Suasana kontras pun langsung terjadi di paddock dan tribun penonton begitu MotoGP Malaysia dinyatakan batal setelah terjadinya insiden.
Penonton langsung ramai mencurahkan kemarahannya, sementara di paddock keheningan mencekam. Hiruk-pikuk paddock beberapa menit sebelumnya langsung sirna setelah mengetahui kondisi Simoncelli sangat buruk.
Balapan dihentikan pada pukul 16.05 waktu setempat. Lomba baru berjalan dua lap. Pukul 16.40 seharusnya balapan dimulai lagi, seperti yang diumumkan race director.
Namun, ribuan penonton yang menantikan balapan dimulai lagi harus kecewa. Pada pukul 16.40, yang datang malah pengumuman lomba dibatalkan.
Sontak, cemoohan dan ungkapan rasa tidak puas meramaikan tribun penonton. Tidak lama kemudiann beberapa orang mulai melemparkan berbagai benda ke arah lintasan.
Lemparan-lemparan tersebut semula hanya terjadi di grandstand yang berada di hadapan paddock. Namun, tidak lama kemudian menular ke hillstand B dan hillstand K2. Lintasan di dekat para penonton pun seakan menjadi tempat sampah.
“Suasana yang jauh berbeda terjadi di paddock village, kawasan kegiatan para pembalap bersama krunya. Juga yang terjadi di dekat clinica mobile, yang berada sedikit di luar paddock. Meski tetap banyak yang berlalu lalang, suasananya penuh kesedihan. Apalagi tidak segera muncul kabar pasti mengenai kondisi Simoncelli.
Hanya, kawasan di sekitar clinica mobile jadi tertutup. Deretan ambulans menghalangi penglihatan langsung ke pintu clinica mobile. Tiap orang yang datang dari arah medical center tersebut seperti menahan tangis. Tidak ada keterangan yang bisa didapatkan dari mereka.
“Kami tahu terjadi sesuatu yang sangat buruk di sana (clinica mobile),’ ungkap Silvio Gandolfo dari media Italia IMTSport.
Dugaan Gandolfo benar. Tidak lama kemudian, penyelenggara MotoGP Malaysia mengumumkan lewat pengeras suara di seluruh penjuru sirkuit. Simoncelli dinyatakan meninggal dunia tepat pada pukul 16.56 waktu setempat.
Seiring dengan munculnya pengumuman tersebut, amarah para penonton pun reda dan suasana menjadi hening. Mereka meninggalkan tribun dan segera memenuhi pintu keluar.
Suasana media center pun tidak jauh beda. Para wartawan Italia membentuk beberapa kelompok. Beberapa di antaranya menangis terisak, laki-laki maupun perempuan. Tidak sedikit yang berpelukan sambil sesenggukan.
“Kami tidak sanggup berkata-kata. Ini kesedihan dan kehilangan yang terlalu besar. Bagi Italia dan olahraga ini,’ ungkap Gigi Soldano, wartawan dari Milagro Agency.
“Marco pembalap muda yang baik, berpotensi besar. Tidak ada yang menduga hal seburuk ini bisa terjadi. Saya rasa, tidak ada yang tidak terkejut,’ sambung Alberto Porta dari Sport Mediaset.
Suasana serupa juga terjadi di sekitar garasi. Orang-orang dari tiap tim peserta bergerombol. Mereka tidak saling berbicara, tetapi tampak jelas larut dalam kesedihan. “Ini kesedihan besar dan pukulan besar bagi MotoGP,” ungkap Gavin Matheson, press officer Yamaha Factory Racing.
Matheson bersama beberapa kru Yamaha Factory duduk di depan garasi timnya. Hal yang sama dilakukan tim-tim lain. Kebanyakan mereka menutupi wajahnya dengan tangan. Simoncelli meninggal dalam usia 24 tahun. Dia lahir di Cattolica, Italia. Berdasar keterangan tim medis MotoGP, kematiannya disebabkan cedera pada leher dan dada.
“Saat tim kami sampai, dia tidak sadarkan diri. Saat ambulans datang, dia langsung diberi CPR dan juga mendapatkan perawatan standar lain. CPR terus diberikan selama 45 menit. Sayang, itu tidak bisa membantunya. Dia meninggal pukul 16.56 (waktu setempat, Red),” ujar Michele Macchiagodena, medical director MotoGP. (*)