25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

9 Imigran Gelap Myanmar Kabur dari Aceh

SURYA/SUMUT POS
BAHASA ISYARAT: Kapolres Sergai, AKBP Juliarman Pasaribu menggunakan bahasa isyarat dibantu handphonenya untuk berbicara dengan pengungsi, Rabu (13/2).

Sebanyak 9 pengungsi etnis Rohingya Myanmar tersesat di Kabupaten Sergai. Mereka terlihat bingung dan tidak tahu akan kemana.

ERWIN Syahyar Lumban Tobing (46) adalah orang yang pertama kali menemukan para imigran gelap itu.

Saat itu, Erwin heran. Ia melihat gerombolan orang asing berkulit hitam berdiri di depan warung kopi miliknya di Dusun XVI, Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Rabu (13/2).

Curiga, lalu Erwin memanggil Julianto (54) untuk bersama-sama menanyakan asal usul mereka. Namun, tidak ada jawaban darinya.

Oleh warga, kesembilan Warga Negara Asing (WNA) itu dikumpulkan di warung milik Erwin. Salah satu dari mereka mengatakan, bahwa mereka berasal dari Myanmar.

Setelah mendengar ucapan dari WNA asal Myanmar tersebut, Erwin melaporkan kepada Kepala Desa Sei Bamban. Oleh Kepala Desa, temuan ini langsung diteruskan ke Polsek Firdaus.

Kemudian, personel Polsek Firdaus bersama Sat IntelKam Polres Sergai menuju ke lokasi. Oleh petugas, para imigran digelandang ke Mapolres Sergai guna didata di Sat Intelkam Polres Sergai.

Dari hasil pendataan diketahui, 3 WNA memiliki kartu identitas dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan 2 unit handphone.

Kepada petugas, para WNA mengaku kabur dari Aceh menuju Medan dan tersesat di Sergai.

“Mereka ini pengungsi etnis Rohingya yang berasal dari Aceh,” ujar Kapolres Sergai AKBP H Juliarman Eka Putra Pasaribu SSos, SIK, MH, Rabu (13/2).

Kesembilan WNA Myanmar itu masing-masing, Roshid Ahmad (28), Mohamad Solim (27), Mohamad Idris (24), Abdul Mabud (16), Nur Islam (15), Mohamad Ayas (15), Mohamad Salim (15), Mohamad Taker (17) dan Habes Mohamad Ismail (18).

Kapolres Sergai mengatakan, semua imigran tidak ada yang mengerti bahasa Inggris dan Indonesia.

“Jadi sempat bingung kita dibuat mereka apa tujuannya datang kesini. Kemudian kita kordinasi dengan Pemkab Sergai melalui Kesbangpol untuk mengantar mereka ke Rudenim yang ada di Belawan,” kata AKBP Juliarman.

Setelah didata, kesembilan Imigran Rohingya asal Myanmar ini diantarkan ke Rudenim yang berada di Belawan mengunakan bus milik Pemkab Sergai.

Sebelumnya, petugas membuat berita acara serah terima orang asing yang diserahkan Sat Intelkam Polres Sergai kepada Pemkab Sergai melalui Kesbangpol.

Dokumen diterima oleh Kaban Kesbangpol Sergai, Drs H Purba Siregar MSi.(sur/ala)

SURYA/SUMUT POS
BAHASA ISYARAT: Kapolres Sergai, AKBP Juliarman Pasaribu menggunakan bahasa isyarat dibantu handphonenya untuk berbicara dengan pengungsi, Rabu (13/2).

Sebanyak 9 pengungsi etnis Rohingya Myanmar tersesat di Kabupaten Sergai. Mereka terlihat bingung dan tidak tahu akan kemana.

ERWIN Syahyar Lumban Tobing (46) adalah orang yang pertama kali menemukan para imigran gelap itu.

Saat itu, Erwin heran. Ia melihat gerombolan orang asing berkulit hitam berdiri di depan warung kopi miliknya di Dusun XVI, Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Rabu (13/2).

Curiga, lalu Erwin memanggil Julianto (54) untuk bersama-sama menanyakan asal usul mereka. Namun, tidak ada jawaban darinya.

Oleh warga, kesembilan Warga Negara Asing (WNA) itu dikumpulkan di warung milik Erwin. Salah satu dari mereka mengatakan, bahwa mereka berasal dari Myanmar.

Setelah mendengar ucapan dari WNA asal Myanmar tersebut, Erwin melaporkan kepada Kepala Desa Sei Bamban. Oleh Kepala Desa, temuan ini langsung diteruskan ke Polsek Firdaus.

Kemudian, personel Polsek Firdaus bersama Sat IntelKam Polres Sergai menuju ke lokasi. Oleh petugas, para imigran digelandang ke Mapolres Sergai guna didata di Sat Intelkam Polres Sergai.

Dari hasil pendataan diketahui, 3 WNA memiliki kartu identitas dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan 2 unit handphone.

Kepada petugas, para WNA mengaku kabur dari Aceh menuju Medan dan tersesat di Sergai.

“Mereka ini pengungsi etnis Rohingya yang berasal dari Aceh,” ujar Kapolres Sergai AKBP H Juliarman Eka Putra Pasaribu SSos, SIK, MH, Rabu (13/2).

Kesembilan WNA Myanmar itu masing-masing, Roshid Ahmad (28), Mohamad Solim (27), Mohamad Idris (24), Abdul Mabud (16), Nur Islam (15), Mohamad Ayas (15), Mohamad Salim (15), Mohamad Taker (17) dan Habes Mohamad Ismail (18).

Kapolres Sergai mengatakan, semua imigran tidak ada yang mengerti bahasa Inggris dan Indonesia.

“Jadi sempat bingung kita dibuat mereka apa tujuannya datang kesini. Kemudian kita kordinasi dengan Pemkab Sergai melalui Kesbangpol untuk mengantar mereka ke Rudenim yang ada di Belawan,” kata AKBP Juliarman.

Setelah didata, kesembilan Imigran Rohingya asal Myanmar ini diantarkan ke Rudenim yang berada di Belawan mengunakan bus milik Pemkab Sergai.

Sebelumnya, petugas membuat berita acara serah terima orang asing yang diserahkan Sat Intelkam Polres Sergai kepada Pemkab Sergai melalui Kesbangpol.

Dokumen diterima oleh Kaban Kesbangpol Sergai, Drs H Purba Siregar MSi.(sur/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/