29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tingkatkan Hubungan Indonesia-Jepang

MEDAN-Anggota DPD RI utusan Sumatera Utara DR H Rahmat Shah melihat baik upaya-upaya penguatan hubungan baik dua negara, Indonesia -Jepang yang dapat diwujudkan melalui kegiatan penampilan dan pagelaran seni budaya. Upaya seperti ini harus senantiasa didukung untuk lebih menguatkan keharmonisan hubungan kedua negara.

Hal tersebut disampaikan Rahmat  melalui Staff Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky MA yang hadir pada kegiatan pagelaran seni musik tradisionil Jepang yang dikemas pada acara yang bertajuk “Sound of Japan” di gedung laboratorium Pariwisata Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Rabu (19/10).  Kegiatan pagelaran ini menampilkan permainan alat music tradisional Jepang, Koto, Shamisen dan Shakuhachi serta dirangkai dengan workshop mengenai seni musik tradisional Jepang.

Rahmat yang juga Konsul Kehormatan Republik Turki, sebagai diplomat diakui cukup bersahabat dengan para Konsul Jenderal yang ada di Medan. Selain itu, Rahmat juga dikenal cukup akrab dengan Konsul Jenderal Jepang di Medan Yuji Hamada. Sebelumnya, Rahmat berkesempatan hadir pada kegiatan yang disponsori oleh Konsulat Jenderal Jepang di Medan, yakni pada acara North Sumatera Budosai (Martial Art) Gathering yang berlangsung beberapa waktu lalu,  yakni pada acara yang menampilkan Live Demo sembilan cabang olah raga bela diri yang ada di Indonesai, yakni Aikido, Judo, Jujitsu, Karate, Kempo, Kendo, Pencak Silat, Taekwondo dan Wushu.

Rahmat mengakui bahwa dirinya  sangat menghargai kesungguhan masyarakat Jepang untuk melestarikan budaya tradisional yang mereka miliki. Masyarakat Jepang terkenal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologinya, namun di sisi lain mereka tetap menjaga keseimbangan sejarah dengan tetap memperhatikan dan melestarikan nilai-nilai dan budaya tradisionil mereka yang telah berlangsung secara turun temurun.

Dalam kaitan tersebut, Rahmat mengajak masyarakat Sumatera Utara untuk mau mengambil pelajaran dan nilai-nilai positif dari Jepang, termasuk salah satunya adalah Sortir Program yang dapat dijadikan model bagi pemerintah dalam pembangunan, yakni proses pembangunan yang melibatkan keikutsertaan masyarakat mulai dari proses perencanaan pembangunan hingga kepada pengawasan pembangunan itu sendiri. Dalam konsep Sortir Program, seluruh program pembangunan, benar-benar merupakan program pembangunan yang jelas-jelas dibutuhkan masyarakat.

Pagelaran seni musik tradisionil Jepang yang menampilkan suguhan alat musik tradisionil Koto, Shamisen dan Shakuhachi ini merupakan program kerjasama antara Konsulat Jenderal Jepang di Medan dengan The Japan Foundation dan Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, USU. Kegiatan ini bagian dari tour Sound of Japan di beberapa kota di Indonesia, yakni, Jakarta, Surabaya dan Medan. (*/ila)

MEDAN-Anggota DPD RI utusan Sumatera Utara DR H Rahmat Shah melihat baik upaya-upaya penguatan hubungan baik dua negara, Indonesia -Jepang yang dapat diwujudkan melalui kegiatan penampilan dan pagelaran seni budaya. Upaya seperti ini harus senantiasa didukung untuk lebih menguatkan keharmonisan hubungan kedua negara.

Hal tersebut disampaikan Rahmat  melalui Staff Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky MA yang hadir pada kegiatan pagelaran seni musik tradisionil Jepang yang dikemas pada acara yang bertajuk “Sound of Japan” di gedung laboratorium Pariwisata Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Rabu (19/10).  Kegiatan pagelaran ini menampilkan permainan alat music tradisional Jepang, Koto, Shamisen dan Shakuhachi serta dirangkai dengan workshop mengenai seni musik tradisional Jepang.

Rahmat yang juga Konsul Kehormatan Republik Turki, sebagai diplomat diakui cukup bersahabat dengan para Konsul Jenderal yang ada di Medan. Selain itu, Rahmat juga dikenal cukup akrab dengan Konsul Jenderal Jepang di Medan Yuji Hamada. Sebelumnya, Rahmat berkesempatan hadir pada kegiatan yang disponsori oleh Konsulat Jenderal Jepang di Medan, yakni pada acara North Sumatera Budosai (Martial Art) Gathering yang berlangsung beberapa waktu lalu,  yakni pada acara yang menampilkan Live Demo sembilan cabang olah raga bela diri yang ada di Indonesai, yakni Aikido, Judo, Jujitsu, Karate, Kempo, Kendo, Pencak Silat, Taekwondo dan Wushu.

Rahmat mengakui bahwa dirinya  sangat menghargai kesungguhan masyarakat Jepang untuk melestarikan budaya tradisional yang mereka miliki. Masyarakat Jepang terkenal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologinya, namun di sisi lain mereka tetap menjaga keseimbangan sejarah dengan tetap memperhatikan dan melestarikan nilai-nilai dan budaya tradisionil mereka yang telah berlangsung secara turun temurun.

Dalam kaitan tersebut, Rahmat mengajak masyarakat Sumatera Utara untuk mau mengambil pelajaran dan nilai-nilai positif dari Jepang, termasuk salah satunya adalah Sortir Program yang dapat dijadikan model bagi pemerintah dalam pembangunan, yakni proses pembangunan yang melibatkan keikutsertaan masyarakat mulai dari proses perencanaan pembangunan hingga kepada pengawasan pembangunan itu sendiri. Dalam konsep Sortir Program, seluruh program pembangunan, benar-benar merupakan program pembangunan yang jelas-jelas dibutuhkan masyarakat.

Pagelaran seni musik tradisionil Jepang yang menampilkan suguhan alat musik tradisionil Koto, Shamisen dan Shakuhachi ini merupakan program kerjasama antara Konsulat Jenderal Jepang di Medan dengan The Japan Foundation dan Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, USU. Kegiatan ini bagian dari tour Sound of Japan di beberapa kota di Indonesia, yakni, Jakarta, Surabaya dan Medan. (*/ila)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/