MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi pencurian barang berharga milik kapal yang sedang sandar dermaga Pelabuhan Belawan, kembali marak. Akibatnya, awak kapal dan perusahaan bongkar muat (PBM) resah.
Informasi diperoleh Jumat (24/5), pelaku pencurian diduga merupakan oknum buruh pelabuhan dan orang- orang tertentu yang dapat masuk bebas ke pelabuhan. Mereka bisa ke atas kapal untuk melakukan pencurian pada siang atau malam hari.
Umumnya, pelaku mencuri pipa tembaga sonding kapal dan minyak oli kapal yang berada dalam drum. Selain itu barang berharga milik anak buah kapal (ABK) tidak luput dari pencurian. “Yang penting pantang lalai, maka apapun bisa hilang di pelabuhan ini,” kata pria berusia 43 tahun tak mau namanya dikorankan.
Pria yang merupakan salah seorang pengurus perusahaan bongkar muat (PBM) ini mengaku, pihaknya sering menjadi pihak yang dibebankan untuk mengganti setiap barang yang hilang.
“Padahal selama ini kami sebagai PBM telah menggunakan tenaga Marinir untuk mengawal barang. Sedangkan pengamanan kapal seharusnya urusan agen kapal, jangan lagilah dibebankan ke kami kalau ada kehilangan di kapal,” katanya
Pihaknya sudah berulangkali meminta setiap peristiwa pencurin tersebut dilaporkan ke polisi dalam hal ini Polres Pelabuhan Belawan dan Syahbandar, namun dengan alasan prosesnya lama dan akan kena biaya, laporan dimaksud tidak dilakukan. “Salah satu kendalanya memang masalah waktu, dimana saksi korban yang umumnya ABK sulit hadir di persidangan karena sudah kembali berlayar,” ucap sumber.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan Jece J Piris melalui Kabid Lala P Jonson Pangaribuan mengatakan, semua masalah di atas kapal adalah wewenang petugas Syahbandar untuk melakukan penyidikan dan penyelidikan. “Selama ini kalau ada yang melapor selalu saya arahkan ke Syahbandar,” katanya.
Sementara itu, saat dihubungi melalui telepon Kepala Syahbandar Pelabuhan Belawan Sugeng tidak bersedia menjawab.
Sementara, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (Alfi) Sumut, Surianto menilai kondisi keamanan Pelabuhan Belawan saat ini tidak nyaman karena rawan pencurian. “Saat ini banyak pencurian di pelabuhan khususnya terhadap barang curah dan bag di dermaga domistik,” katanya
Menurut pria akrab disapa Butong menduga pelaku pencurian tersebut adalah orang- orang masuk ke dalam pelabuhan tanpa izin atau tanpa pas masuk, sebagaimana mestinya. Pelaku atau yang umum disebut labi labi itu, masuk ke pelabuhan melalui pintu atau gerbang resmi pelabuhan yang ditunggui Satpam Pelindo namuna kurang ketat melakukan pengawasan.
Tidak maksimalnya pelaksanaan tugas Satpam Pelindo, menjadi salah satu penyebab biaya berusaha di Pelabuhan Belawan, mahal. Padahal biaya pengaman telah dibayar pengusaha secara bersamaan dengan semua biaya lainnya.
“Ada indikasi oknum yang sengaja membiarkan hal ini untuk kepentingan tertentu terbukti jika pelaku ketangkap tidak penah diproses dan barang buktinya tidak dikembalikan ke pemilik barang,” kata Butong. (fac/ila)