TAIPEI- Presiden Taiwan Ma Ying-jeou menegaskan tak akan terlibat dalam perundingan damai dengan Cina, kecuali mendapat dukungan warganya. Demikian disampaikannya dalam konferensi pers di ibukota Taiwan, Taipeh, Kamis (20/10).
“Perundingan damai dengan Cina harus ada dukungan warga,” ucapnya.
Ungkapan itu disampaikan Ma sekaligus menampik tudingan oposisi, bahwa Ma Ying-jeou telah menanda-tangani perjanjian perdamaian dengan Tiongkok untuk 10 tahun mendatang.
“Penandatanganan masih menunggu persetujuan rakyat. Karena setiap perjanjian harus disetujui legislatif,” papar Ma.
Tawaran yang disampaikan Ma langsung ditanggapai partai oposisi, Partai Demokrasi Progresif. Partai tersebut mengecam gagasan Ma sebagai langkah menuju penyatuan.
Sejak Presiden Ma terpilih pada 2008, seperti dilaporkan BBC dari ibukota Taipei. Hubungan itu masih terbatas pada kerja sama ekonomi dan politik.
Ada kekhwatiran, sikap Ma mengarah para unifikasi dengan Cina, yang masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang.
Para pengamat yang dekat dengan presiden mengatakan presiden ingin memanfaatkan kondisi hubungannya guna membangun perdamaian abadi antara keduanya. Apalagi, Presiden Ma disebut mengakui Cina akan menjadi semakin kuat pada tahun-tahun mendatang.
Menteri Taiwan urusan hubungan dengan Tiongkok membantah kecaman mengenai kemungkinan perjanjian perdamaian secara resmi untuk mengakhiri perang saudara antara Tiongkok sudah berjalan lebih dari 60 tahun.
Kedua negara menghentikan peperangan pada tahun 1960-an, namun tidak pernah menandatangani kesepakatan damai secara resmi. Hubungan Taiwan dan Cina berada pada titik terbaik dalam waktu beberapa puluh tahun. (bbs/bbc/jpnn)