MEDAN, SUMUTPOS.CO – Insiden disiramnya Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Medan, M Sofyan dengan air panas oleh pedagang kaki lima warkop RS Elisabeth, Rabu (7/8) tak membuatnya membalas dendam. Malah sebaliknya, ia menerima dengan ikhlas.
Padahal, Sofyan sendiri masih dirawat di rumah sakit Royal Prima Medan akibat insiden tersebut. “Sekarang saya masih dirawat di rumah sakit Royal Prima, tadinya saya mau pulang tapi kata dokternya belum boleh, mudah-mudahan besok (hari ini,Red) sudah bisa pulangn
Terakhir saya dengar, memang ada seorang yang diamankan, orang yang menyiram saya dan anggota. Tapi sudahlah, tak usah diperpanjang lagi,” ucap Sofyan kepada Sumut Pos, Kamis (8/8) siang.
Ia tak ingin memperpanjang masalah itu. Alasannya, ia yakin bahwa saat itu para pedagang hanya sedang kesal dan emosi. “Mereka terbawa emosi, sudah tidak pakai akal sehat lagi, kita maklumi saja. Tak usah diperpanjang, mereka juga masyarakat Kota Medan, masyarakat kita juga,” kata Sofyan.
Untuk itu, lanjutnya, dirinya akan selalu terbuka apabila ada niat baik dari oknum pedagang yang menyiramnya dengan air panas apabila ingin menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
“Saya selalu terbuka bila memang persoalan ini mau diselesaikan secara kekeluargaan, kalau bisa secara kekeluargaan, ya kenapa tidak. Justru itu lebih baik,” lanjutnya.
Menurutnya, ia tidak pernah bermasalah dengam oknum pedagang termasuk pedagang warkop Elisabeth. “Satu yang harus dicatat baik-baik. Saya tidak pernah bermasalah dengan oknumnya, yang saya tertibkan itu bukan orangnya, tetapi perbuatannya yang melanggar Perda. Kita tetap harus menertibkannya, karena ini terkait penegakan Perda. Saya tidak pernah benci dengan pedagang, tapi tolong jangan langgar Perda, itu saja,” pungkasnya.
Menanggapi insiden itu, Ketua Komisi III DPRD Medan, Boydo HK Penjaitan menyebutkan bahwa dirinya sangat mengecam perbuatan oknum pedagang yang sangat tidak terpuji tersebut.
“Apapun alasannya, itu tidak boleh dilakukan. Saya juga sering bersebrangan dengan pihak Pemko Medan, tapi gak begitu caranya. Kita sudah berkali-kali bilang ke pedagang bahwa ada jalurnya dan itu laj yang harus kita tempuh, bukan dengan cata memalukan seperti ini,” ucap Boydo.
Maka dari itu, lanjut Boydo, hal ini diperingatkannya sebagai yang pertama dan terakhir. Pedagang kaki lima harus bisa bersikap baik dan sopan, tidak bersikap arogan dan emosional serta memalukan seperti itu.
“Saya dari dulu paling vokal kalau mendukung pedagang, tapi kalau perbuatan seperti ini justru saya sangat menentang, saya tidak suka seperti ini, ini memalukan. Ke depannya kalau ini terjadi lagi, justru saya yang akan melaporkan oknum pedagang itu ke polisi. Saya siap perjuangkan aspirasi para pedagang tapi tetap pada jalur-jalur yang terpuji dan tidak melawan hukum. Boleh berada di pihak yang berseberangan, tapi tetap harus saling menghargai,” pungkasnya. (map/ila)