30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Erdogan: Pemilu Ulang Terbaik bagi Turki

ist
SAMBUTAN: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan istri menyambut baik keputusan badan penyelenggara tertinggi pemilihan umum untuk Pemilu ulang di Turki.

ISTANBUL, SUMUTPOS.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik keputusan badan penyelenggara tertinggi pemilihan umum yang memerintahkan untuk dilakukannya pemilu ulang di Istanbul.

Perintah dilakukannya pemilu ulang tersebut diambil menyusul hasil pemilihan yang dimenangkan kandidat oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu.

Hasil tersebut memicu protes dari partai penguasa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan. “Kami dengan tulis percaya adanya korupsi dan penyimpangan yang terorganisir dalam pemilu di Istanbul. Karenanya pemilihan ulang adalah langkah terbaik bagi negara,” ujar Erdogan di hadapan parlemen, pada Selasa (7/5).

Oposisi utama CHP telah mengecam keputusan badan penyelenggara pemilu yang memerintahkan pemilihan ulang dengan menyebutnya sebagai tindak pengkhianatan yang tidak demokratis dan tidak sah.

Imamoglu yang memenangkan pemungutan suara yang digelar pada 31 Maret lalu, berjanji jika pihaknya akan terus memberi perlawanan dan tidak menyerah dengan keputusan tersebut. “Mereka berusaha merampas kemenangan kami. Kami kecewa, tetapi kami tidak akan pernah menyerah,” ujarnya, dikutip AFP.

Hasil pemilu pada 31 Maret menjadi kekalahan yang mengejutkan bagi AKP yang menguasai Istanbul selama 25 tahun terakhir. Terutama karena Erdogan pernah menjadi wali kota di sana.

AKP menyatakan mereka menolak hasil pemilu dengan menuduh ada “kecurangan dan korupsi” di mana Imamoglu menang setelah meraup 13.000 suara setelah terjadi penghitungan ulang.

Kemenangan di Istanbul sangatlah penting karena kota berpopulasi 16 juta jiwa itu merupakan mesin ekonomi sekaligus mengontrol sebagian besar anggara publik di Turki.

Erdogan pernah mengatakan memenangkan Istanbul sama seperti menang di seluruh Turki. Kekalahan di sana termasuk di ibu kota Ankara merupakan imbas dari adanya penurunan ekonomi.

Sementara kandidat AKP yang kalah, mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, mengatakan pelaksanaan pemilu ulang juga akan memberi keuntungan bagi Istanbul. Pemungutan suara ulang untuk pemilihan kepala daerah Istanbul akan dilakukan pada 23 Juni mendatang.

Keputusan untuk dilakukannya pemilu ulang juga mengundang tanda tanya dari pihak negara asing. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, pada Selasa, mengatakan jika keputusan pembatalan hasil pemilu 31 Maret sebagai tindakan yang tidak transparan dan tidak bisa dipahami. Uni Eropa menyerukan kepada badan penyelenggara pemilu Turki untuk segera memberikan alasan dilakukannya pemilihan ulang.

“Memastikan proses pemilihan yang bebas, adil, dan transparan sangat penting untuk demokrasi apa pun, dan menjadi jantung dari hubungan Uni Eropa dengan Turki,” kata ketua diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini, dalam pernyataannya, Senin (6/5). (bbs/azw)

ist
SAMBUTAN: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan istri menyambut baik keputusan badan penyelenggara tertinggi pemilihan umum untuk Pemilu ulang di Turki.

ISTANBUL, SUMUTPOS.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik keputusan badan penyelenggara tertinggi pemilihan umum yang memerintahkan untuk dilakukannya pemilu ulang di Istanbul.

Perintah dilakukannya pemilu ulang tersebut diambil menyusul hasil pemilihan yang dimenangkan kandidat oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu.

Hasil tersebut memicu protes dari partai penguasa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan. “Kami dengan tulis percaya adanya korupsi dan penyimpangan yang terorganisir dalam pemilu di Istanbul. Karenanya pemilihan ulang adalah langkah terbaik bagi negara,” ujar Erdogan di hadapan parlemen, pada Selasa (7/5).

Oposisi utama CHP telah mengecam keputusan badan penyelenggara pemilu yang memerintahkan pemilihan ulang dengan menyebutnya sebagai tindak pengkhianatan yang tidak demokratis dan tidak sah.

Imamoglu yang memenangkan pemungutan suara yang digelar pada 31 Maret lalu, berjanji jika pihaknya akan terus memberi perlawanan dan tidak menyerah dengan keputusan tersebut. “Mereka berusaha merampas kemenangan kami. Kami kecewa, tetapi kami tidak akan pernah menyerah,” ujarnya, dikutip AFP.

Hasil pemilu pada 31 Maret menjadi kekalahan yang mengejutkan bagi AKP yang menguasai Istanbul selama 25 tahun terakhir. Terutama karena Erdogan pernah menjadi wali kota di sana.

AKP menyatakan mereka menolak hasil pemilu dengan menuduh ada “kecurangan dan korupsi” di mana Imamoglu menang setelah meraup 13.000 suara setelah terjadi penghitungan ulang.

Kemenangan di Istanbul sangatlah penting karena kota berpopulasi 16 juta jiwa itu merupakan mesin ekonomi sekaligus mengontrol sebagian besar anggara publik di Turki.

Erdogan pernah mengatakan memenangkan Istanbul sama seperti menang di seluruh Turki. Kekalahan di sana termasuk di ibu kota Ankara merupakan imbas dari adanya penurunan ekonomi.

Sementara kandidat AKP yang kalah, mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, mengatakan pelaksanaan pemilu ulang juga akan memberi keuntungan bagi Istanbul. Pemungutan suara ulang untuk pemilihan kepala daerah Istanbul akan dilakukan pada 23 Juni mendatang.

Keputusan untuk dilakukannya pemilu ulang juga mengundang tanda tanya dari pihak negara asing. Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, pada Selasa, mengatakan jika keputusan pembatalan hasil pemilu 31 Maret sebagai tindakan yang tidak transparan dan tidak bisa dipahami. Uni Eropa menyerukan kepada badan penyelenggara pemilu Turki untuk segera memberikan alasan dilakukannya pemilihan ulang.

“Memastikan proses pemilihan yang bebas, adil, dan transparan sangat penting untuk demokrasi apa pun, dan menjadi jantung dari hubungan Uni Eropa dengan Turki,” kata ketua diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini, dalam pernyataannya, Senin (6/5). (bbs/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/