26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemerintah Makin Panik

Pulihkan Banjir Thailand Butuh Rp292 Triliun

BANGKOK- Pemerintah Thailand semakin panik menghadapi banjir, yang akan melanda wilayah ibu kota, Bangkok. Air yang tiap menit harus dipantau, di sisi lain harga kebutuhan terus melonjak yang berdampak pemerintah butuh anggaran besar.

Banjir di sepertiga wilayah Thailand yang telah melanda sejak dua bulan lalu, Pemerintah Thailand, terus mengupayakan agar wilayah Bangkok tak terendam. Kini, pemerintahan akan memasang 1 juta karung pasir.
Seperti disampaikan Gubernur Bangkok, Sukhumbhand Paribatra, Senin (17/10) malam. Paribrata menyerukan lebih dari 1 juta karung pasir akan dipasang untuk men cegah banjir masuk ke ibu kota. Seruan itu dikeluarkan terkait ancaman banjir besar dari waduk-waduk di wilayah utara Thailand.

Kini,banjir sudah mengepung wilayah sekitar Bangkok, termasuk kompleks industri Ayutthaya. Keperluan akan karung pasir itu membuat harga barang melonjak, bahkan untuk satu karung pasir bernilai 2,44 dolar US setara dengan Rp17 ribu.

Menurut dia, kondisi saat ini benar-benar kritis karena perkembangan tiap menit harus dipantau. “Kami mendesak pemerintah menyediakan karung pasir itu sekarang atau bakal terlambat,” katanya dalam temu pers.
Sementara itu, Juru bicara Komando Operasi Bantuan Banjir Sean Boonpracong mengatakan karena informasi yang diterima dari lapangan tidak akurat membuat situasi saat ini tidak jelas. Tapi, dia menegaskan Bangkok masih jauh dari ancaman banjir.  Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menilai banjir yang melanda negaranya kali ini yang terparah dalam setengah abad terakhir. Lebih dari 300 orang tewas dan sediktinya 930 pabrik berhenti beroperasi. Akibatnya, 300 ribu pekerja terpaksa diliburkan.

Yingluck memaparkanya, sekitar 100 miliar baht (3,3 miliar dolar AS) setara Rp292 triliun akan diperlukan untuk memulihkan daerah-daerah yang terkena dampak banjir di Thailand utara dan tengah.
Selain itu, pemerintah harus meng habiskan anggaran yang besar untuk memperbaiki dan memperkuat seluruh sistem manajemen air di Thailand. Sebagian besar anggaran akan diperuntukkan memulihkan sektor industri dan pertanian ekstensif rusak.

“Instansi pemerintah harus meninjau rencana pengeluaran anggaran mereka. Penekanan akan diberikan kepada investasi di sektor ekonomi,” kata Yingluck. Kini, dua ratus bus dari Bangkok Mass Transit Authority dan kendaraan militer menunggu di depan tempat itu untuk mengambil pekerja ke pusat-pusat evakuasi. (net/bbs/jpnn)

Pulihkan Banjir Thailand Butuh Rp292 Triliun

BANGKOK- Pemerintah Thailand semakin panik menghadapi banjir, yang akan melanda wilayah ibu kota, Bangkok. Air yang tiap menit harus dipantau, di sisi lain harga kebutuhan terus melonjak yang berdampak pemerintah butuh anggaran besar.

Banjir di sepertiga wilayah Thailand yang telah melanda sejak dua bulan lalu, Pemerintah Thailand, terus mengupayakan agar wilayah Bangkok tak terendam. Kini, pemerintahan akan memasang 1 juta karung pasir.
Seperti disampaikan Gubernur Bangkok, Sukhumbhand Paribatra, Senin (17/10) malam. Paribrata menyerukan lebih dari 1 juta karung pasir akan dipasang untuk men cegah banjir masuk ke ibu kota. Seruan itu dikeluarkan terkait ancaman banjir besar dari waduk-waduk di wilayah utara Thailand.

Kini,banjir sudah mengepung wilayah sekitar Bangkok, termasuk kompleks industri Ayutthaya. Keperluan akan karung pasir itu membuat harga barang melonjak, bahkan untuk satu karung pasir bernilai 2,44 dolar US setara dengan Rp17 ribu.

Menurut dia, kondisi saat ini benar-benar kritis karena perkembangan tiap menit harus dipantau. “Kami mendesak pemerintah menyediakan karung pasir itu sekarang atau bakal terlambat,” katanya dalam temu pers.
Sementara itu, Juru bicara Komando Operasi Bantuan Banjir Sean Boonpracong mengatakan karena informasi yang diterima dari lapangan tidak akurat membuat situasi saat ini tidak jelas. Tapi, dia menegaskan Bangkok masih jauh dari ancaman banjir.  Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menilai banjir yang melanda negaranya kali ini yang terparah dalam setengah abad terakhir. Lebih dari 300 orang tewas dan sediktinya 930 pabrik berhenti beroperasi. Akibatnya, 300 ribu pekerja terpaksa diliburkan.

Yingluck memaparkanya, sekitar 100 miliar baht (3,3 miliar dolar AS) setara Rp292 triliun akan diperlukan untuk memulihkan daerah-daerah yang terkena dampak banjir di Thailand utara dan tengah.
Selain itu, pemerintah harus meng habiskan anggaran yang besar untuk memperbaiki dan memperkuat seluruh sistem manajemen air di Thailand. Sebagian besar anggaran akan diperuntukkan memulihkan sektor industri dan pertanian ekstensif rusak.

“Instansi pemerintah harus meninjau rencana pengeluaran anggaran mereka. Penekanan akan diberikan kepada investasi di sektor ekonomi,” kata Yingluck. Kini, dua ratus bus dari Bangkok Mass Transit Authority dan kendaraan militer menunggu di depan tempat itu untuk mengambil pekerja ke pusat-pusat evakuasi. (net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/