26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Persediaan Bulog Mencapai 55.729 Ton, Stok Beras Aman hingga Natal dan Tahun Baru

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre I Sumut, memastikan stok beras di provinsi ini aman saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 mendatang. Dengan stok yang dimiliki mencapai 55.729 ton, serta aman hingga Februari 2020 mendatang.

“Stok beras kita yang ada di gudang berdasarkan catatan hari ini (kemarin,red) berjumlah 52.585 ton untuk beras pemerintah. Sedangkan untuk beras komersial ada 3.114 ton. Sehingga totalnya ada sekitar 55.729 ton, dan diperkirakan stok ini aman untuk 5 sampai 6 bulan ke depan,” ungkap Humas Bulog Divre I Sumut Sukarni, Selasa (3/9).

Sukarni menjelaskan, untuk kebutuhan di Sumut, pihaknya menyalurkan 6 ribu ton beras per bulannya. Kondisi stok beras dengan jumlah besar itu, dikarenakan daya tampung gudang dimiliki Bulog Divre I Sumut juga cukup besar.

Untuk diketahui, stok beras ini berada di 4 gudang yang terletak di Medan, yakni di Jalan Mustafa yang kapasitasnya bisa menampung sampai 14.000 ton. Di Mabar yang dapat menampung 21.000 ton, di Jalan Jemadi bisa menampung 21.000 ton, dan di Labuhandeli bisa menampung 7.000 ton.

“Jadi gudang kita bisa menampung sampai 63.000 ton beras. Bila sudah kelebihan, gudang-gudang lainnya di daerah juga banyak. Sebab beras Bulog ini bukan hanya untuk kebutuhan di Medan saja, namun disuplai sampai ke Aceh juga,” beber Sukarni.

Kemudian, Bulog Sumut menyatakan, stok gula pasir juga aman. Sukarni menyebutkan, stok di gudang sebanyak 200 ton. “Sedangkan stok minyak goreng sebanyak 48.480 liter, dan daging beku sebanyak 500 kilogram,” paparnya.

Saat ditanyakan, sudah berapa banyak realisasi beras sejahtera (rastra) di Sumut? Sukarni mengatakan, sampai Agustus 2019 sudah mencapai 21.000 ton. Ada 18 kabupaten di Sumut yang sudah menerima rastra tersebut. Selebihnya sudah disalurkan melalui bantuan pangan non tunai (BPNT).

“Saat ini sudah sekitar 97 persen realisasinya. Paling banyak itu ke Gunung Sitoli, yang bisa sampai 2 kali lipat, karena di sana daerahnya sulit menanam padi,” pungkasnya. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre I Sumut, memastikan stok beras di provinsi ini aman saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 mendatang. Dengan stok yang dimiliki mencapai 55.729 ton, serta aman hingga Februari 2020 mendatang.

“Stok beras kita yang ada di gudang berdasarkan catatan hari ini (kemarin,red) berjumlah 52.585 ton untuk beras pemerintah. Sedangkan untuk beras komersial ada 3.114 ton. Sehingga totalnya ada sekitar 55.729 ton, dan diperkirakan stok ini aman untuk 5 sampai 6 bulan ke depan,” ungkap Humas Bulog Divre I Sumut Sukarni, Selasa (3/9).

Sukarni menjelaskan, untuk kebutuhan di Sumut, pihaknya menyalurkan 6 ribu ton beras per bulannya. Kondisi stok beras dengan jumlah besar itu, dikarenakan daya tampung gudang dimiliki Bulog Divre I Sumut juga cukup besar.

Untuk diketahui, stok beras ini berada di 4 gudang yang terletak di Medan, yakni di Jalan Mustafa yang kapasitasnya bisa menampung sampai 14.000 ton. Di Mabar yang dapat menampung 21.000 ton, di Jalan Jemadi bisa menampung 21.000 ton, dan di Labuhandeli bisa menampung 7.000 ton.

“Jadi gudang kita bisa menampung sampai 63.000 ton beras. Bila sudah kelebihan, gudang-gudang lainnya di daerah juga banyak. Sebab beras Bulog ini bukan hanya untuk kebutuhan di Medan saja, namun disuplai sampai ke Aceh juga,” beber Sukarni.

Kemudian, Bulog Sumut menyatakan, stok gula pasir juga aman. Sukarni menyebutkan, stok di gudang sebanyak 200 ton. “Sedangkan stok minyak goreng sebanyak 48.480 liter, dan daging beku sebanyak 500 kilogram,” paparnya.

Saat ditanyakan, sudah berapa banyak realisasi beras sejahtera (rastra) di Sumut? Sukarni mengatakan, sampai Agustus 2019 sudah mencapai 21.000 ton. Ada 18 kabupaten di Sumut yang sudah menerima rastra tersebut. Selebihnya sudah disalurkan melalui bantuan pangan non tunai (BPNT).

“Saat ini sudah sekitar 97 persen realisasinya. Paling banyak itu ke Gunung Sitoli, yang bisa sampai 2 kali lipat, karena di sana daerahnya sulit menanam padi,” pungkasnya. (gus/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/