26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Awas, Otak Atik Suara

ist
BERSAMA MASYARAKAT: Anggota DPR RI HM Ali Umri saat bersama masyarakat dalam suatu kegiatan, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI HM Ali Umri SH MKn minta Kapoldasu memerintahkan para Kapolres sejajaran Poldasu untuk memantau dan mengawasi secara ketat perhitungan suara ditingkat tempat pemungutan suara (TPS).

Begitu juga Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hendaknya memberikan peringatan atau imbauan kepada seluruh KPU Kabupaten dan Kota se-Sumatera Utara selaku penyelenggara Pemilu untuk bekerja profesional dan transparan dan jangan sampai terpengaruh oleh oknum caleg yang meminta hasil perhitungan suara digelembungkan.

Kata Ali Umri, pihaknya meminta penyelenggara Pemilu bekerja profesional, karena ada indikasi laporan potensi perobahan data jumlah perolehan rawan dimanipulasi.

“Diduga ada oknum sesama di dalam partainya sendiri, berupaya mempengaruhi penyelenggara Pemilu diringkat TPS, kecamatan untuk merubah perolehan suara berdasarkan C1 plano diotak atik, seolah-olah suara caleg tersebut banyak,” kata Ali Umri.

Menurut Ali Umri, ada kemungkinan oknum caleg mencoba-coba merubah data yang ada dalam C1 plano. Termasuk mempengaruhi penyelenggara pemilu. Modusnya C1 plano diotak-atik, sehingga suara caleg tersebut banyak.

“Jangan sampai Bawaslu dan KPU terpengaruh akan bujukan atau iming-iming dari caleg tertentu. Kalau ditemukan hal ini akan kami laporkan ke pihak DKPP (dewan kehormatan penyelengara pemilu) dan aparat kepolisian,” tegas Ali Umri.

Sesuai PKPU No 3 tahun 2019 pasal 61 berbunyi, formulir hasil perhitungan suara di TPS harus ditempel selama tujuh hari di tempat yang mudah diakses atau dilihat masyarakat.

“Modus untuk mengotak-atik suara bisa saja terjadi karena caleg dekat dengan PPK, Panwas, dan dekat dengan ketua partai kabupaten/ kota dan provinsi. Sehingga ada peluangnya untuk merubah hasil perolehan suara dengan pengelembungan hasil suara nya. Karena dari hasil TPS itulah yang murni dari hasil plano C1,” cetus Ali Umri.

Untuk itulah, diperlukan peranan polisi mengawasi kecurangan di lapangan di TPS yang ada di semua kelurahan dan desa. “Kepada Kapolda Sumut Irjen.Pol Drs Agus Andrianto  agar betul-betul menaruh perhatian yang serius. Dalam hal ini dan memerintahkan para Kapolresnya di semua Kabupaten dan Kota untuk mengawasi secara ketat. Peranan para Bupati dan Wali Kota untuk menjaga pelaksanaan perhitungan suara ini juga harus iku agar bisa berjalan lancar dan aman,” bilang Ali Umri.

Kata Ali Umri, dalam perolehan suara bagi caleg di partai sangat bersaing ketat. Dugaan kepala daerah yang sama-sama separtai dengan caleg yang maju bakal memberikan bantuan agar suara caleg tersebut bisa bertambah banyak dengan cara kong-kalingkong dengan petugas penyelenggara pemilu.

“Kita memberikan apresiasi kepada Kapoldasu yang telah bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya, sehingga pemilu ini berlansung dengan aman dan kondusif. Kalau ada pihak-pihak yang mencoba membuat kerusuhan dengan memprovokasi masyarakat, Polisi harus bertindak tegas dan jangan beri peluang kepada oknum yang coba-coba membuat kekacauan,” tegas Ali Umri. (ila/azw)

ist
BERSAMA MASYARAKAT: Anggota DPR RI HM Ali Umri saat bersama masyarakat dalam suatu kegiatan, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPR RI HM Ali Umri SH MKn minta Kapoldasu memerintahkan para Kapolres sejajaran Poldasu untuk memantau dan mengawasi secara ketat perhitungan suara ditingkat tempat pemungutan suara (TPS).

Begitu juga Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) hendaknya memberikan peringatan atau imbauan kepada seluruh KPU Kabupaten dan Kota se-Sumatera Utara selaku penyelenggara Pemilu untuk bekerja profesional dan transparan dan jangan sampai terpengaruh oleh oknum caleg yang meminta hasil perhitungan suara digelembungkan.

Kata Ali Umri, pihaknya meminta penyelenggara Pemilu bekerja profesional, karena ada indikasi laporan potensi perobahan data jumlah perolehan rawan dimanipulasi.

“Diduga ada oknum sesama di dalam partainya sendiri, berupaya mempengaruhi penyelenggara Pemilu diringkat TPS, kecamatan untuk merubah perolehan suara berdasarkan C1 plano diotak atik, seolah-olah suara caleg tersebut banyak,” kata Ali Umri.

Menurut Ali Umri, ada kemungkinan oknum caleg mencoba-coba merubah data yang ada dalam C1 plano. Termasuk mempengaruhi penyelenggara pemilu. Modusnya C1 plano diotak-atik, sehingga suara caleg tersebut banyak.

“Jangan sampai Bawaslu dan KPU terpengaruh akan bujukan atau iming-iming dari caleg tertentu. Kalau ditemukan hal ini akan kami laporkan ke pihak DKPP (dewan kehormatan penyelengara pemilu) dan aparat kepolisian,” tegas Ali Umri.

Sesuai PKPU No 3 tahun 2019 pasal 61 berbunyi, formulir hasil perhitungan suara di TPS harus ditempel selama tujuh hari di tempat yang mudah diakses atau dilihat masyarakat.

“Modus untuk mengotak-atik suara bisa saja terjadi karena caleg dekat dengan PPK, Panwas, dan dekat dengan ketua partai kabupaten/ kota dan provinsi. Sehingga ada peluangnya untuk merubah hasil perolehan suara dengan pengelembungan hasil suara nya. Karena dari hasil TPS itulah yang murni dari hasil plano C1,” cetus Ali Umri.

Untuk itulah, diperlukan peranan polisi mengawasi kecurangan di lapangan di TPS yang ada di semua kelurahan dan desa. “Kepada Kapolda Sumut Irjen.Pol Drs Agus Andrianto  agar betul-betul menaruh perhatian yang serius. Dalam hal ini dan memerintahkan para Kapolresnya di semua Kabupaten dan Kota untuk mengawasi secara ketat. Peranan para Bupati dan Wali Kota untuk menjaga pelaksanaan perhitungan suara ini juga harus iku agar bisa berjalan lancar dan aman,” bilang Ali Umri.

Kata Ali Umri, dalam perolehan suara bagi caleg di partai sangat bersaing ketat. Dugaan kepala daerah yang sama-sama separtai dengan caleg yang maju bakal memberikan bantuan agar suara caleg tersebut bisa bertambah banyak dengan cara kong-kalingkong dengan petugas penyelenggara pemilu.

“Kita memberikan apresiasi kepada Kapoldasu yang telah bekerja keras dalam melaksanakan tugasnya, sehingga pemilu ini berlansung dengan aman dan kondusif. Kalau ada pihak-pihak yang mencoba membuat kerusuhan dengan memprovokasi masyarakat, Polisi harus bertindak tegas dan jangan beri peluang kepada oknum yang coba-coba membuat kekacauan,” tegas Ali Umri. (ila/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/