26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bahagia Bayar Klaim per Tahun Hingga Rp7 Triliun

istimewa
SERVICE PRIMA MANULIFE: Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Jonathan Hekster (kiri) berbicang dengan nasabah di kantor pusat Manilife, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan asuransi jiwa Manulife Indonesia terus memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik yang dimiliki dengan memastikan kepuasan konsumen menjadi hal utama. Dengan itu,  Seluruh lini bisnis dan pola kerja perusahaan diubah dengan mengacu pada cara pandang konsumen.

“Kami memperhatikan betul apa yang diinginkan konsumen. Bagaimana memperlakukan mereka sebagai manusia,” ujar Presiden Direktur dan CEO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Jonathan Hekster kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/12).

Hekster menjelaskan, Manulife memilih melihat segala sisi dari sudut pandang konsumen. Hal tersebut dilakukan semata-mata demi memenuhi kepentingan nasabah. Hal itu yang menjadi alasan Manulife menerapkan matrik net promoter score (NPS). Langkah tersebut untuk menilai ataupun mengkaji apakah nasabah percaya dan puas terhadap layanan Manulife. Ternyata, angka NPS Manulife naik tajam, melebihi rata-rata dari 44 di 2017 menjadi 52 di 2018.

“Ini menunjukkan kenaikan tingkat kepercayaan dan kepuasan nasabah atau masyarakat terhadap layanan Manulife Indonesia secara keseluruhan,” ujar Hekster.

Hal itu, terbukti dari apa yang dilakukan Manulife dengan fokus pada nasabah melalui pembayaran klaim. Setidaknya setiap jam Manulife membayar klaim Rp750 juta atau sekitar Rp 7 triliun per tahunnya.“Filosofi kami adalah kita harus senang membayar klaim, karena itu tugas kita, tugas mulia,” kata Hekster.

Menurut Hekster, membayar klaim bukan hanya membantu orang, tetapi membuktikan bahwa asuransi jiwa juga berguna. Seperti saat terjadi gempa dan tsunami di Palu. Tiga minggu setelah kejadian, Hekster tiba di Palu dan melakukan fast track atau mempercepat pembayaran klaim.

Saat itu, ia juga melakukan penyerahan klaim kepada tiga ahli waris sebesar Rp875 juta. Hekster beserta tim Manulife bahkan bertemu langsung dengan Gubernur Sulawesi. “Kami harus happy bayar klaim. Karena itu tugas kita,” ujar dia.

Kemudian, Secara strategi, pihaknya percaya, dari 61 perusahaan asuransi jiwa di Tanah Air, pasti memiliki agen dan produk yang bagus. Namun, jika pelayanan masih kaku, tetap saja tidak akan bisa memenangi persaingan. “Yang bisa unggul di Indonesia adalah yang memiliki pelayanan bagus,” ucap Hekster kembali.

Hekster mengakui, pelayanan Manulife berkualitas, tetapi memerlukan system pendukung yang kuat dan saling bergantungan.

Sehingga jika ada permintaan informasi dari nasabah, hal tersebut dapat dipenuhi dengan cepat dan tepat.(gus/ram)

istimewa
SERVICE PRIMA MANULIFE: Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Jonathan Hekster (kiri) berbicang dengan nasabah di kantor pusat Manilife, belum lama ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan asuransi jiwa Manulife Indonesia terus memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik yang dimiliki dengan memastikan kepuasan konsumen menjadi hal utama. Dengan itu,  Seluruh lini bisnis dan pola kerja perusahaan diubah dengan mengacu pada cara pandang konsumen.

“Kami memperhatikan betul apa yang diinginkan konsumen. Bagaimana memperlakukan mereka sebagai manusia,” ujar Presiden Direktur dan CEO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Jonathan Hekster kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/12).

Hekster menjelaskan, Manulife memilih melihat segala sisi dari sudut pandang konsumen. Hal tersebut dilakukan semata-mata demi memenuhi kepentingan nasabah. Hal itu yang menjadi alasan Manulife menerapkan matrik net promoter score (NPS). Langkah tersebut untuk menilai ataupun mengkaji apakah nasabah percaya dan puas terhadap layanan Manulife. Ternyata, angka NPS Manulife naik tajam, melebihi rata-rata dari 44 di 2017 menjadi 52 di 2018.

“Ini menunjukkan kenaikan tingkat kepercayaan dan kepuasan nasabah atau masyarakat terhadap layanan Manulife Indonesia secara keseluruhan,” ujar Hekster.

Hal itu, terbukti dari apa yang dilakukan Manulife dengan fokus pada nasabah melalui pembayaran klaim. Setidaknya setiap jam Manulife membayar klaim Rp750 juta atau sekitar Rp 7 triliun per tahunnya.“Filosofi kami adalah kita harus senang membayar klaim, karena itu tugas kita, tugas mulia,” kata Hekster.

Menurut Hekster, membayar klaim bukan hanya membantu orang, tetapi membuktikan bahwa asuransi jiwa juga berguna. Seperti saat terjadi gempa dan tsunami di Palu. Tiga minggu setelah kejadian, Hekster tiba di Palu dan melakukan fast track atau mempercepat pembayaran klaim.

Saat itu, ia juga melakukan penyerahan klaim kepada tiga ahli waris sebesar Rp875 juta. Hekster beserta tim Manulife bahkan bertemu langsung dengan Gubernur Sulawesi. “Kami harus happy bayar klaim. Karena itu tugas kita,” ujar dia.

Kemudian, Secara strategi, pihaknya percaya, dari 61 perusahaan asuransi jiwa di Tanah Air, pasti memiliki agen dan produk yang bagus. Namun, jika pelayanan masih kaku, tetap saja tidak akan bisa memenangi persaingan. “Yang bisa unggul di Indonesia adalah yang memiliki pelayanan bagus,” ucap Hekster kembali.

Hekster mengakui, pelayanan Manulife berkualitas, tetapi memerlukan system pendukung yang kuat dan saling bergantungan.

Sehingga jika ada permintaan informasi dari nasabah, hal tersebut dapat dipenuhi dengan cepat dan tepat.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/