28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sumatera Utara Surplus Beras 10 Persen

MEDAN-Wilayah yang luas dan tanah yang subur membuat Sumatera Utara  menjadi provinsi yang ideal bercocoktanam padi-padian, bahan pangan lain dan palawija. Tak heran kalau Sumut masih termasuk daerah swasembada padi di Indonesia.

Dari data Dinas Pertanian Sumatera Utara, produksi padi Sumut berlebih 10 persen. “Data tahun ini (2011) jumlah penduduk Sumut 13.375.655 jiwa, dengan kebutuhan 1.830.464 ton per kapita, sedangkan produksi beras kita mencapai 2.044.876 ton per kapita, ini berarti kita sudah swasembada beras,” ujar Kasubag Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini.

Karena itu, tidak ada pengaruh untuk Sumut bila impor beras dari Thailand dan Vietnam dihentikan. Seperti diketahui, untuk saat ini Thailand telah menghentikan impor berasnya ke Indonesia secara sepihak.

Walau beras sudah bisa dikatakan swasembada, tetapi pada kenyataanya, masih banyak ditemukan beras impor di pasar Sumut. “Hal ini karena tidak ada kejelasan terkait masalah distribusi beras di Sumut,” ujar Lusyantini.
Menurutnya, bila jalan keluar masuk kendaraan di Sumut dijaga ketat, pendistribusian beras tidak akan sampai keluar Sumut. “Dari darat, kita sangat dekat dengan Riau, dan daerah yang tidak produksi beras, jadi bila dijaga jalan keluar masuk beras Sumut, pasti dapat dihindari kekurangan beras disini (Sumut, Red),” tambahnya.

Selain itu, yang harus diperhatikan saat berada di jembatan timbang, karena dinas perhubungan tidak memiliki data khusus untuk komoditas pertanian. “Ada 11 jembatan timbangan di Sumut, dan bila melewatinya, yang tercatat hanya komoditas pertanian, tetapi spesifikasinya dan berapa beratnya tidak tercatat,” tambahnya.

Padahal, kata dia, komoditas pertanian tersebut sangat banyak, seperti padi, jangung, dan kedelai. Jadi, menurutnya, harus ada kejelasan terkait catatan Dinas Perhubungan untuk mengetahui distribusi beras Sumut.
Sementara itu, dari data Bulog Divre I Sumut, untuk saat ini stok beras hingga 6 bulan ke depan masih tersedia. “Stok beras kita per 14 oktober sebanyak 74.600 ton dengan kebutuhan 12.700 ton per bulan. Stok tersebut sudah termasuk beras impor dari Vietnam,” ujar Humas Bulog Divre I Sumut, Rusli.

Per September 2011 kemarin, beras Vietnam masuk ke pelabuhan Belawan sebanyak 8.400 ton. Beras yang saat ini berada di gudang Bulog bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan di Sumut, melainkan juga disediakan untuk semua daerah di Indonesia  yang membutuhkan.

“Bila ada daerah yang membutuhkan beras, dan terdekat dengan Sumut, maka kita bisa segera menyalurkannya, stok ini bukan hanya untuk Sumut,” ujar Rusli. (mag-9)

MEDAN-Wilayah yang luas dan tanah yang subur membuat Sumatera Utara  menjadi provinsi yang ideal bercocoktanam padi-padian, bahan pangan lain dan palawija. Tak heran kalau Sumut masih termasuk daerah swasembada padi di Indonesia.

Dari data Dinas Pertanian Sumatera Utara, produksi padi Sumut berlebih 10 persen. “Data tahun ini (2011) jumlah penduduk Sumut 13.375.655 jiwa, dengan kebutuhan 1.830.464 ton per kapita, sedangkan produksi beras kita mencapai 2.044.876 ton per kapita, ini berarti kita sudah swasembada beras,” ujar Kasubag Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini.

Karena itu, tidak ada pengaruh untuk Sumut bila impor beras dari Thailand dan Vietnam dihentikan. Seperti diketahui, untuk saat ini Thailand telah menghentikan impor berasnya ke Indonesia secara sepihak.

Walau beras sudah bisa dikatakan swasembada, tetapi pada kenyataanya, masih banyak ditemukan beras impor di pasar Sumut. “Hal ini karena tidak ada kejelasan terkait masalah distribusi beras di Sumut,” ujar Lusyantini.
Menurutnya, bila jalan keluar masuk kendaraan di Sumut dijaga ketat, pendistribusian beras tidak akan sampai keluar Sumut. “Dari darat, kita sangat dekat dengan Riau, dan daerah yang tidak produksi beras, jadi bila dijaga jalan keluar masuk beras Sumut, pasti dapat dihindari kekurangan beras disini (Sumut, Red),” tambahnya.

Selain itu, yang harus diperhatikan saat berada di jembatan timbang, karena dinas perhubungan tidak memiliki data khusus untuk komoditas pertanian. “Ada 11 jembatan timbangan di Sumut, dan bila melewatinya, yang tercatat hanya komoditas pertanian, tetapi spesifikasinya dan berapa beratnya tidak tercatat,” tambahnya.

Padahal, kata dia, komoditas pertanian tersebut sangat banyak, seperti padi, jangung, dan kedelai. Jadi, menurutnya, harus ada kejelasan terkait catatan Dinas Perhubungan untuk mengetahui distribusi beras Sumut.
Sementara itu, dari data Bulog Divre I Sumut, untuk saat ini stok beras hingga 6 bulan ke depan masih tersedia. “Stok beras kita per 14 oktober sebanyak 74.600 ton dengan kebutuhan 12.700 ton per bulan. Stok tersebut sudah termasuk beras impor dari Vietnam,” ujar Humas Bulog Divre I Sumut, Rusli.

Per September 2011 kemarin, beras Vietnam masuk ke pelabuhan Belawan sebanyak 8.400 ton. Beras yang saat ini berada di gudang Bulog bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan di Sumut, melainkan juga disediakan untuk semua daerah di Indonesia  yang membutuhkan.

“Bila ada daerah yang membutuhkan beras, dan terdekat dengan Sumut, maka kita bisa segera menyalurkannya, stok ini bukan hanya untuk Sumut,” ujar Rusli. (mag-9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/