29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jokowi: Danau Toba Wisata Kelas Dunia

SILANGIT, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, untuk membangun Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia, dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang matang. Bukan itu saja, investasi yang dibutuhkan juga cukup besar. Jokowi pun menargetkan tahun 2020 mendatang Danau Toba harus sudah menjadi objek wisata kelas dunia.

KEDATANGAN Presiden Jokowi dan rombongan disambut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, unsur Forkopimda Sumut dan sejumlah kepala daerah di Bandara Silangit, Senin (29/7) sore sekira pukul 16.40 WIB. Ditemani Ibu Negara dan sejumlah menteri di antaranya Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Presiden Jokowi langsung meninjau Geosite Sipinsur di Humbang Hasundutan, Senin (29/7).

Jokowi yang datang menggunakan kemeja warna putih, terlebih dulu melakukan rapat bersama para menteri. Usai rapat, Jokowi juga sempat berfoto bersama dengan latar belakang panorama alam Danau Toba. Presiden dan rombongan juga mengunjungi dermaga Muara Taput sebelum melanjutkan pertemuan bersama para Bupati se-kawasan Danau Toba di hotel sekaligus menginap.

“Inikan kita sudah ke sini (Danau Toba), dalam rangka memutuskan dan merencanakan pengelolaan Danau Toba sebagai sebuah destinasi wisata yang betul-betul berkelas. Tapi produk di sini harus diperbaiki. Betul-betul menjadi tempat yang wajib dikunjungi (wisatawan). Ada 28 destinasi di sini. Ada yang betul sejarah, budaya, dan alam,” kata Jokowi kepada wartawan.

Presiden juga mengungkapkan, pembangunan Kawasan Danau Toba (KDT) pemerintah sudah mengucurkan anggaran besar yang bersumber dari APBN. Ada sebanyak Rp3,5 triliun yang dikucurkan untuk menunjang pembangunan KDT. “Ini membutuhkan investasi besar. Membutuhkan anggaran dari APBN besar. Sehingga kombinasi APBN dan investasi sehingga menggerakan Danau Toba sebagai wisata yang berkelas,” ujarnya.

Disinggung soal lingkungan Danau Toba tercemar dengan keberadaan kerambah jaring apung (KJA). Jokowi mengatakan, harus dikaji secara keseluruhan. Karena, membangun pariwisata harus melihat keseluruhannya. Termasuk mengkaji izin KJA tersebut, apakah izinnya dicabut atau tidak. “Soal lingkungan, ya nanti. Memang perbaikan produk itu tidak hanya urusan mengenai tempat wisata, tapi juga lingkungan harus kita urus total. Soal pencabutan izin keramba, saya sampaikan bisa sebagian, bisa seluruhnya. Ya dilihat dulu sebelah mana yang dibutuhkan untuk wisata dan rakyat,” ungkap Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menilai, membangun Danau Toba menjadi objek wisata kelas dunia harus dilakukan secara bertahap. Dengan itu, memerlukan waktu dengan pengerjaan dilakukan sejak 2019 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2020, mendatang. “Fisik sudah keliahatan. Investasi akan masuk. Kita bekerja mulai 2019 selesai 2020. Jalan di keliling samosir sebagian sudah kita tunjukkan. SDM, kemasan, brand, differensiasi sama Bali juga, semua. Satu-satu nanti diurus semua,” bebernya.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga membangun Sumber Daya Manusia (SDM), yakni masyarakat sekitar Danau Toba, agar menjadi pelaku pariwisata profesional ke depannya. Hal ini, dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih bagi bagi masyarakat. “Termasuk pembangunan SDM, yang terintegrasi itu semuanya, produknya, nanti kemasannya membanguna brandnya (seperti) apa dengan Bali, dengan Mandalika,” pungkasnya.

Menpar: Percepat Infrastruktur

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan target percepatan infrastruktur untuk pariwisata Danau Toba yang mendapat dana tambahan sebesar Rp 2,2 triliun di hadapan Bupati Toba Samosir. Menurutnya, percepatan infrastruktur dan utilities untuk pariwisata ditargetkan presiden selesai di 2020.

Selain Bupati Tobasa Darwin Siagian, pada acara makan malam di rumah dinas bupati tersebut, hadir juga beberapa pejabat daerah setempat. Mulai dari Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan Kadispar Kabupaten Samosir Daulat Nainggolan, Mittar Manurung, Kadis LH Toba Samosir serta Marandus Sirait, dan Kordinator Taman Eden 100.

“Anggaran ini terbesar dibandingkan tiga destinasi super prioritas lain. Selain untuk percepatan infrastruktur untuk pariwisata, juga untuk program prioritas dalam pengembangan 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) di Danau Toba,” ujar Arief.

Menurut Arief, aplikasi dari atraksi adalah sedang dibangunnya aplikasi UNESCO Global Geopark (UGG). Arief mengatakan akan dibangunnya 16 Geosite yang tersebar di seluruh kabupaten di sekitar Danau Toba dan dikembangkan yang mengarah pada standar kualifikasi sertifikasi UGG.

Sementara untuk aksesibilitas, Arief menjelaskan bahwa akan ada peningkatan kapasitas pengunjung melalui bandara. Jika dulu bandara hanya dibangun untuk 100.000 kunjungan per tahun, maka melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, ia meminta agar kapasitas ditingkatkan menjadi 500.000 per tahun. “Target kunjungan wisman Danau Toba dan Provinsi Sumut ditetapkan sebesar satu juta Wisman. Pada tahun 2018 jumlah pengunjung Silangit sendiri sudah mencapai 420.000 dan diproyeksikan segera tembus ke 500.000 di tahun 2019,” ucap Arief.

Selain aksesibilitas udara, aksesibilitas laut juga terus dikembangkan. Menurut Arief, saat ini Kementerian Perhubungan sudah membangun empat dermaga dan didukung dengan dua kapal penyebrangan. Satu kapal sudah beroperasi yaitu KMP Ihan Batak, sementara satu lainnya direncanakan mulai beroperasi tahun ini. “Sedangkan tol akan dilanjutkan sampai Tebing Tinggi, Siantar, Parapat, dan Tapanuli Tengah,” kata Arief.

Lanjut Arief, terkait amenitas, groundbreaking hotel dan resort di area Danau Toba akan dilakukan di bulan September 2019. Menurut Arief, pembangungan hotel dan resort ini memiliki nilai investasi sebesar Rp7 triliun.

Arief juga menambahkan, rata-rata pertumbuhan PAD di delapan kabupaten sekitar Danau Toba adalah sebesar 79 persen akibat tumbuhnya sektor Pariwisata. Hal ini membuktikan pariwisata relatif lebih mudah, murah, dan cepat untuk menghasilkan devisa dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Saya berharap para bupati di sekitar Danau Toba kompak untuk pengembangan pariwisata dengan semangat bersatu untuk Danau Toba,” pungkas Arief.

Percantik Tiga Dermaga

Pemerintah juga melakukan berbagai program untuk meningkatkan pariwisata di sekitar Danau Toba, termasuk mempercantik dermaga, membangun waterfront city (penataan kawasan tepi danau) serta membangun jembatan Tano Ponggol sebagai ikon wisata.

“Di Tomok ada beberapa hal yang harus kami kerjakan terutama penataan Tomok sendiri. Di sana ada tiga dermaga yang akan kami kerjakan. kalau dermaganya itu mungkin tahun 2020 karena harus didesain dulu,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Pulau Samosir, Senin (29/7).

Menurut Basuki, diantara ketiga dermaga tersebut akan dihubungkan dengan jalan pedestrian sehingga orang juga bisa melintas di atas Danau Toba. Selain itu, ujar Basuki, ada beberapa pasar yang oleh Pemda setempat akan dipindahkan sehingga akan ditata sebagai kawasan wisata termasuk pasar suvenir.

Untuk daerah Pangururan, lanjutnya, akan dilakukan penataan Kampung Ulos Hutaraja di mana beberapa rumah di daerah pusat tenun di Samosir akan direhabilitasi. “Kemudian ada waterfront city di Panguruan akan di desain dulu,” sebut Basuki.

Sementara itu, alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal dan di beberapa bagian mengalami penyempitan hingga tinggal 8 meter. Alur Tano Ponggol akan dilakukan pelebaran menjadi 80 meter sepanjang 1,5 kilometer.

“Inikan (jembatan lama) tidak bisa lewat perahu, maka akan kita coba lebarkan 80 meter, dalamnya kita dalamkan, dan jembatannya juga akan kita bikin supaya kapal pesiar juga bisa keliling Pulau Samosir secara penuh. Ini saya kira akan kita kerjakan dan sekarang sudah 74 persen tinggal nanti sampai akhir tahun bisa selesai,” bebernya.

Disebut Basuki, kontrak pekerjaan itu dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp320 miliar. (gus/prn/dtc/bbs)

SILANGIT, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, untuk membangun Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia, dibutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang matang. Bukan itu saja, investasi yang dibutuhkan juga cukup besar. Jokowi pun menargetkan tahun 2020 mendatang Danau Toba harus sudah menjadi objek wisata kelas dunia.

KEDATANGAN Presiden Jokowi dan rombongan disambut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, unsur Forkopimda Sumut dan sejumlah kepala daerah di Bandara Silangit, Senin (29/7) sore sekira pukul 16.40 WIB. Ditemani Ibu Negara dan sejumlah menteri di antaranya Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Presiden Jokowi langsung meninjau Geosite Sipinsur di Humbang Hasundutan, Senin (29/7).

Jokowi yang datang menggunakan kemeja warna putih, terlebih dulu melakukan rapat bersama para menteri. Usai rapat, Jokowi juga sempat berfoto bersama dengan latar belakang panorama alam Danau Toba. Presiden dan rombongan juga mengunjungi dermaga Muara Taput sebelum melanjutkan pertemuan bersama para Bupati se-kawasan Danau Toba di hotel sekaligus menginap.

“Inikan kita sudah ke sini (Danau Toba), dalam rangka memutuskan dan merencanakan pengelolaan Danau Toba sebagai sebuah destinasi wisata yang betul-betul berkelas. Tapi produk di sini harus diperbaiki. Betul-betul menjadi tempat yang wajib dikunjungi (wisatawan). Ada 28 destinasi di sini. Ada yang betul sejarah, budaya, dan alam,” kata Jokowi kepada wartawan.

Presiden juga mengungkapkan, pembangunan Kawasan Danau Toba (KDT) pemerintah sudah mengucurkan anggaran besar yang bersumber dari APBN. Ada sebanyak Rp3,5 triliun yang dikucurkan untuk menunjang pembangunan KDT. “Ini membutuhkan investasi besar. Membutuhkan anggaran dari APBN besar. Sehingga kombinasi APBN dan investasi sehingga menggerakan Danau Toba sebagai wisata yang berkelas,” ujarnya.

Disinggung soal lingkungan Danau Toba tercemar dengan keberadaan kerambah jaring apung (KJA). Jokowi mengatakan, harus dikaji secara keseluruhan. Karena, membangun pariwisata harus melihat keseluruhannya. Termasuk mengkaji izin KJA tersebut, apakah izinnya dicabut atau tidak. “Soal lingkungan, ya nanti. Memang perbaikan produk itu tidak hanya urusan mengenai tempat wisata, tapi juga lingkungan harus kita urus total. Soal pencabutan izin keramba, saya sampaikan bisa sebagian, bisa seluruhnya. Ya dilihat dulu sebelah mana yang dibutuhkan untuk wisata dan rakyat,” ungkap Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menilai, membangun Danau Toba menjadi objek wisata kelas dunia harus dilakukan secara bertahap. Dengan itu, memerlukan waktu dengan pengerjaan dilakukan sejak 2019 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2020, mendatang. “Fisik sudah keliahatan. Investasi akan masuk. Kita bekerja mulai 2019 selesai 2020. Jalan di keliling samosir sebagian sudah kita tunjukkan. SDM, kemasan, brand, differensiasi sama Bali juga, semua. Satu-satu nanti diurus semua,” bebernya.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga membangun Sumber Daya Manusia (SDM), yakni masyarakat sekitar Danau Toba, agar menjadi pelaku pariwisata profesional ke depannya. Hal ini, dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih bagi bagi masyarakat. “Termasuk pembangunan SDM, yang terintegrasi itu semuanya, produknya, nanti kemasannya membanguna brandnya (seperti) apa dengan Bali, dengan Mandalika,” pungkasnya.

Menpar: Percepat Infrastruktur

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan target percepatan infrastruktur untuk pariwisata Danau Toba yang mendapat dana tambahan sebesar Rp 2,2 triliun di hadapan Bupati Toba Samosir. Menurutnya, percepatan infrastruktur dan utilities untuk pariwisata ditargetkan presiden selesai di 2020.

Selain Bupati Tobasa Darwin Siagian, pada acara makan malam di rumah dinas bupati tersebut, hadir juga beberapa pejabat daerah setempat. Mulai dari Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan Kadispar Kabupaten Samosir Daulat Nainggolan, Mittar Manurung, Kadis LH Toba Samosir serta Marandus Sirait, dan Kordinator Taman Eden 100.

“Anggaran ini terbesar dibandingkan tiga destinasi super prioritas lain. Selain untuk percepatan infrastruktur untuk pariwisata, juga untuk program prioritas dalam pengembangan 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) di Danau Toba,” ujar Arief.

Menurut Arief, aplikasi dari atraksi adalah sedang dibangunnya aplikasi UNESCO Global Geopark (UGG). Arief mengatakan akan dibangunnya 16 Geosite yang tersebar di seluruh kabupaten di sekitar Danau Toba dan dikembangkan yang mengarah pada standar kualifikasi sertifikasi UGG.

Sementara untuk aksesibilitas, Arief menjelaskan bahwa akan ada peningkatan kapasitas pengunjung melalui bandara. Jika dulu bandara hanya dibangun untuk 100.000 kunjungan per tahun, maka melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, ia meminta agar kapasitas ditingkatkan menjadi 500.000 per tahun. “Target kunjungan wisman Danau Toba dan Provinsi Sumut ditetapkan sebesar satu juta Wisman. Pada tahun 2018 jumlah pengunjung Silangit sendiri sudah mencapai 420.000 dan diproyeksikan segera tembus ke 500.000 di tahun 2019,” ucap Arief.

Selain aksesibilitas udara, aksesibilitas laut juga terus dikembangkan. Menurut Arief, saat ini Kementerian Perhubungan sudah membangun empat dermaga dan didukung dengan dua kapal penyebrangan. Satu kapal sudah beroperasi yaitu KMP Ihan Batak, sementara satu lainnya direncanakan mulai beroperasi tahun ini. “Sedangkan tol akan dilanjutkan sampai Tebing Tinggi, Siantar, Parapat, dan Tapanuli Tengah,” kata Arief.

Lanjut Arief, terkait amenitas, groundbreaking hotel dan resort di area Danau Toba akan dilakukan di bulan September 2019. Menurut Arief, pembangungan hotel dan resort ini memiliki nilai investasi sebesar Rp7 triliun.

Arief juga menambahkan, rata-rata pertumbuhan PAD di delapan kabupaten sekitar Danau Toba adalah sebesar 79 persen akibat tumbuhnya sektor Pariwisata. Hal ini membuktikan pariwisata relatif lebih mudah, murah, dan cepat untuk menghasilkan devisa dan meningkatkan pendapatan masyarakat. “Saya berharap para bupati di sekitar Danau Toba kompak untuk pengembangan pariwisata dengan semangat bersatu untuk Danau Toba,” pungkas Arief.

Percantik Tiga Dermaga

Pemerintah juga melakukan berbagai program untuk meningkatkan pariwisata di sekitar Danau Toba, termasuk mempercantik dermaga, membangun waterfront city (penataan kawasan tepi danau) serta membangun jembatan Tano Ponggol sebagai ikon wisata.

“Di Tomok ada beberapa hal yang harus kami kerjakan terutama penataan Tomok sendiri. Di sana ada tiga dermaga yang akan kami kerjakan. kalau dermaganya itu mungkin tahun 2020 karena harus didesain dulu,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Pulau Samosir, Senin (29/7).

Menurut Basuki, diantara ketiga dermaga tersebut akan dihubungkan dengan jalan pedestrian sehingga orang juga bisa melintas di atas Danau Toba. Selain itu, ujar Basuki, ada beberapa pasar yang oleh Pemda setempat akan dipindahkan sehingga akan ditata sebagai kawasan wisata termasuk pasar suvenir.

Untuk daerah Pangururan, lanjutnya, akan dilakukan penataan Kampung Ulos Hutaraja di mana beberapa rumah di daerah pusat tenun di Samosir akan direhabilitasi. “Kemudian ada waterfront city di Panguruan akan di desain dulu,” sebut Basuki.

Sementara itu, alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal dan di beberapa bagian mengalami penyempitan hingga tinggal 8 meter. Alur Tano Ponggol akan dilakukan pelebaran menjadi 80 meter sepanjang 1,5 kilometer.

“Inikan (jembatan lama) tidak bisa lewat perahu, maka akan kita coba lebarkan 80 meter, dalamnya kita dalamkan, dan jembatannya juga akan kita bikin supaya kapal pesiar juga bisa keliling Pulau Samosir secara penuh. Ini saya kira akan kita kerjakan dan sekarang sudah 74 persen tinggal nanti sampai akhir tahun bisa selesai,” bebernya.

Disebut Basuki, kontrak pekerjaan itu dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp320 miliar. (gus/prn/dtc/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/