29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kunjungi DPRD Medan, DPRD Nisel Curhat Permainan Anggaran

M IDRIS/SUMUT POS
CENDERAMATA: Anggota DPRD Medan, Irsal Fikri didampingi Beston Sinaga menerima cenderamata dari Ketua Komisi C DPRD Nisel, Asazatulo Giawa saat kunjungan kerja, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah Komisi C DPRD Nias Selatan berkunjung ke DPRD Medan, Selasa (14/5). Anggota dewan yang diketuai Asazatulo Giawa mengungkapkan adanya permainan anggaran di Nias Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Komisi C DPRD Nisel, Asazatulo Giawa meminta masukan kepada DPRD Medan terkait anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pelaksanaanya di lapangan.

“Ada beberapa permasalahan di Nias Selatan, salah satunya terkait DAK dan adanya pengalihan anggaran, apakah itu juga terjadi di Medan,”tanyanya kepada anggota DPRD Medan yang disambut Irsal Fikri dan Beston Sinaga di ruang rapat Sekretariat DPRD Medan.

Diungkapkan Asazatulo, pembahasan anggaran di Nias Selatan sepertinya banyak kerancuan. “Misalnya saja pembahasan anggaran dilakukan Komisi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Namun, hasil pembahasan Komisi kemudian berubah saat hasil pembahasan dibawa ke tahap sinkronisasi yang dilakukan Badan Anggaran dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Ini yang terjadi di DPRD Nisel,”paparnya.

Menjawab keluhan itu, Beston Sinaga menilai pembahasan yang terjadi di Nias Selatan tidak bisa dibenarkan. “Seperti rapat di Komisi pasti ada notulensinya, jika ada perubahan di rapat Banggar dan tidak diberitahukan, maka anggota DPRD bisa menuangkannya di dalam Pandangan Umum Fraksi,” jelas Beston.

Begitu juga dengan perubahan anggaran DAK, eksekutif pastinya harus memberitahukan terkait perubahan itu ke DPRD. “Mana bisa anggaran untuk pembangunan fisik sekolah misalnya, kemudian dialihkan ke Jalan,”tegas Beston lagi.

Diakui Beston, di DPRD Medan pernah terjadi hal yang sama, dimana gara-gara persoalan anggaran tersebut, Komisi menghapus Dinas Pendidikan dari daftar pembahasan dengan OPD.

“Komisi B DPRD Medan pernah tidak membahas Dinas Pendidikan dan mendesak pencopotan kepala dinas terkait adanya ketidak beresan pembahasan anggaran,” sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPRD Medan Irsal Fikri menyarankan agar DPRD Nisel dan Pemkab melakukan komunikasi yang intensif. “Di Medan, kami membangun komunikasi yang baik dengan eksekutif. Kami juga menyarankan agar hal yang sama dilakukan DPRD Nisel,” ujarnya. (ris/han)

M IDRIS/SUMUT POS
CENDERAMATA: Anggota DPRD Medan, Irsal Fikri didampingi Beston Sinaga menerima cenderamata dari Ketua Komisi C DPRD Nisel, Asazatulo Giawa saat kunjungan kerja, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah Komisi C DPRD Nias Selatan berkunjung ke DPRD Medan, Selasa (14/5). Anggota dewan yang diketuai Asazatulo Giawa mengungkapkan adanya permainan anggaran di Nias Selatan.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Komisi C DPRD Nisel, Asazatulo Giawa meminta masukan kepada DPRD Medan terkait anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pelaksanaanya di lapangan.

“Ada beberapa permasalahan di Nias Selatan, salah satunya terkait DAK dan adanya pengalihan anggaran, apakah itu juga terjadi di Medan,”tanyanya kepada anggota DPRD Medan yang disambut Irsal Fikri dan Beston Sinaga di ruang rapat Sekretariat DPRD Medan.

Diungkapkan Asazatulo, pembahasan anggaran di Nias Selatan sepertinya banyak kerancuan. “Misalnya saja pembahasan anggaran dilakukan Komisi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Namun, hasil pembahasan Komisi kemudian berubah saat hasil pembahasan dibawa ke tahap sinkronisasi yang dilakukan Badan Anggaran dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Ini yang terjadi di DPRD Nisel,”paparnya.

Menjawab keluhan itu, Beston Sinaga menilai pembahasan yang terjadi di Nias Selatan tidak bisa dibenarkan. “Seperti rapat di Komisi pasti ada notulensinya, jika ada perubahan di rapat Banggar dan tidak diberitahukan, maka anggota DPRD bisa menuangkannya di dalam Pandangan Umum Fraksi,” jelas Beston.

Begitu juga dengan perubahan anggaran DAK, eksekutif pastinya harus memberitahukan terkait perubahan itu ke DPRD. “Mana bisa anggaran untuk pembangunan fisik sekolah misalnya, kemudian dialihkan ke Jalan,”tegas Beston lagi.

Diakui Beston, di DPRD Medan pernah terjadi hal yang sama, dimana gara-gara persoalan anggaran tersebut, Komisi menghapus Dinas Pendidikan dari daftar pembahasan dengan OPD.

“Komisi B DPRD Medan pernah tidak membahas Dinas Pendidikan dan mendesak pencopotan kepala dinas terkait adanya ketidak beresan pembahasan anggaran,” sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPRD Medan Irsal Fikri menyarankan agar DPRD Nisel dan Pemkab melakukan komunikasi yang intensif. “Di Medan, kami membangun komunikasi yang baik dengan eksekutif. Kami juga menyarankan agar hal yang sama dilakukan DPRD Nisel,” ujarnya. (ris/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/