30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Syamsul, Istri, dan Anak jadi Tersangka

Foto: Indra/PM Kapoldasu Irjend Pol Eko Hadi dan ketiga pembantu korban penganiayaan Syamsul Anwar cs, di halaman Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).
Foto: Indra/PM
Kapoldasu Irjend Pol Eko Hadi dan ketiga pembantu korban penganiayaan Syamsul Anwar cs, di halaman Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).

SUMUTPOS.CO – Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi menegaskan, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan Anis Cs.

“Saya sampaikan bahwa sampai saat ini sudah kita amankan 7 tersangka. (perbuatan) itu menyebabkan korban meninggal dunia,” ucap Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo di Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).

Empat dari tujuh tersangka masih satu keluarga, yaitu Syamsul Anwar dan istrinya bernama Radika, anaknya mereka yakni M Tariq, dan keponakannya bernama Jakir.

Tiga lainnya adalah dua pekerja yaitu Kiki Andika dan Bahri, serta seorang sopir bernama Fery. Syamsul Anwar dan Radika dinilai sebagai pelaku utama. Sementara yang lain turut membantu perbuatan mereka.

Atas hal tersebut, ketujuh tersangka dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) jo 338 KUHP dan 351 KUHP, dan UU KDRT. “Soal dugaan tindak pidana trafficking, masih kita selidiki lebih lanjut,” tandasnya. (ind/ras)

Foto: Indra/PM Kapolresta Medan Kombes Pol Niko Afinta dan ketiga korban penganiayaan Syamsul Anwar.
Foto: Indra/PM
Kapolresta Medan Kombes Pol Niko Afinta dan ketiga korban penganiayaan Syamsul Anwar.

SYAMSUL LAKUKAN KEKERASAN SEKSUAL

Syamsul Anwar dan istrinya, Radika sepertinya bakal mendekam di penjara cukup lama. Itu jika apa yang diungkapkan pembantu mereka, Anis Rahayu (25) asal Malang, terbukti dalam penyelidikan.

Saat ditemui di Mapolresta Medan, Jumat (28/11), Anis menyebutkan kalau korban penganiayaan yang tewas tidak hanya Cici (seperti diberitakan sebelumnya) melainkan ada beberapa lagi.

Sekitar 2 tahun lalu, rekannya bernama Sri asal Jawa Tengah juga tewas di rumah Syamsul akibat mengalami penganiayaan. Ironinya, ketika berada di rumah tersangka, Sri beberapa kali mengalami kekerasan seksual.

“Sri memang memiliki paras sangat ayu. Tapi, sampai sekarang aku nggak tau dimana Sri dikubur,” ujar Anis.

Lebih lanjut, beber Anis, bukan hanya Cici dan Sri yang meregang nyawa akibat kekerasan. Masih ada nama Iyem, Ai, dan Sakti. “Mereka semua itu bang pekerjanya. Tapi mereka sudah mati akibat dianiaya. Kami pun tidak tahu dimana mereka dibuang,” ungkapnya.

Dari 5 nama korban yang disebutkan Anis, menurutnya, perempuan yang paling sadis mendapat penganiayaan yakni Sakti. Kepalanya menderita luka koyak akibat pukulan Sundit. “Terbelah 2 bagian kepalanya bang. Makanya meninggal dia bang. Itu pun gak tahu kami entah dimana mereka membuangnya,” ucapnya.

Foto: Indra/PM Anis, pembantu Syamsul Anwar, saat mempraktekkan penganiayaan yang diterimanya dari sang majikan, Jumat (28/11/2014).
Foto: Indra/PM
Anis, pembantu Syamsul Anwar, saat mempraktekkan penganiayaan yang diterimanya dari sang majikan, Jumat (28/11/2014).

Kemudian, kematian warga asal Jawa Tengah yang lainnya yakni Ai juga mendapat penganiayaan yang sangat sadis. Pasalnya, tidak tahu entah apa penyebabnya Ai yang tadinya memiliki tubuh kurus tiba-tiba saja menjadi bengkak dan tak lama kemudian Ai pun menghembuskan nafas terakhir. “Siap itu, entah kemana lagi mereka membuangnya. Gitu juga sama Iyem.

Tak tahu entah kemana mereka membuangnya,” ujarnya.

Anis dan 2 rekannya, Endang dan Rukmiani (43) menceritakan penderitaan yang mereka alami selama berada di rumah penampungan milik keluarga Syamsul. Mereka mengaku dipukuli dengan sejumlah alat yang ada di rumah itu, mulai gagang sapu, sendok nasi kayu, sendok gulai, tali pinggang, hingga kemoceng. Bahkan Rukmiani juga dipukul dengan Galaxy Tab 10 inchi. Bahkan hingga saat ini bagian bawah matanya lebam.

“Saya pulang dari rumah majikan, digebuki, ditendang. Yang sadis ibunya, dia suka menendangi,” ucap Endang yang sudah 5 tahun disalurkan bekerja tanpa digaji.(ind/ras)

Foto: Indra/PM Kapoldasu Irjend Pol Eko Hadi dan ketiga pembantu korban penganiayaan Syamsul Anwar cs, di halaman Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).
Foto: Indra/PM
Kapoldasu Irjend Pol Eko Hadi dan ketiga pembantu korban penganiayaan Syamsul Anwar cs, di halaman Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).

SUMUTPOS.CO – Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi menegaskan, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan Anis Cs.

“Saya sampaikan bahwa sampai saat ini sudah kita amankan 7 tersangka. (perbuatan) itu menyebabkan korban meninggal dunia,” ucap Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo di Mapolresta Medan, Jumat (28/11/2014).

Empat dari tujuh tersangka masih satu keluarga, yaitu Syamsul Anwar dan istrinya bernama Radika, anaknya mereka yakni M Tariq, dan keponakannya bernama Jakir.

Tiga lainnya adalah dua pekerja yaitu Kiki Andika dan Bahri, serta seorang sopir bernama Fery. Syamsul Anwar dan Radika dinilai sebagai pelaku utama. Sementara yang lain turut membantu perbuatan mereka.

Atas hal tersebut, ketujuh tersangka dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) jo 338 KUHP dan 351 KUHP, dan UU KDRT. “Soal dugaan tindak pidana trafficking, masih kita selidiki lebih lanjut,” tandasnya. (ind/ras)

Foto: Indra/PM Kapolresta Medan Kombes Pol Niko Afinta dan ketiga korban penganiayaan Syamsul Anwar.
Foto: Indra/PM
Kapolresta Medan Kombes Pol Niko Afinta dan ketiga korban penganiayaan Syamsul Anwar.

SYAMSUL LAKUKAN KEKERASAN SEKSUAL

Syamsul Anwar dan istrinya, Radika sepertinya bakal mendekam di penjara cukup lama. Itu jika apa yang diungkapkan pembantu mereka, Anis Rahayu (25) asal Malang, terbukti dalam penyelidikan.

Saat ditemui di Mapolresta Medan, Jumat (28/11), Anis menyebutkan kalau korban penganiayaan yang tewas tidak hanya Cici (seperti diberitakan sebelumnya) melainkan ada beberapa lagi.

Sekitar 2 tahun lalu, rekannya bernama Sri asal Jawa Tengah juga tewas di rumah Syamsul akibat mengalami penganiayaan. Ironinya, ketika berada di rumah tersangka, Sri beberapa kali mengalami kekerasan seksual.

“Sri memang memiliki paras sangat ayu. Tapi, sampai sekarang aku nggak tau dimana Sri dikubur,” ujar Anis.

Lebih lanjut, beber Anis, bukan hanya Cici dan Sri yang meregang nyawa akibat kekerasan. Masih ada nama Iyem, Ai, dan Sakti. “Mereka semua itu bang pekerjanya. Tapi mereka sudah mati akibat dianiaya. Kami pun tidak tahu dimana mereka dibuang,” ungkapnya.

Dari 5 nama korban yang disebutkan Anis, menurutnya, perempuan yang paling sadis mendapat penganiayaan yakni Sakti. Kepalanya menderita luka koyak akibat pukulan Sundit. “Terbelah 2 bagian kepalanya bang. Makanya meninggal dia bang. Itu pun gak tahu kami entah dimana mereka membuangnya,” ucapnya.

Foto: Indra/PM Anis, pembantu Syamsul Anwar, saat mempraktekkan penganiayaan yang diterimanya dari sang majikan, Jumat (28/11/2014).
Foto: Indra/PM
Anis, pembantu Syamsul Anwar, saat mempraktekkan penganiayaan yang diterimanya dari sang majikan, Jumat (28/11/2014).

Kemudian, kematian warga asal Jawa Tengah yang lainnya yakni Ai juga mendapat penganiayaan yang sangat sadis. Pasalnya, tidak tahu entah apa penyebabnya Ai yang tadinya memiliki tubuh kurus tiba-tiba saja menjadi bengkak dan tak lama kemudian Ai pun menghembuskan nafas terakhir. “Siap itu, entah kemana lagi mereka membuangnya. Gitu juga sama Iyem.

Tak tahu entah kemana mereka membuangnya,” ujarnya.

Anis dan 2 rekannya, Endang dan Rukmiani (43) menceritakan penderitaan yang mereka alami selama berada di rumah penampungan milik keluarga Syamsul. Mereka mengaku dipukuli dengan sejumlah alat yang ada di rumah itu, mulai gagang sapu, sendok nasi kayu, sendok gulai, tali pinggang, hingga kemoceng. Bahkan Rukmiani juga dipukul dengan Galaxy Tab 10 inchi. Bahkan hingga saat ini bagian bawah matanya lebam.

“Saya pulang dari rumah majikan, digebuki, ditendang. Yang sadis ibunya, dia suka menendangi,” ucap Endang yang sudah 5 tahun disalurkan bekerja tanpa digaji.(ind/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/