28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Saatnya Ukir Sejarah

SEKALI LAGI
Selangkah lagi Saddil Ramdani dan kawan- kawan berlaga di Piala Dunia
U-20 jika mampu mengalahkan Jepang, Minggu (28/10) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Timnas Indonesia U-19 ingin menatap sejarah baru dengan lolos ke Piala Dunia U-20. Prestasi yang terakhir kali diukir tahun 1979. Hanya berjarak 90 menit menuju ke sana, mereka harus lebih dulu menghadapi raksasa Asia Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (28/10).

Timnas U-19 seakan ingin membuktikan pesimisme terhadap mereka di awal turnamen. Tim besutan Indra Sjafri awalnya dianggap tak superior dengan sederet hasil ujicoba sebelumnya. Ekspektasi lebih besar justru ada pada timnas U-16 yang juga nyaris lolos ke Piala Dunia U-17 namun tersingkir oleh Australia.

Garuda Nusantara tentu tak mau hal tersebut terjadi. Setelah libur latihan sehari, timnas U-19 kembali digenjot. Ini lantaran fisik penggawa timnas Indonesia U-19 terkuras setelah bertarung habis-habisan melawan Uni Emirat Arab U-19 (24/10).

Nah, saat pemain beristirahat, staf pelatih memanfaatkan waktu untuk meracik strategi menghadapi Jepang. Indra juga sudah mengintip kekuatan Jepang saat membantai Irak 5-0.

Yang terpenting timnas U-19 tak keder dengan lawannya. Tak silau dengan kekuatan Jepang.

Asisten pelatih sekaligus psikolog timnas, Guntur mengatakan, siapapun lawannya, sepak bola adalah sepak bola. Mau semifinal ataupun final, pemain harus fokus untuk bisa mencetak gol dan mengamankan gawangnya. Cara berpikir skuad Garuda Nusantara harus diubah untuk hadapi Jepang.

’’Jadi bukan berpikir lawan lebih kuat atau lebih lemah. Tapi berpikir bagaimana bereaksi menghadapi lawan. Jadi harus tetap tenang.’’ kata Guntur.

Guntur juga memantau penampilan Jepang. Terutama, bagaimana cara Jepang bertanding dan merespons lawan-lawan dalam pertandingan. ’’Dari situ saya bisa menganalisis segala macam yang berkenaan dengan Jepang,’’ bebernya.

Optimisme dilontarkan. Gelandang Timnas U-19 Syahrian Abimanyu yang menilai, setiap tim memiliki peluang yang sama sebelum peluit panjang tanda pertandingan usai dibunyikan. “Kami optimistis, apalagi kami tuan rumah. Sama-sama makan nasi, sama-sama main bola,” katanya.

Timnas U-19 menjanjikan kekuatan berbeda dari pertemuan tujuh bulan lalu di tempat yang sama. Ketika itu timnas U-19 Indonesia kalah dengan skor telak, 1-4. Berbeda dengan saat ini yang dilatih Indra Sjafri, saat itu Garuda Muda masih dinakhodai Bima Sakti.

Jepang U-19 memang menjadi favorit juara karena selain merupakan juara bertahan, mereka kali ini diperkuat pemain yang pernah mengenyam pendidikan di akademi La Massia, Barcelona. Pemain itu bahkan disebut Messi-nya Jepang, yakni Takefusa Kubo.

Meski demikian, Abimanyu menilai, Indonesia tak boleh gentar meski lawan dinilai memiliki pemain sekelas Messi. “Kubo (Messi-nya Jepang U-19, red), ya? Kami juga punya Messi-nya Indonesia (Egy Maulana Vikri, red). Tetapi, mereka bermain secara tim, tidak terpaku sama satu orang. Ini yang harus kami waspadai,” ungkapnya.

Namun timnas U-19 akan kehilangan bek tengah andalannya, Nur Hidayat. Pemain Bhayangkara FC itu harus absen lantaran kartu merah yang diterimanya ketika melawan UEA. Posisi Pria asli Makasar itu bakal digantikan oleh Indra Mustofa yang bermain cukup apik dalam dua pertandingan terakhir. Sementara Egy Maulana Vikri kemungkinan bisa turun meski harus ditarik keluar saat bersua UEA.

Di kubu lawan, Jepang juga tak mau kecolongan. Pelatih Jepang Masanaga Kageyama senang dengan hasil yang diraih anak asuhnya selama penyisihan. Itu menjadi modal untuk menghadapi Indonesia.

’’Kami sekarang berpikir bagaimana melawan Indonesia. Indonesia tim yang kuat. Saya sudah menyaksikan semua pertandingannya, baik melawan Qatar (21/10) ataupun Uni Emirat Arab (24/10),’’ tuturnya.

Tiga nama menjadi perhatian Kageyama. Dia mewaspadai Egy Maulana Vikri, Todd Rivaldo, dan Witan Sulaeman. Ketiganya dinilai bisa menyulitkan Jepang. Faktor lain yang ditakutinya adalah teror suporter.

Dia menyadari Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dipenuhi oleh suporter lawan. ’’Sementara kami? Anda tahu bagaimana. Sekarang kami fokus memulihkan kondisi terlebih dahulu,’’ ucapnya. (bbs/jpc/don)

SEKALI LAGI
Selangkah lagi Saddil Ramdani dan kawan- kawan berlaga di Piala Dunia
U-20 jika mampu mengalahkan Jepang, Minggu (28/10) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Timnas Indonesia U-19 ingin menatap sejarah baru dengan lolos ke Piala Dunia U-20. Prestasi yang terakhir kali diukir tahun 1979. Hanya berjarak 90 menit menuju ke sana, mereka harus lebih dulu menghadapi raksasa Asia Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (28/10).

Timnas U-19 seakan ingin membuktikan pesimisme terhadap mereka di awal turnamen. Tim besutan Indra Sjafri awalnya dianggap tak superior dengan sederet hasil ujicoba sebelumnya. Ekspektasi lebih besar justru ada pada timnas U-16 yang juga nyaris lolos ke Piala Dunia U-17 namun tersingkir oleh Australia.

Garuda Nusantara tentu tak mau hal tersebut terjadi. Setelah libur latihan sehari, timnas U-19 kembali digenjot. Ini lantaran fisik penggawa timnas Indonesia U-19 terkuras setelah bertarung habis-habisan melawan Uni Emirat Arab U-19 (24/10).

Nah, saat pemain beristirahat, staf pelatih memanfaatkan waktu untuk meracik strategi menghadapi Jepang. Indra juga sudah mengintip kekuatan Jepang saat membantai Irak 5-0.

Yang terpenting timnas U-19 tak keder dengan lawannya. Tak silau dengan kekuatan Jepang.

Asisten pelatih sekaligus psikolog timnas, Guntur mengatakan, siapapun lawannya, sepak bola adalah sepak bola. Mau semifinal ataupun final, pemain harus fokus untuk bisa mencetak gol dan mengamankan gawangnya. Cara berpikir skuad Garuda Nusantara harus diubah untuk hadapi Jepang.

’’Jadi bukan berpikir lawan lebih kuat atau lebih lemah. Tapi berpikir bagaimana bereaksi menghadapi lawan. Jadi harus tetap tenang.’’ kata Guntur.

Guntur juga memantau penampilan Jepang. Terutama, bagaimana cara Jepang bertanding dan merespons lawan-lawan dalam pertandingan. ’’Dari situ saya bisa menganalisis segala macam yang berkenaan dengan Jepang,’’ bebernya.

Optimisme dilontarkan. Gelandang Timnas U-19 Syahrian Abimanyu yang menilai, setiap tim memiliki peluang yang sama sebelum peluit panjang tanda pertandingan usai dibunyikan. “Kami optimistis, apalagi kami tuan rumah. Sama-sama makan nasi, sama-sama main bola,” katanya.

Timnas U-19 menjanjikan kekuatan berbeda dari pertemuan tujuh bulan lalu di tempat yang sama. Ketika itu timnas U-19 Indonesia kalah dengan skor telak, 1-4. Berbeda dengan saat ini yang dilatih Indra Sjafri, saat itu Garuda Muda masih dinakhodai Bima Sakti.

Jepang U-19 memang menjadi favorit juara karena selain merupakan juara bertahan, mereka kali ini diperkuat pemain yang pernah mengenyam pendidikan di akademi La Massia, Barcelona. Pemain itu bahkan disebut Messi-nya Jepang, yakni Takefusa Kubo.

Meski demikian, Abimanyu menilai, Indonesia tak boleh gentar meski lawan dinilai memiliki pemain sekelas Messi. “Kubo (Messi-nya Jepang U-19, red), ya? Kami juga punya Messi-nya Indonesia (Egy Maulana Vikri, red). Tetapi, mereka bermain secara tim, tidak terpaku sama satu orang. Ini yang harus kami waspadai,” ungkapnya.

Namun timnas U-19 akan kehilangan bek tengah andalannya, Nur Hidayat. Pemain Bhayangkara FC itu harus absen lantaran kartu merah yang diterimanya ketika melawan UEA. Posisi Pria asli Makasar itu bakal digantikan oleh Indra Mustofa yang bermain cukup apik dalam dua pertandingan terakhir. Sementara Egy Maulana Vikri kemungkinan bisa turun meski harus ditarik keluar saat bersua UEA.

Di kubu lawan, Jepang juga tak mau kecolongan. Pelatih Jepang Masanaga Kageyama senang dengan hasil yang diraih anak asuhnya selama penyisihan. Itu menjadi modal untuk menghadapi Indonesia.

’’Kami sekarang berpikir bagaimana melawan Indonesia. Indonesia tim yang kuat. Saya sudah menyaksikan semua pertandingannya, baik melawan Qatar (21/10) ataupun Uni Emirat Arab (24/10),’’ tuturnya.

Tiga nama menjadi perhatian Kageyama. Dia mewaspadai Egy Maulana Vikri, Todd Rivaldo, dan Witan Sulaeman. Ketiganya dinilai bisa menyulitkan Jepang. Faktor lain yang ditakutinya adalah teror suporter.

Dia menyadari Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dipenuhi oleh suporter lawan. ’’Sementara kami? Anda tahu bagaimana. Sekarang kami fokus memulihkan kondisi terlebih dahulu,’’ ucapnya. (bbs/jpc/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/