28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Thailand Belum Surut, Banjir di Myanmar 100 Tewas

BANGKOK- Warga Thailand diperkirakan belum bisa terbebas dari banjir dalam waktu dekat. Otoritas setempat memprediksi, air akan mulai surut awal tahun depan.

Komando Operasi Pemulihan Banjir menyatakan ketinggian air sungai di wilayah utara, yang sedang mencapai puncaknya, mulai menurun kemarin (23/10).

Pernyataan tersebut muncul setelah sungai utama di Thailand, Chao Praya, meluap dan memunculkan kekhawatiran bahwa ibu kota akan terendam. Data menyebutkan, ketinggian air sungai mencapai rekornya selama tujuh tahun terakhir.

Menteri Kehakiman Prachna Promnok, yang juga kepala komando tersebut menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan luapan air sungai Chao Phraya, karena kondisinya sudah menurun. Dia juga menyatakan bahwa Klong Prapa, kanal utama yang sebelumnya juga meluap, sudah mulai surut. Karenanya, upaya untuk mengalirkan air ke timur dan barat akan berjalan dengan baik.

Promnok menambahkan, air bah yang telah meluap ke sejumlah ruas jalan tol di utara ibu kota, termasuk dekat bandara terbesar kedua di Bangkok, Distrik Don Muang, berasal dari meningkatnya air tanah yang juga akan segera mereda.

Namun di luar jalan tol, kondisinya tetap mengkhawatirkan. Associated Press menemukan, masyarakat berupaya mencari lokasi aman di luar sebuah rumah sakit di utara Distrik Rangsit, dimana air bah setinggi pinggang.
Menurut data otoritas setempat korban tewas mencapai 356 orang. Sementara itu, banjir juga menghantui negara tetangga Thailand, Myanmar. Lebih dari 100 orang tewas dalam banjir besar yang diakibatkan badai di Myanmar pusat pekan ini. “Sejauh ini 35 jenasah telah ditemukan, 106 hilang. Sementara 71 orang juga diyakini tewas akibat banjir,” terang seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan identitasnya kepada Agence Frace Presse.
“Kami belum menemukan jenasah mereka dan masih melakukan pencarian,” tambahnya.

Sumber tersebut mejelaskan, lebih dari 2000 rumah tersapu air bah yang merendam empat kota  di Provinsi Magway, sepanjang Kamis (20/10) dan Jumat (21/10). Sekitar 6000 rumah masih terendam hingga kemarin.
Pemerintaj memprediksi nilai kerusakan akibat bencana alam tersebut mencapai 1,7 juta dolar US. Sementara sebanyak 1500 orang harus tinggal di dua lokasi penampungan di Kota Pakokku.(cak/jpnn)

BANGKOK- Warga Thailand diperkirakan belum bisa terbebas dari banjir dalam waktu dekat. Otoritas setempat memprediksi, air akan mulai surut awal tahun depan.

Komando Operasi Pemulihan Banjir menyatakan ketinggian air sungai di wilayah utara, yang sedang mencapai puncaknya, mulai menurun kemarin (23/10).

Pernyataan tersebut muncul setelah sungai utama di Thailand, Chao Praya, meluap dan memunculkan kekhawatiran bahwa ibu kota akan terendam. Data menyebutkan, ketinggian air sungai mencapai rekornya selama tujuh tahun terakhir.

Menteri Kehakiman Prachna Promnok, yang juga kepala komando tersebut menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan luapan air sungai Chao Phraya, karena kondisinya sudah menurun. Dia juga menyatakan bahwa Klong Prapa, kanal utama yang sebelumnya juga meluap, sudah mulai surut. Karenanya, upaya untuk mengalirkan air ke timur dan barat akan berjalan dengan baik.

Promnok menambahkan, air bah yang telah meluap ke sejumlah ruas jalan tol di utara ibu kota, termasuk dekat bandara terbesar kedua di Bangkok, Distrik Don Muang, berasal dari meningkatnya air tanah yang juga akan segera mereda.

Namun di luar jalan tol, kondisinya tetap mengkhawatirkan. Associated Press menemukan, masyarakat berupaya mencari lokasi aman di luar sebuah rumah sakit di utara Distrik Rangsit, dimana air bah setinggi pinggang.
Menurut data otoritas setempat korban tewas mencapai 356 orang. Sementara itu, banjir juga menghantui negara tetangga Thailand, Myanmar. Lebih dari 100 orang tewas dalam banjir besar yang diakibatkan badai di Myanmar pusat pekan ini. “Sejauh ini 35 jenasah telah ditemukan, 106 hilang. Sementara 71 orang juga diyakini tewas akibat banjir,” terang seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan identitasnya kepada Agence Frace Presse.
“Kami belum menemukan jenasah mereka dan masih melakukan pencarian,” tambahnya.

Sumber tersebut mejelaskan, lebih dari 2000 rumah tersapu air bah yang merendam empat kota  di Provinsi Magway, sepanjang Kamis (20/10) dan Jumat (21/10). Sekitar 6000 rumah masih terendam hingga kemarin.
Pemerintaj memprediksi nilai kerusakan akibat bencana alam tersebut mencapai 1,7 juta dolar US. Sementara sebanyak 1500 orang harus tinggal di dua lokasi penampungan di Kota Pakokku.(cak/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/