MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua pekan pasca Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, harga pangan masih tergolong mahal di Pasar Tradisional di Kota Medan, seperti cabai merah yang masih bertahan dikisaran Rp60 ribu per kilogram.
“Aktivitas masyarakat sudah 100% kembali normal. Namun sejumlah kebutuhan pokok masih saja terbilang mahal meskipun lebaran telah lewat. Beberapa komoditas pangan yang masih bertahan mahal di antaranya adalah cabai merah yang masih bertahan di kisaran Rp60 ribu per kilogram,” ungkap Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jum’at (21/6) siang.
Gunawan mengungkapkan, untuk cabai rawit juga bertahan mahal di angka Rp45 ribu per kilogram. Harga pangan itu masih tergolong mahal, meskipun jauh lebih baik dibandingkan harganya saat lebaran tiba.
“Tetapi harga cabai yang bertahan Rp60 ribu ini masih lebih mahal 2 kali lipat dibandingkan harga idealnya. Harga cabai ini saya pikir masih berpeluang untuk mengalami penurunan dalam waktu dekat. Saya melihat kenaikan harga cabai ini didominasi oleh masalah produktifitas di tingkat petani,” jelas Gunawan.
Ia mengatakan, erupsi Gunung Sinabung baru-baru ini membuat panen petani mengalami gangguan. Atas hal itu, banyak tanaman cabai dan sayuran yang terpaksa tidak dipanen sehingga mengakibatkan harganya mengalami kenaikan. “Sementara itu untuk harga bawang merah yang di level Rp 34 ribuan saat ini saya menilai masih dalam rentang harga yang juga mahal,” tutur Gunawan.
Untuk harga daging ayam perlahan sudah mulai kembali normal. Di mana harga daging ayam yang saat ini dijual di kisaran Rp 34 ribu per Kg terbilang lebih mahal dari harga normalnya.
“Namun saya juga yakin harga daging ayam tersebut nantinya akan kembali pulih dalam waktu dekat. Untuk bawang putih yang diperdagangkan di level Rp 36 ribu per kg, memang terbilang masih mahal,” kata Gunawan.
Gunawan menjelaskan, hanya saja harga bawang putih tersebut yang mayoritas di datangkan dengan cara impor, harganya perlu melihat harga dasar bawang putih dari negara asalnya.”Saya melihat tren penurunan yang sulit terjadi pada bawang putih lebih dikarenakan harga yang memang lebih mahal dari harga sebelumnya untuk bawang putih di negara eksportir,” papar Gunawan.
Untuk sayur sayuran dan sejumlah kebutuhan pangan lainnya, ia menilai Erupsi Sinabung masih akan berpengaruh setidaknya hingga di pekan depan. Sampai benar-benar petani di wilayah Kabupaten Karo kembali memulai aktifitasnya dan produktifitas kembali normal. (gus/ila)