26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Status Sinabung Turun Level Siaga, Pengungsi akan Dipulangkan ke Rumah

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengumuman penurunan status Gunung Sinabung dari Level Awas menjadi Level Siaga oleh Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah berencana memulangkan para pengungsi untuk menempati rumahnya kembali.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan, pemerintah akan membantu segala bentuk keperluan para pengungsi Gunung Sinabung, terutama renovasi rumah.

“Rumah warga yang rusak akan dibantu untuk diperbaiki,” kata Edy usai berbuka puasa bersama wartawan, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Jumat (24/5) malam.

Namun, Gubsu tidak langsung mengizinkan masyarakat yang tinggal di lereng gunung untuk langsung menempatinya. Dirinya sudah memerintahkan Bupati Kabupaten Karo dan jajaran Forkompinda agar terlebih dahulu melakukan pengecekan lokasi.

“Saya sudah kontak bupati, nanti kita lihat dulu bagaimana kondisi rumah warga pasca bencana alam itu,” ucapnya.

Kata Edy, masyarakat yang tinggal di lereng gunung diperbolehkan kembali ke rumah, berdasarkan pengamatan terlebih dahulu. Hasil dari pengamatan, katanya, saat ini Gunung Sinabung sudah turun level, makanya masyarakat dapat izin kembali ke rumah masing-masing.

“Dengan kondisi Sinabung yang kian membaik, sehingga zona rawan itu diperkecil,” jelasnya.

Kemudian, mantan Pangkostrad ini juga mengatakan, kepada seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di lereng gunung agar tetap harus waspada. “Untuk lima desa rencana terlebih dahulu. Tetap waspada,” jelasnya.

Pemerintah daerah dan Pem provsu akan tetap memberikan dukungan kepada seluruh masyarakat yang terkena musibah bencana alam. Berdasarkan hasil pengamatan visual periode Januari hingga Mei 2019, menunjukkan bahwa erupsi mengalami penurunan. Pascaerupsi terakhir pada periode Juni 2018, aktivitas didominasi oleh hembusan gas. Warna dan intensitas asap hem busan menunjukkan, bahwa kandungan gas didominasi oleh uap air tidak terdeteksi adanya material batuan yang terbawa ke permukaan.

Badan Penanggulangan Ben cana Daerah (BPBD) Sumut mencatat sebanyak 1.087 kepala keluarga (KK) atau lima desa yang tinggal di lereng Gunung Sinabung, akan dipulangkan.

Menurut data BPBD Sumut, saat ini masyarakat yang meng ungsi berjumlah 2.117 KK, dan berasal dari 16 desa sekitaran lereng Gunung Sinabung.

Pemkab Karo dan Pemprovsu akan memulangkan warga lima desa terlebih dahulu, karena harus melalui tahapan-tahapan.

Adapun kelima desa tersebut, yaitu Desa Tiga Pancur, Kuta Tengah, Pintu Besi, Desa Jeraya dan Dusun Lau Kawar.

Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis mengatakan, pekan depan akan ada peninjauan lokasi pada lima desa tersebut. Ia bersama dengan jajaran akan melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi desa setelah ditinggalkan oleh masyarakat.

“Kami akan meninjau terlebih dahulu, bagaimana perkembangan terkini terhadap lima desa itu. Jadi kami tidak langsung memulangkan mereka,” katanya via seluler.

Pemulangan warga dilakukan karena saat ini status Gunung Sinabung sudah turun level dari awas menjadi siaga. “Dari level empat awas menjadi level tiga, yaitu siaga,” katanya.

Ia mengatakan, terkait pemulangan pengungsi ini, sebelumnya sudah dilakukan rapat internal. Apakah sudah layak mereka menempati rumahnya untuk menjalani kehidupan.

Dirinya menyebutkan, rencana ini juga diperhitungkan secara matang dan disesuaikan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Desa-desa tersebut, saat ini sudah berada di luar zona merah yang kini berada di 3 kilometer untuk radius lingkar Sinabung. Kemudian, radius sektoral Selatan-Timur 5 kilometer, dan Timur-Utara 4 kilometer. Bilamana kelima desa itu mengalami kerusakan parah, pemerintah akan melakukan renovasi terlebih dahulu, sebelum masyarakat menghuni rumahnya kembali.

“Akan dilakukan indentifikasi dan verifikasi semuanya. Kami lihat terlebih dahulu, tingkat kerusakan yang terjadi di lima desa tersebut,” ucapnya.

Saat ini, masyarakat masih berada di posko-posko pengungsian. Kemudian, ada juga warga yang memilih menyewa rumah. Untuk masyarakat yang berada rumah sewa, pemerintah membantu memberikan uang sewa.

“Walaupun menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tapi juga tetap butuh bantuan dari pihak lainnya. Untuk itu BNPB selalu siap memberikan pendampingan dan bantuan, terutama di masa transisi darurat,” ucapnya. (prn/han)

no picture

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengumuman penurunan status Gunung Sinabung dari Level Awas menjadi Level Siaga oleh Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah berencana memulangkan para pengungsi untuk menempati rumahnya kembali.

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengatakan, pemerintah akan membantu segala bentuk keperluan para pengungsi Gunung Sinabung, terutama renovasi rumah.

“Rumah warga yang rusak akan dibantu untuk diperbaiki,” kata Edy usai berbuka puasa bersama wartawan, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Jumat (24/5) malam.

Namun, Gubsu tidak langsung mengizinkan masyarakat yang tinggal di lereng gunung untuk langsung menempatinya. Dirinya sudah memerintahkan Bupati Kabupaten Karo dan jajaran Forkompinda agar terlebih dahulu melakukan pengecekan lokasi.

“Saya sudah kontak bupati, nanti kita lihat dulu bagaimana kondisi rumah warga pasca bencana alam itu,” ucapnya.

Kata Edy, masyarakat yang tinggal di lereng gunung diperbolehkan kembali ke rumah, berdasarkan pengamatan terlebih dahulu. Hasil dari pengamatan, katanya, saat ini Gunung Sinabung sudah turun level, makanya masyarakat dapat izin kembali ke rumah masing-masing.

“Dengan kondisi Sinabung yang kian membaik, sehingga zona rawan itu diperkecil,” jelasnya.

Kemudian, mantan Pangkostrad ini juga mengatakan, kepada seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di lereng gunung agar tetap harus waspada. “Untuk lima desa rencana terlebih dahulu. Tetap waspada,” jelasnya.

Pemerintah daerah dan Pem provsu akan tetap memberikan dukungan kepada seluruh masyarakat yang terkena musibah bencana alam. Berdasarkan hasil pengamatan visual periode Januari hingga Mei 2019, menunjukkan bahwa erupsi mengalami penurunan. Pascaerupsi terakhir pada periode Juni 2018, aktivitas didominasi oleh hembusan gas. Warna dan intensitas asap hem busan menunjukkan, bahwa kandungan gas didominasi oleh uap air tidak terdeteksi adanya material batuan yang terbawa ke permukaan.

Badan Penanggulangan Ben cana Daerah (BPBD) Sumut mencatat sebanyak 1.087 kepala keluarga (KK) atau lima desa yang tinggal di lereng Gunung Sinabung, akan dipulangkan.

Menurut data BPBD Sumut, saat ini masyarakat yang meng ungsi berjumlah 2.117 KK, dan berasal dari 16 desa sekitaran lereng Gunung Sinabung.

Pemkab Karo dan Pemprovsu akan memulangkan warga lima desa terlebih dahulu, karena harus melalui tahapan-tahapan.

Adapun kelima desa tersebut, yaitu Desa Tiga Pancur, Kuta Tengah, Pintu Besi, Desa Jeraya dan Dusun Lau Kawar.

Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis mengatakan, pekan depan akan ada peninjauan lokasi pada lima desa tersebut. Ia bersama dengan jajaran akan melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi desa setelah ditinggalkan oleh masyarakat.

“Kami akan meninjau terlebih dahulu, bagaimana perkembangan terkini terhadap lima desa itu. Jadi kami tidak langsung memulangkan mereka,” katanya via seluler.

Pemulangan warga dilakukan karena saat ini status Gunung Sinabung sudah turun level dari awas menjadi siaga. “Dari level empat awas menjadi level tiga, yaitu siaga,” katanya.

Ia mengatakan, terkait pemulangan pengungsi ini, sebelumnya sudah dilakukan rapat internal. Apakah sudah layak mereka menempati rumahnya untuk menjalani kehidupan.

Dirinya menyebutkan, rencana ini juga diperhitungkan secara matang dan disesuaikan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Desa-desa tersebut, saat ini sudah berada di luar zona merah yang kini berada di 3 kilometer untuk radius lingkar Sinabung. Kemudian, radius sektoral Selatan-Timur 5 kilometer, dan Timur-Utara 4 kilometer. Bilamana kelima desa itu mengalami kerusakan parah, pemerintah akan melakukan renovasi terlebih dahulu, sebelum masyarakat menghuni rumahnya kembali.

“Akan dilakukan indentifikasi dan verifikasi semuanya. Kami lihat terlebih dahulu, tingkat kerusakan yang terjadi di lima desa tersebut,” ucapnya.

Saat ini, masyarakat masih berada di posko-posko pengungsian. Kemudian, ada juga warga yang memilih menyewa rumah. Untuk masyarakat yang berada rumah sewa, pemerintah membantu memberikan uang sewa.

“Walaupun menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tapi juga tetap butuh bantuan dari pihak lainnya. Untuk itu BNPB selalu siap memberikan pendampingan dan bantuan, terutama di masa transisi darurat,” ucapnya. (prn/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/