MEDAN-Pelatih asing yang disarankan pihak konsorsium untuk mengarsiteki PSMS ditolak mentah-mentah oleh pengurus. Pasalnya, kehadiran pelatih asing dinilai takkan mampu membangkitkan semangat kedaerahan tim Ayam Kinantan.
Pelaksana Teknis PSMS Idris menuturkan, PSMS menolak nama pelatih asing yang ditawarkan konsorsium seperti Roberto Bianchi. “PSMS tegas menolak nama pelatih yang disodorkan konsorsium. Tidak perlu pelatih asing, PSMS butuh pelatih lokal,” ungkapnya, Senin (17/10).
Tidak hanya itu menolak pelatih, pengurus PSMS juga menampik lima pemain dibawa sang pelatih, karena dianggap akan merusak tatanan tim yang sudah dibentuk oleh tim pemandu bakat PSMS Suharto dan Roekinoy.
Karenanya, musim ini PSMS dipastikan kembali menggunakan Suharto sebagai pelatih kepala. Soal sertifikat kepelatihan level B milik Suharto yang tidak sesuai peraturan PSSI, Idris menyatakan, pihaknya akan mencari sosok arsitek untuk melengkapi persyaratan tersebut. “Yang menangani tim nanti Suharto. Soal legalitas pelatih, kami sedang mencari sosok pelatih yang lisensinya A sebagai memnuhi syarat formalitas saja,” terangnya.
Dengan begitu, peran pelatih kepala di PSMS nantinya hanya akan menjadi boneka, sementara Suharto yang di atas kertas berposisi sebagai asisten pelatih justru bertindak sebagai pelatih kepala.
Tidak hanya menolak pelatih, PSMS juga menolak nama Chief Executive Officer (CEO) PSMS yang dirujuk konsorsium yakni Pio Paulus Sembiring.
Idris menyatakan, CEO harus diisi oleh pengurus PSMS, bukan orang luar. Meski Pio merupakan seorang pentolan klub suporter PSMS, PSMS Fans Club (PFC).
“CEO juga harus orang PSMS, bukan orang luar. Kami rasa, untuk sekarang ini PSMS belum butuyh sosok CEO. Yang dibutuhkan PSMS hanya sosok manajer tim,” katanya lagi.
Soal siapa manajer PSMS? Idris belum bisa memastikan. Ia menyatakan, Wali Kota Medan yang juga Ketua Umum PSMS yang nantinya akan memutuskan. “Belum tahu siapa, yang pasti Pak Wali Kota yang memutuskan,” ujarnya.
Sementara Pio yang dikonfirmasi membenarkan penunjukannya sebagai CEO PSMS oleh konsorsium. “Memang benar dari pihak konsorsium menawarkan aku untuk jadi CEO. Kenapa aku tertarik dengan tawaran itu? Karena pembentukan tim mengarah ke professional. Di sana pelatih merangkap manajer, sedangkan CEO konsentrasi pada masalah pendanaan yang sudah tentu tidak mudah untuk dilakukan,” jelasnya.
Ia juga tengah membujuk beberapa nama mantan pemain PSMS untuk bergabung. “Sebenarnya bukan melobi, karena semua masih belum jelas, aku hanya tanya anak-anak Medan yang sudah punya nama. Sekarang main di mana, dan berapa nilai kontraknya, cuma sejauh itu. Karena kalau sampai melobi nanti malah bisa salah kaprah,” tutur Pio.
Pio sendiri tak mau menimbang sebesar apa peluangnya menjadi CEO. “Kalau peluang, aku enggak memikirkan itu, karena siapa pun yang menjadi CEO PSMS nantinya harus mampu membawa PSMS ke arah yang lebih baik,” tambah Pio.
“Harapanku siapa pun itu, yang penting yang terbaik untuk PSMS, karena saat ini nama PSMS sudah semakin tak diperhitungkan lagi. Slogan suporter yang menyatakan berani mengorbankan nyawa demi PSMS, hendaknya tertanam di jiwa pengurus ke depan,” pungkasnya. (saz)