JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perusahaan asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) gencar menggarap pasar potensial di Tanah Air dengan berbagai strategi jitu. Termasuk menghadirkan produk-produk unggulan yang menarik sehingga bisa diterima masyarakat Indonesia dengan baik. Hal itu diyakini bisa meningkatkan peringkat Manulife di papan atas jajaran perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.
“Strategi utama kami adalah fokus kepada nasabah. Ini merupakan cara terbaik untuk bertumbuh. Kami sangat yakin bisa memberikan yang terbaik untuk nasabah. Makanya, kami optimistis dengan strategi ini peringkat kami tentu bisa naik,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia Ryan Charland dalam jumpa pers peluncuran produk baru Manulife untuk Persiapan Hari Tua Nasabah yakni MiFuture Income Protector (Mifip) di Jakarta, Kamis (15/8).
Ryan Charland mengaku, sejak resmi memimpin Manulife Indonesia per Juli 2019, hal pertama yang ia pikirkan adalah apa yang bisa dilakukan untuk memproteksi keluarga-keluarga di Indonesia.
Saat ini, Manulife Indonesia berada di posisi ketiga pada peringkat perusahaan asuransi jiwa versi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengacu dari nilai aset. Nilai aset Manulife sebesar Rp 47,63 triliun tidak terpaut jauh dari runner up yang dipegang AIA Financial dengan aset Rp 47,89 triliun. Posisi teratas masih dipegang Prudential dengan nilai aset Rp 72,53 triiun.
Ia tidak menampik, optimisme itu didukung kinerja memuaskan dalam beberapa tahun belakangan ini. Tahun 2018, Manulife mencetak laba tahun berjalan yang melonjak 170% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,6 triliun. Hasil positif itu karena adanya pertumbuhan pendapatan premi bersih, beban perusahaan yang lebih rendah, dan pergerakan suku bunga selama 2018. Pendapatan premi bersih Manulife Rp 9,2 triliun atau naik 4% dari 2017. Saat ini Manulife Indonesia melayani nasabah yang totalnya mencapai 2,5 juta nasabah.
“Kinerja 2018 itu merupakan hasil kerja yang bagus dari tim manajemen. Memang kami tidak mematok target berapa, tetapi yang kami pastikan, Manulife akan memberi solusi yang baik ke nasabah. Kalau kita fokus ke nasabah, tentu income premi akan mengikuti,” tutur dia.
Terkait produk terbaru, Charland menjelaskan, Mifip dirancang untuk nasabah yang menginginkan ketenangan jangka panjang dan tidak terpengaruh pergerakan pasar. Produk itu dipasarkan via jalur keagenan. Menurut dia, produk asuransi tradisional ini memberi berbagai manfaat hingga enam kali jumlah premi yang dibayarkan, sehingga nasabah siap menghadapi hari tua.
Head of Product Manulife Indonesia Richard A Sondakh memaparkan, produk Mifip hadir dilatarbelakangi meningkatnya kelas menengah di Indonesia. Berdasarkan kajian Boston Consulting Group, pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia akan meningkat 64% dari tahun 2012 hingga 2020 yakni dari 41,6 juta jiwa menjadi 68,2 juta jiwa.
Sementara itu, Chief Agency Officer Manulife Indonesia Jeffrey Kie menjelaskan, Mifip dijual lewat jalur distribusi keagenan. Saat ini, sekitar 7.000 tenaga pemasaran di 25 kantor pemasaran Manulife siap memasarkan Mifip.
“Lewat MiFIP, masyarakat tidak perlu khawatir akan income tetap, terutama ketika mereka sudah tidak lagi bekerja,” ujar dia.
Sejumlah keunggulan Mifip adalah, memberikan benefit pembayaran hingga enam kali jumlah premi yang dibayarkan. Lalu, keleluasaan bagi nasabah untuk menentukan usia mapan (fleksibilitas) dan besaran dana mapan yang diinginkan. Selain itu, adanya kemudahan Underwriting, dan kemudahan untuk memilih dalam mata uang Rupiah maupun Dollar AS. (gus/ram)