23 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Hapus Dugaan Sabotase

KANTONG JENAZAH:
Petugas Basarnas mengangkat kantong jenazah berisi potongan jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610, ke kapal, Jumat (2/11).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berbagai dugaan muncul dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada Senin (29/10) lalu. Salah satunya mengenai adanya bahan peledak yang diduga jadi penyebab jatuhnya pesawat. Namun hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, menyatakan tidak ada indikasi bahan peledak pada pesawat nahas itu. Temuan itu sekaligus menghapus dugaan sabosate.

KEPALA Bidang Balistik, Metalurgi Forensik Puslabfor Bareskrim Mabes Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya, mengatakan setelah pihaknya melakukan hasil tes sementara dari alat yang dibawanya terhadap beberapa potongan barang bawaan milik korban tragedi Lion Air, dipastikan negatif bahan peledak “Setelah menggunakan alat itu, dipastikan negatif bahan peledak,” ungkap Kombes Pol Ulung pada wartawan Jumat (2/11) di kawasan Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ulung mengatakan, pihaknya mengambil beberapa sampel dari barang-barang milik korban yang ditemukan dari lokasi jatuhnya Lion Air JT610 di Tanjung Karawang. Selain itu juga beberapa serpihan non-logam pesawat yang akan diteliti di Laboratorium Mabes Polri. “Yang diambil sampel serpihan tas. Karena kebanyakan tas (yang ditemukan), sama serpihan non-logam pesawat. Untuk memastikan, dia ada bahan peledak atau enggak,” ungkap Ulung.

Selain kotak hitam yang telah ditemukan, semua barang-barang juga diperiksa. Bahkan pihaknya telah memeriksa hampir semua benda-benda peninggalan milik korban, yang masih dibiarkan terkumpul di kawasan JICT) II.

“Semuanya diperiksa keseluruhan. Pusatnya memang di kotak hitam. Tapi yang di lapangan juga penting,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, pihak kepolisian akan mengambil alih, jika memang terdapat indikasi atau dugaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, karena adanya sabotase memakai bahan peledak. “Kalau diduga ada pidana, larinya ke Puslabfor. Polisi langsung ambil alih. Nanti data dari black box akan ketahuan juga ada ledakan sebelumnya atau enggak,” ucap Ulung.

Pemeriksa Bahan Peledak Puslabfor, Kompol Heriyandi, mengatakan pihaknya memeriksa karena ada dugaan adanya muatan penumpang yang dicurigai membuat ledakan dalam pesawat Lion Air tersebut.

“Ya misalnya ada kelalaian penumpang, bawa barang yang berbahaya yang tidak terdeteksi. Kan bisa saja. Perlu kita pastikan juga selain dari mesin. Ada material khusus, umpamanya barang-barang muatan penumpang yang dicurigai. Material-material yang kita tidak tahu, itu yang kita teliti,” jelas Heriyandi.

Sebelumnya, Bareskrim Polri membentuk tim khusus (timsus) untuk menyelidiki kemungkinan penyebab non-teknis dalam peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).

“Tugas yang dibentuk tim Bareskrim itu adalah mengantisipasi atau meneliti apakah ada sabotase atau tidak,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto. Setyo menjelaskan, tim khusus yang dibentuk itu akan mengecek dan melihat mulai dari manifes penumpang, proses masuknya barang, dan sebagainya.

Tim khusus itu akan melakukan investigasi terkait kemungkinan faktor non teknis penyebab jatuhnya pesawat. Sementara, dari sisi teknis, investigasi tetap dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Jadi tim tadi yang mengantisipasi ada tidaknya sabotase. Kalau teknis masalah pesawat, SOP segala macam itu KNKT,” ujar Setyo.

KANTONG JENAZAH:
Petugas Basarnas mengangkat kantong jenazah berisi potongan jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610, ke kapal, Jumat (2/11).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Berbagai dugaan muncul dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada Senin (29/10) lalu. Salah satunya mengenai adanya bahan peledak yang diduga jadi penyebab jatuhnya pesawat. Namun hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, menyatakan tidak ada indikasi bahan peledak pada pesawat nahas itu. Temuan itu sekaligus menghapus dugaan sabosate.

KEPALA Bidang Balistik, Metalurgi Forensik Puslabfor Bareskrim Mabes Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya, mengatakan setelah pihaknya melakukan hasil tes sementara dari alat yang dibawanya terhadap beberapa potongan barang bawaan milik korban tragedi Lion Air, dipastikan negatif bahan peledak “Setelah menggunakan alat itu, dipastikan negatif bahan peledak,” ungkap Kombes Pol Ulung pada wartawan Jumat (2/11) di kawasan Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ulung mengatakan, pihaknya mengambil beberapa sampel dari barang-barang milik korban yang ditemukan dari lokasi jatuhnya Lion Air JT610 di Tanjung Karawang. Selain itu juga beberapa serpihan non-logam pesawat yang akan diteliti di Laboratorium Mabes Polri. “Yang diambil sampel serpihan tas. Karena kebanyakan tas (yang ditemukan), sama serpihan non-logam pesawat. Untuk memastikan, dia ada bahan peledak atau enggak,” ungkap Ulung.

Selain kotak hitam yang telah ditemukan, semua barang-barang juga diperiksa. Bahkan pihaknya telah memeriksa hampir semua benda-benda peninggalan milik korban, yang masih dibiarkan terkumpul di kawasan JICT) II.

“Semuanya diperiksa keseluruhan. Pusatnya memang di kotak hitam. Tapi yang di lapangan juga penting,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, pihak kepolisian akan mengambil alih, jika memang terdapat indikasi atau dugaan jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, karena adanya sabotase memakai bahan peledak. “Kalau diduga ada pidana, larinya ke Puslabfor. Polisi langsung ambil alih. Nanti data dari black box akan ketahuan juga ada ledakan sebelumnya atau enggak,” ucap Ulung.

Pemeriksa Bahan Peledak Puslabfor, Kompol Heriyandi, mengatakan pihaknya memeriksa karena ada dugaan adanya muatan penumpang yang dicurigai membuat ledakan dalam pesawat Lion Air tersebut.

“Ya misalnya ada kelalaian penumpang, bawa barang yang berbahaya yang tidak terdeteksi. Kan bisa saja. Perlu kita pastikan juga selain dari mesin. Ada material khusus, umpamanya barang-barang muatan penumpang yang dicurigai. Material-material yang kita tidak tahu, itu yang kita teliti,” jelas Heriyandi.

Sebelumnya, Bareskrim Polri membentuk tim khusus (timsus) untuk menyelidiki kemungkinan penyebab non-teknis dalam peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).

“Tugas yang dibentuk tim Bareskrim itu adalah mengantisipasi atau meneliti apakah ada sabotase atau tidak,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto. Setyo menjelaskan, tim khusus yang dibentuk itu akan mengecek dan melihat mulai dari manifes penumpang, proses masuknya barang, dan sebagainya.

Tim khusus itu akan melakukan investigasi terkait kemungkinan faktor non teknis penyebab jatuhnya pesawat. Sementara, dari sisi teknis, investigasi tetap dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Jadi tim tadi yang mengantisipasi ada tidaknya sabotase. Kalau teknis masalah pesawat, SOP segala macam itu KNKT,” ujar Setyo.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/