah pusat perbelanjaan tersebut dalam rangka kampanye memerangi bahaya penyalagunaan narkoba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai memperluas sasaran razia. Jika dalam beberapa pekan terakhir rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan (lapas) yang diobok-obok, dalam satu bulan ke depan sederet lokasi bakal dimasuki.

Juru Bicara BNN Kombes Pol Slamet Pribadi menyebut beberapa titik operasi yang akan disasar di antaranya bandara, pelabuhan, terminal, stasiun, lapas, tempat-tempat hiburan malam, hotel, apartemen, lokasi objek wisata, kantor, kampus, sekolah, apotek, daerah pemukiman, serta kos-kosan.

“Operasi gabungan ini rencananya akan digelar selama satu bulan dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang juga didukung oleh kegiatan kampanye dan rehabilitasi,” ujar Slamet Pribadi dalam keterangannya kemarin (30/3).

Dijelaskan, operasi ini merupakan langkah lanjutan menanggapi situasi darurat narkoba di Indonesia. Operasi BNN bersama dengan dan beberapa instansi terkait lainnya ini dinamai dengan operasi berantas sindikat narkoba (Bersinar) 2016.  Operasi melibatkan sekitar 326 orang yang terdiri dari Mabes Polri, BNN, TNI, dan instansi-instansi terkait.

Dikatakan, pelaksanaan operasi bersinar 2016 juga digelar sebagai bentuk tindak lanjut dari amanah Presiden Jokowi untuk memberantas narkoba yang sudah memasuki fase darurat.

“Target utama dalam operasi gabungan ini adalah sindikat jaringan Narkoba, bandar, kurir, pemodal peracikan narkoba, pengguna, serta penyalahguna. Sebanyak 19 wilayah di Indonesia akan menjadi fokus operasi, dimana salah satunya adalah DKI Jakarta,” terangnya, tanpa menyebut daerah mana lagi yang masuk daftar bakal disasar.

Slamet mengatakan, kegiatan operasi gabungan ini tidak hanya berupa kegiatan razia, tetapi juga berbagai kegiatan seperti kampanye perang terhadap narkoba dan rehabilitasi terhadap orang-orang yang terjaring dalam operasi.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, umlah pengguna narkoba di Indonesia meningkat 2,2 persen pada tahun 2015 menjadi 4,1 juta orang. Kerugian material akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp 60 triliun.

Dari data survei BNN tahun lalu, bisa dipastikan Sumut masuk dalam daftar sasaran operasi ini. Di mana, Sumut masuk peringkat ketiga provinsi rawan narkoba.Peringkat pertama DKI Jakarta, dengan pengguna narkoba mencapai 4,1 persen dari 6,98 juta penduduk yang berusia 10-59 tahun. Angka melonjak tiga tahun berikutnya, yakni 7,01 persen dari sekitar 8 juta penduduk ibukota.

Peringkat kedua, Kaltim, disusul Sumut, dimana prevalensi kasus narkoba mencapai 3,06 persen dari 9,8 juta penduduk berusia 10-55 tahun.  Peringkat keempat dan kelima, yakni Kepulauan Riau dan Yogyakarta. (sam/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/