30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Erupsi Sinabung Menurun, Karo Genjot Wisata Baru

M IDRIS/Sumutpos
Kepala Dinas Kabupaten Karo Mulia Barus didampingi GM Hotel Internasional Sibayak memaparkan potensi wisata baru, saat berbincang kepada wartawan, kemarin.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pascamenurunnya intensitas erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, beberapa bulan terakhir tahun ini, kunjungan wisatawan ke daerah tersebut terus meningkat. Terlebih, terdapat kawasan wisata baru yang tengah dikembangkan oleh pelaku wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, Mulia Barus mengaku, berdasarkan data terakhir tercatat 700 ribu lebih wisatawan yang telah berkunjung baik itu domestik maupun mancanegara. “Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Karo mencapai 700 ribu lebih. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 30 persen dibanding tahun lalu (2017). Kita berharap dan yakin angka itu akan terus meningkat hingga akhir tahun dengan tambahan 10 persen lagi,” ungkap Mulia Barus saat berbincang kepada wartawan di Hotel Internasional Sibayak, kemarin.

Menurut Mulia, meningkatnya kunjungan wisatawan pada tahun ini di Tanah Karo tidak terlepas dari peran serta pelaku wisata, Taman Simalem Resort. Sebab, Taman Simalem Resort terus mengembangkan potensi-potensi wisata baru dengan bekerja sama kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

“Taman Simalem Resort telah mendapat penghargaan Indonesian Suitainable Tourism Award (ISTA), yang menduduki peringkat kedua setelah Bali pada tahun 2017. Lalu, pada tahun ini juga mendapat penghargaan sebagai Pamong Wisata Berkelanjutan. Jadi, apa yang telah diperbuat mereka patut dicontoh, karena membenahi wilayah tanpa merusak, sehingga dapat dirasakan oleh generasi yang akan datang. Mereka menggabungkan sektor pariwisata dengan pertanian, yaitu agrowisata dan ecowisata,” papar Mulia.

Di antara, destinasi wisata baru di Karo yang dibenahi, jelas Mulia yakni beberapa desa di kawasan Kecamatan Merek. Seperti di Desa Dokan yang dijadikan wisata budaya kearifan lokal. Desa ini juga dikembangkan sektor pertaniannya dengan sistem organik, dimana kelompok tani diberikan pelatihan dan pembekalan untuk menerapkannya. Hasil dari pertanian organik bisa dijadikan buah tangan oleh para wisatawan, dan bahkan disuplai ke beberapa kabupaten/kota di Sumut hingga ke provinsi lain.

“Selain Desa Dokan, Desa Pangambaten, Desa Regaji, dan Desa Mulia Rakyat juga dibudidayakan tanaman organik. Sedangkan di Desa Tongging yang terdapat Air Terjun Sipiso-piso dikembangkan dengan menampilkan atraksi budaya dan tempat souvenir yang dibangun serta paket edukasi pertanian,” sebutnya.

Diutarakan Mulia, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi prioritas setelah pertanian. Hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Karena, masyarakat yang sudah terpola dalam mata pencahariannya bertani, perlu dikembangkan ke sektor pariwisata dengan membuat kerajinan dan lainnya. “Pariwisata ini bisa dirasakan oleh semua kalangan, akan tetapi butuh kreativitas,” tuturnya.

Lebih lanjut Mulia mengatakan, dengan pengembangan wisata baru itu wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati keindahan alam saja di bumi Tanah Karo maupun Danau Toba. Melainkan, juga dapat memiliki pengetahuan tentang budaya dan pertanian.

“Kecamatan Merek menjadi kawasan strategis potensi pariwisata yang bernilai jual tinggi. Oleh sebab itu, makanya perlu terus dikembangkan dengan kreativitas. Untuk itu, sebagai dukungan pemerintah tengah diwacanakan membuat akses baru atau infrastruktur jalan menuju Tanah Karo. Jadi, nantinya tidak hanya mengandalkan jalur Medan-Berastagi tetapi jalur lain lewat di Kecamatan Merek,” imbuh Mulia.

Ia menambahkan, harapannya ke depan tetap ada yang dikembangkan Taman Simalem Resort, sehingga menjadi daya tarik atau warna tersendiri bagi destinasi wisata di Tanah Karo.

Sementara, mewakili Taman Simalem Resort, General Manager Hotel Internasional Sibayak, Dedi Nelson mengaku cukup bangga dengan sambutan dan dukungan Pemkab Karo yang terbuka untuk mengembangkan potensi wisata berkesinambungan yang ada. “Kalau kita cermati erupsi Sinabung tidak sekuat yang lama setelah Februari lalu. Karena tidak begitu aktif, ini menjadi momen atau kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk bisa lebih meningkat lagi potensi wisata,” kata Dedi.

Ia menuturkan, pada wisata baru yang terus digalakkan Taman Simalem Resort sejalan dengan harapan Menteri Pariwisata, bahwa pariwisata berkesinambungan sangat menarik untuk terus dieksplor dengan melibatkan masyarakat. “Kehadiran Taman Simalem Resort tak sekedar untuk bisnis tetapi juga memberikan kontribusi kepada pemerintah dan juga masyarakat,” tuturnya.

Dedi mengatakan, Kabupaten Karo memiliki potensi pariwisata dengan keindahan alam yang begitu luar biasa. Oleh sebab itu, sangat disayangkan bila tidak dioptimalkan dengan. Namun, perlu suatu terobosan untuk terus mengembangkan potensi wisata tersebut.

“Dalam mengembangkan ini semua, konsep utama yang perlu ditanamkan yakni melestarikan peninggalan sejarah daerah itu sendiri. Sebab, itulah yang menjadi daya tarik. Selain itu, dukungan infrastruktur dan sumber daya alam (SDM) juga dibutuhkan. Khusus SDM, perlu kreativitas dalam mengangkat potensi wisata dengan menggali kekayaan alam serta budaya lokal,” tandasnya. (ris/azw)

M IDRIS/Sumutpos
Kepala Dinas Kabupaten Karo Mulia Barus didampingi GM Hotel Internasional Sibayak memaparkan potensi wisata baru, saat berbincang kepada wartawan, kemarin.

KARO, SUMUTPOS.CO – Pascamenurunnya intensitas erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, beberapa bulan terakhir tahun ini, kunjungan wisatawan ke daerah tersebut terus meningkat. Terlebih, terdapat kawasan wisata baru yang tengah dikembangkan oleh pelaku wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, Mulia Barus mengaku, berdasarkan data terakhir tercatat 700 ribu lebih wisatawan yang telah berkunjung baik itu domestik maupun mancanegara. “Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Karo mencapai 700 ribu lebih. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 30 persen dibanding tahun lalu (2017). Kita berharap dan yakin angka itu akan terus meningkat hingga akhir tahun dengan tambahan 10 persen lagi,” ungkap Mulia Barus saat berbincang kepada wartawan di Hotel Internasional Sibayak, kemarin.

Menurut Mulia, meningkatnya kunjungan wisatawan pada tahun ini di Tanah Karo tidak terlepas dari peran serta pelaku wisata, Taman Simalem Resort. Sebab, Taman Simalem Resort terus mengembangkan potensi-potensi wisata baru dengan bekerja sama kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

“Taman Simalem Resort telah mendapat penghargaan Indonesian Suitainable Tourism Award (ISTA), yang menduduki peringkat kedua setelah Bali pada tahun 2017. Lalu, pada tahun ini juga mendapat penghargaan sebagai Pamong Wisata Berkelanjutan. Jadi, apa yang telah diperbuat mereka patut dicontoh, karena membenahi wilayah tanpa merusak, sehingga dapat dirasakan oleh generasi yang akan datang. Mereka menggabungkan sektor pariwisata dengan pertanian, yaitu agrowisata dan ecowisata,” papar Mulia.

Di antara, destinasi wisata baru di Karo yang dibenahi, jelas Mulia yakni beberapa desa di kawasan Kecamatan Merek. Seperti di Desa Dokan yang dijadikan wisata budaya kearifan lokal. Desa ini juga dikembangkan sektor pertaniannya dengan sistem organik, dimana kelompok tani diberikan pelatihan dan pembekalan untuk menerapkannya. Hasil dari pertanian organik bisa dijadikan buah tangan oleh para wisatawan, dan bahkan disuplai ke beberapa kabupaten/kota di Sumut hingga ke provinsi lain.

“Selain Desa Dokan, Desa Pangambaten, Desa Regaji, dan Desa Mulia Rakyat juga dibudidayakan tanaman organik. Sedangkan di Desa Tongging yang terdapat Air Terjun Sipiso-piso dikembangkan dengan menampilkan atraksi budaya dan tempat souvenir yang dibangun serta paket edukasi pertanian,” sebutnya.

Diutarakan Mulia, sektor pariwisata di Tanah Karo menjadi prioritas setelah pertanian. Hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat. Karena, masyarakat yang sudah terpola dalam mata pencahariannya bertani, perlu dikembangkan ke sektor pariwisata dengan membuat kerajinan dan lainnya. “Pariwisata ini bisa dirasakan oleh semua kalangan, akan tetapi butuh kreativitas,” tuturnya.

Lebih lanjut Mulia mengatakan, dengan pengembangan wisata baru itu wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati keindahan alam saja di bumi Tanah Karo maupun Danau Toba. Melainkan, juga dapat memiliki pengetahuan tentang budaya dan pertanian.

“Kecamatan Merek menjadi kawasan strategis potensi pariwisata yang bernilai jual tinggi. Oleh sebab itu, makanya perlu terus dikembangkan dengan kreativitas. Untuk itu, sebagai dukungan pemerintah tengah diwacanakan membuat akses baru atau infrastruktur jalan menuju Tanah Karo. Jadi, nantinya tidak hanya mengandalkan jalur Medan-Berastagi tetapi jalur lain lewat di Kecamatan Merek,” imbuh Mulia.

Ia menambahkan, harapannya ke depan tetap ada yang dikembangkan Taman Simalem Resort, sehingga menjadi daya tarik atau warna tersendiri bagi destinasi wisata di Tanah Karo.

Sementara, mewakili Taman Simalem Resort, General Manager Hotel Internasional Sibayak, Dedi Nelson mengaku cukup bangga dengan sambutan dan dukungan Pemkab Karo yang terbuka untuk mengembangkan potensi wisata berkesinambungan yang ada. “Kalau kita cermati erupsi Sinabung tidak sekuat yang lama setelah Februari lalu. Karena tidak begitu aktif, ini menjadi momen atau kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk bisa lebih meningkat lagi potensi wisata,” kata Dedi.

Ia menuturkan, pada wisata baru yang terus digalakkan Taman Simalem Resort sejalan dengan harapan Menteri Pariwisata, bahwa pariwisata berkesinambungan sangat menarik untuk terus dieksplor dengan melibatkan masyarakat. “Kehadiran Taman Simalem Resort tak sekedar untuk bisnis tetapi juga memberikan kontribusi kepada pemerintah dan juga masyarakat,” tuturnya.

Dedi mengatakan, Kabupaten Karo memiliki potensi pariwisata dengan keindahan alam yang begitu luar biasa. Oleh sebab itu, sangat disayangkan bila tidak dioptimalkan dengan. Namun, perlu suatu terobosan untuk terus mengembangkan potensi wisata tersebut.

“Dalam mengembangkan ini semua, konsep utama yang perlu ditanamkan yakni melestarikan peninggalan sejarah daerah itu sendiri. Sebab, itulah yang menjadi daya tarik. Selain itu, dukungan infrastruktur dan sumber daya alam (SDM) juga dibutuhkan. Khusus SDM, perlu kreativitas dalam mengangkat potensi wisata dengan menggali kekayaan alam serta budaya lokal,” tandasnya. (ris/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/