30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kios-kios Pasar Bengkel Tutup, Dampak Tol Medan-Tebing, UKM Boleh Jualan di Rest Area

Sutan siregar/sumut pos
SEPI: Sejumlah kios UMKM di Pasar Bengkel, Kabupaten Serdang Bedagai, terlihat sepi pengunjung, beberapa hari lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Efek sebuah pembangunan belum Efek pembangunan ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi (MKTT) dituding memicu ‘kematian perlahan’ para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Pasar Bengkel, Kabupaten Serdangbedagai. Menyikapi hal itu, PT Jasa Marga Kualanamu Tol (MKTT) berencana membolehkan pelaku UKM Pasar Bengkel berjualan di rest area tol.

Berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), persisnya di Kilometer 43-44, sejak puluhan tahun kawasan ini menjadi lokasi favorit bagi pengendara mobil pribadi maupun para penumpang angkutan umum dari berbagai daerah, untuk sekadar melepas penat, lapar, dan dahaga.

Di sepanjang jalan, mulai dari perlintasan kereta api hingga ke tikungan Bengading, sejauh 500 meter, berjejer di kanan dan kiri kios-kios yang menjual aneka macam jajanan oleh-oleh khas Pasar Bengkel. Dodol merupakan salah satu produk unggulan di sana dengan berbagai rasa. Namun kini pusat kuliner tersebut bakal tinggal kenangan, akibat menurunnya jumlah pengunjung di sana.

Sejak operasionalisasi ruas tol MKTT akhir 2018 lalu, semakin membuat kondisi pelaku usaha di sana terpuruk. Sebab, sebagian besar kendaraan pribadi maupun bus angkutan penumpang lebih memilih lewat jalan tol, ketimbang jalur lintas dengan alasan efesiensi waktu. Alhasil, omset penjualan yang selama ini harusnya mereka dapatkan dari pengendara jalur lintas yang memakai kendaraan pribadi, sudah tidak dirasakan lagi. Bahkan, tak sedikit para pedagang di sana harus menutup kiosnya.

Ridwan, seorang pedagang dodol di Pasar Bengkel mengaku, omset mereka jauh menurun sejak hadirnya jalan tol Medan-Tebingtinggi. “Akibat sepinya pembeli, hanya sedikit yang bertahan di sini, Sudah banyak yang tutup, pindah jualan atau mencari pekerjaan lain,” sebutnya.

Bahkan pada musim mudik Lebaran lalu, pembeli juga sepi. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, momen mudik Lebaran menjadi momen yang paling dinanti karena bisa menambah omset mereka. “Kami sebagai pedagang pasti mengharapkan para pemudik yang pulang kampung banyak yang singgah di sini. Tapi ternyata masih jauh dibanding tahun sebelumnya,” bebernya.

Karenanya, dia berharap pemerintah daerah setempat peduli terhadap nasib para pedagang di Pasar Bengkel yang dulunya sempat berjaya dan selalu ramai dikunjungi masyarakat yang melintas di sana.

30 Persen Rest Area untuk UMKM

Ternyata, harapan pedagang di Pasar Bengkel ini sudah masuk dalam program pemerintah. Pelaku UKM di Pasar Bengkel, masuk daftar prioritas guna menjajakkan dagangan di rest area ruas tol MKTT. Pelaku UKM di sana akan diberi porsi 30 persen untuk berjualan di lokasi tersebut.

Direktur Teknik dan Operasi PT Jasa Marga Kualanamu Tol (MKTT), Agus Choliq mengatakan, sesuai rencana yang telah disusun pihaknya bersama instansi terkait lainnya, pedagang atau pelaku UKM Pasar Bengkel akan diberi fasilitas berjualan di rest area. “Ya, 30 persen porsi pedagang UMKM (akan ditempatkan di rest area ruas tol MKTT) nantinya,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Sabtu (29/6).

Dia mengungkapkan, rencana dimaksud sudah disosialisasikan pihaknya dan juga instansi terkait lainnya kepada para pelaku UKM. Setelah pembangunan reat area nantinya selesai, pedagang yang sudah terdata akan direlokasi ke lokasi tersebut. “Nanti ada yang handle (fasilitasi relokasi pedagang ke rest area),” kata Agus yang mulai 1 Juli 2019 ini, mengemban amanah baru sebagai Direktur Operasi PT PP Energi, anak perusahaan PT PP (Persero) Tbk yang bergerak di bidang power generation dan oil-gas.

Perihal pembangunan fasilitas tambahan pada ruas tol MKTT, Agus sebelumnya mengungkapkan, tahun ini guna mendukung kenyamanan pengendara yang melintasi ruas tol dimaksud akan dilakukan pembenahan fasilitas pendukung lainnya.

Ia juga mengungkapkan, adapun kelengkapan pendukung tersebut yakni pada rest area seperti restoran, masjid dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). “Sekarang ini dalam proses pemilihan kontraktor. Kalau untuk fasilitas utama seperti infrastrukturnya, rest area sudah selesai 100 persen,” katanya.

Diketahui, jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi Seksi I memiliki panjang total 10,75 km dimana 7,5 Km di antaranya dibangun oleh pemerintah dan 3,25 km dibangun oleh PT JMKT. Ruas ini menghubungkan Jalan Tol eksisting Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi II-VI, Kualanamu-Sei Rampah yang telah beroperasi.

Kehadiran ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi akan meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa. Tol MKTT menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi nasional di Sumut seperti kawasan industri Medan, Bandara Kualanamu, Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, serta akses menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Adanya tol ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Bandara Kualanamu ke Danau Toba akan lebih singkat dari saat ini 4-5 jam menjadi 1,5 hingga 2 jam saja. (prn)

Sutan siregar/sumut pos
SEPI: Sejumlah kios UMKM di Pasar Bengkel, Kabupaten Serdang Bedagai, terlihat sepi pengunjung, beberapa hari lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Efek sebuah pembangunan belum Efek pembangunan ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi (MKTT) dituding memicu ‘kematian perlahan’ para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Pasar Bengkel, Kabupaten Serdangbedagai. Menyikapi hal itu, PT Jasa Marga Kualanamu Tol (MKTT) berencana membolehkan pelaku UKM Pasar Bengkel berjualan di rest area tol.

Berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), persisnya di Kilometer 43-44, sejak puluhan tahun kawasan ini menjadi lokasi favorit bagi pengendara mobil pribadi maupun para penumpang angkutan umum dari berbagai daerah, untuk sekadar melepas penat, lapar, dan dahaga.

Di sepanjang jalan, mulai dari perlintasan kereta api hingga ke tikungan Bengading, sejauh 500 meter, berjejer di kanan dan kiri kios-kios yang menjual aneka macam jajanan oleh-oleh khas Pasar Bengkel. Dodol merupakan salah satu produk unggulan di sana dengan berbagai rasa. Namun kini pusat kuliner tersebut bakal tinggal kenangan, akibat menurunnya jumlah pengunjung di sana.

Sejak operasionalisasi ruas tol MKTT akhir 2018 lalu, semakin membuat kondisi pelaku usaha di sana terpuruk. Sebab, sebagian besar kendaraan pribadi maupun bus angkutan penumpang lebih memilih lewat jalan tol, ketimbang jalur lintas dengan alasan efesiensi waktu. Alhasil, omset penjualan yang selama ini harusnya mereka dapatkan dari pengendara jalur lintas yang memakai kendaraan pribadi, sudah tidak dirasakan lagi. Bahkan, tak sedikit para pedagang di sana harus menutup kiosnya.

Ridwan, seorang pedagang dodol di Pasar Bengkel mengaku, omset mereka jauh menurun sejak hadirnya jalan tol Medan-Tebingtinggi. “Akibat sepinya pembeli, hanya sedikit yang bertahan di sini, Sudah banyak yang tutup, pindah jualan atau mencari pekerjaan lain,” sebutnya.

Bahkan pada musim mudik Lebaran lalu, pembeli juga sepi. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, momen mudik Lebaran menjadi momen yang paling dinanti karena bisa menambah omset mereka. “Kami sebagai pedagang pasti mengharapkan para pemudik yang pulang kampung banyak yang singgah di sini. Tapi ternyata masih jauh dibanding tahun sebelumnya,” bebernya.

Karenanya, dia berharap pemerintah daerah setempat peduli terhadap nasib para pedagang di Pasar Bengkel yang dulunya sempat berjaya dan selalu ramai dikunjungi masyarakat yang melintas di sana.

30 Persen Rest Area untuk UMKM

Ternyata, harapan pedagang di Pasar Bengkel ini sudah masuk dalam program pemerintah. Pelaku UKM di Pasar Bengkel, masuk daftar prioritas guna menjajakkan dagangan di rest area ruas tol MKTT. Pelaku UKM di sana akan diberi porsi 30 persen untuk berjualan di lokasi tersebut.

Direktur Teknik dan Operasi PT Jasa Marga Kualanamu Tol (MKTT), Agus Choliq mengatakan, sesuai rencana yang telah disusun pihaknya bersama instansi terkait lainnya, pedagang atau pelaku UKM Pasar Bengkel akan diberi fasilitas berjualan di rest area. “Ya, 30 persen porsi pedagang UMKM (akan ditempatkan di rest area ruas tol MKTT) nantinya,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Sabtu (29/6).

Dia mengungkapkan, rencana dimaksud sudah disosialisasikan pihaknya dan juga instansi terkait lainnya kepada para pelaku UKM. Setelah pembangunan reat area nantinya selesai, pedagang yang sudah terdata akan direlokasi ke lokasi tersebut. “Nanti ada yang handle (fasilitasi relokasi pedagang ke rest area),” kata Agus yang mulai 1 Juli 2019 ini, mengemban amanah baru sebagai Direktur Operasi PT PP Energi, anak perusahaan PT PP (Persero) Tbk yang bergerak di bidang power generation dan oil-gas.

Perihal pembangunan fasilitas tambahan pada ruas tol MKTT, Agus sebelumnya mengungkapkan, tahun ini guna mendukung kenyamanan pengendara yang melintasi ruas tol dimaksud akan dilakukan pembenahan fasilitas pendukung lainnya.

Ia juga mengungkapkan, adapun kelengkapan pendukung tersebut yakni pada rest area seperti restoran, masjid dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). “Sekarang ini dalam proses pemilihan kontraktor. Kalau untuk fasilitas utama seperti infrastrukturnya, rest area sudah selesai 100 persen,” katanya.

Diketahui, jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi Seksi I memiliki panjang total 10,75 km dimana 7,5 Km di antaranya dibangun oleh pemerintah dan 3,25 km dibangun oleh PT JMKT. Ruas ini menghubungkan Jalan Tol eksisting Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi II-VI, Kualanamu-Sei Rampah yang telah beroperasi.

Kehadiran ruas tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi akan meningkatkan konektivitas guna memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa. Tol MKTT menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi nasional di Sumut seperti kawasan industri Medan, Bandara Kualanamu, Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, serta akses menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Adanya tol ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Bandara Kualanamu ke Danau Toba akan lebih singkat dari saat ini 4-5 jam menjadi 1,5 hingga 2 jam saja. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/