28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kelompok Tani Kopi Marsaor DMB, ‘Kami Sudah Nikmati Hasil Bantuan Disbun Sumut’

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) merupakan daerah penghasil kopi yang sudah dikenal di mancanegara dengan kopi spesialnya. Seperti, kopi Arabika Mandailing, Arabika Simalungun, Arabika Pulo Samosir, Arabika Sipirok, Arabika Karo, dan Arabika Lintong yang ditanam pada ketinggian 750 m dari permukaan laut.

Humbang Hasundutan (Humbahas) merupakan daerah penghasil kopi Arabika Lintong.

Sudah selayaknya, petani kopi di Sumut meraup dan menikmati hasil dari hasil kegigihannya menanam dan merawat tanaman kopi. Mulai dari perawatan benih, menjadi bibit hingga menjadi kopi yang berkualiatas.

Seperti dirasakan Kelompok Tani Marsaor, Desa Mandiri Benih (DMB), Kabupaten Humbahas, Sumut.

Memetik sukses dan menikmati dari berkat bantuan benih kopi dari Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumut.

Rusmani Nababan, Ketua Kelompok Tani Marsaor Desa Mandiri Benih, Kabupaten Humbahas mengatakan, tahun 2018 Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan Provinsi Sumut melalui programnya memberikan bantuan 30.000 benih kopi unggulan secara gratis dan cuma-cuma.

Setelah Kelompok Tani Marsaor menerima bantuan 30.000 benih kopi, kata Rusmani benih-benih tersebut dirawat dengan baik. Di antaranya, pihaknya menyediakan tempat atau lahan untuk benih kopi, kemudian lahan pengolahan kompos dari kotoran hewan serta tanah hitam dan pasir.

“Kelompok Tani Marsaor terdapat 20 kepala keluarga (KK) terdiri dari ibu rumah tangga. Namun, ada 10 KK yang ibu-ibu aktif di Kelompok Tani yang kita berdayakan menegelola 30.000 benih kopi bantuan dari Dinas Perkebunan Sumut,” sebut wanita yang merupakan ahli kopi tersebut.

Diungkap Rusmani didampingi ibu-ibu Kelompok Tani Marsaor, dirinya sudah pernah mengikuti pelatihan soal kopi pada Maret 2018. Dan paham tentang pengolahan kopi mulai dari benih menjadi bibit hingga menghasilkan kopi yang baik saat panen tiba.

Untuk pengolahan benih kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Sumut, sebut Rusmani, mulai pemberian kompos kotoran hewan, pranet dan alat-alat pendukungnya, tenaga ahlinya dan manusia swadaya kelompok sendiri.

“ Kita merawat benih kopi seperti mengurus anak kecil (balita). Dan, yang tepat dilakukan oleh para ibu-ibu, karena memiliki kesabaran. Mulai benih disemat, diberi pupuk tanah hingga sampai ke polibek,” ujar wanita paruh baya tersebut saat ditemui wartawan di Desa Mandiri Benih, Kabupaten Humbahas baru-baru ini.

Ditambahnya, setelah dirawat benih kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Sumut sekitar usia 6, 7 dan 8 bulan sudah menjadi bibit. Tepat 5 Agustus 2019 lalu, Kelompok Tani Marsaor telah mendistribusikan/menjual benih kopi yang telah menjadi bibit. Dan, Kelompok Tani Marsaor sangat menikmati hasilnya.

“Kami (Kelompok Tani Marsaor) sangat menikmati hasil dari bantuan benih kopi Dinas Perkebunan Sumut. Benih yang dirawat menjadi bibit, telah kami distribusikan dan hasilnya sudah dinikmati para ibu-ibu dari Kelompok Tani Marsaor. Bantuan benih kopi tersebut sangat membantu ibu-ibu dalam menambah perekonomian rumah tangganya,” ungkap Rusmani.

Rusmani menambahkan, kelompoknya siap dan bersedia apabila Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan Sumut, kembali memberikan bantuan benih kopi dengan jumlah yang lebih dari sebelumnya.

“Bantuan benih kopi oleh Dinas Perkebunan Sumut sangat membantu perekonomian ibu-ibu. Dan kami siap dan bersedia untuk mengelola benih kopi dari Dinas Perkebunan dengan jumlah yang lebih banyak,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara (Kadisbun Provsu), Ir Herawati N MMA saat diwawancarai, baru-baru ini mengatakan, bantuan benih kopi sebanyak 30.000 benih ke Kelompok Tani Marsaor merupakan, implementasi dari Program Desa Mandiri Benih (DMB) yang difasilitasi dana APBN Satker Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

Prinsip Desa Mandiri Benih adalah membangun kemandirian penyediaan benih pada sebuah desa, dengan melibatkan masyarakat. Di desa ada sumber benih, lalu masyarakat kemudian terlibat dalam penyediaan bibit. Kemudian bibit itu bisa manfaatkan sendiri oleh masyarakat atau sebagian dipasarkan melalui lembaga ekonomi yang ada di masyarakat tersebut.

Sebagai sampling Program DMB di Provinsi Sumatera Utara di laksanakan di Kabupaten Humbahas, dan terpilih Kelompok Tani Marsaor. Selanjutnya, Kelompok Tani Marsaor didaftarkan menjadi produsen benih secara legal melalui Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu.

Tujuannya, agar mereka Kelompok Tani Marsaor bisa berfungsi sebagai produsen benih legal, setelah melalui pembinaan dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. “Bantuan benih kopi kepada Kelompok Tani Marsaor dalam rangka mendukung Program DMB, hanya diberikan sekali saja. Nantinya diharapkan hasil penjualan benih digunakan untuk membenihkan kopi selanjutnya, jadi bukan berhenti pada sekali bantuan dan tidaklah setiap tahun memperoleh bantuan,” sebut Kadis Perkebunan Provinsi Sumut.

Kadis Perkebunan Sumut menambahkan, benih yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Marsaor cukup baik, dan sudah dipasarkan ke petani yang membutuhkan. Hasil penjualan benih direvolving untuk membenihkan berikutnya. (rel/azw)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) merupakan daerah penghasil kopi yang sudah dikenal di mancanegara dengan kopi spesialnya. Seperti, kopi Arabika Mandailing, Arabika Simalungun, Arabika Pulo Samosir, Arabika Sipirok, Arabika Karo, dan Arabika Lintong yang ditanam pada ketinggian 750 m dari permukaan laut.

Humbang Hasundutan (Humbahas) merupakan daerah penghasil kopi Arabika Lintong.

Sudah selayaknya, petani kopi di Sumut meraup dan menikmati hasil dari hasil kegigihannya menanam dan merawat tanaman kopi. Mulai dari perawatan benih, menjadi bibit hingga menjadi kopi yang berkualiatas.

Seperti dirasakan Kelompok Tani Marsaor, Desa Mandiri Benih (DMB), Kabupaten Humbahas, Sumut.

Memetik sukses dan menikmati dari berkat bantuan benih kopi dari Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumut.

Rusmani Nababan, Ketua Kelompok Tani Marsaor Desa Mandiri Benih, Kabupaten Humbahas mengatakan, tahun 2018 Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan Provinsi Sumut melalui programnya memberikan bantuan 30.000 benih kopi unggulan secara gratis dan cuma-cuma.

Setelah Kelompok Tani Marsaor menerima bantuan 30.000 benih kopi, kata Rusmani benih-benih tersebut dirawat dengan baik. Di antaranya, pihaknya menyediakan tempat atau lahan untuk benih kopi, kemudian lahan pengolahan kompos dari kotoran hewan serta tanah hitam dan pasir.

“Kelompok Tani Marsaor terdapat 20 kepala keluarga (KK) terdiri dari ibu rumah tangga. Namun, ada 10 KK yang ibu-ibu aktif di Kelompok Tani yang kita berdayakan menegelola 30.000 benih kopi bantuan dari Dinas Perkebunan Sumut,” sebut wanita yang merupakan ahli kopi tersebut.

Diungkap Rusmani didampingi ibu-ibu Kelompok Tani Marsaor, dirinya sudah pernah mengikuti pelatihan soal kopi pada Maret 2018. Dan paham tentang pengolahan kopi mulai dari benih menjadi bibit hingga menghasilkan kopi yang baik saat panen tiba.

Untuk pengolahan benih kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Sumut, sebut Rusmani, mulai pemberian kompos kotoran hewan, pranet dan alat-alat pendukungnya, tenaga ahlinya dan manusia swadaya kelompok sendiri.

“ Kita merawat benih kopi seperti mengurus anak kecil (balita). Dan, yang tepat dilakukan oleh para ibu-ibu, karena memiliki kesabaran. Mulai benih disemat, diberi pupuk tanah hingga sampai ke polibek,” ujar wanita paruh baya tersebut saat ditemui wartawan di Desa Mandiri Benih, Kabupaten Humbahas baru-baru ini.

Ditambahnya, setelah dirawat benih kopi bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Sumut sekitar usia 6, 7 dan 8 bulan sudah menjadi bibit. Tepat 5 Agustus 2019 lalu, Kelompok Tani Marsaor telah mendistribusikan/menjual benih kopi yang telah menjadi bibit. Dan, Kelompok Tani Marsaor sangat menikmati hasilnya.

“Kami (Kelompok Tani Marsaor) sangat menikmati hasil dari bantuan benih kopi Dinas Perkebunan Sumut. Benih yang dirawat menjadi bibit, telah kami distribusikan dan hasilnya sudah dinikmati para ibu-ibu dari Kelompok Tani Marsaor. Bantuan benih kopi tersebut sangat membantu ibu-ibu dalam menambah perekonomian rumah tangganya,” ungkap Rusmani.

Rusmani menambahkan, kelompoknya siap dan bersedia apabila Pemprovsu melalui Dinas Perkebunan Sumut, kembali memberikan bantuan benih kopi dengan jumlah yang lebih dari sebelumnya.

“Bantuan benih kopi oleh Dinas Perkebunan Sumut sangat membantu perekonomian ibu-ibu. Dan kami siap dan bersedia untuk mengelola benih kopi dari Dinas Perkebunan dengan jumlah yang lebih banyak,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara (Kadisbun Provsu), Ir Herawati N MMA saat diwawancarai, baru-baru ini mengatakan, bantuan benih kopi sebanyak 30.000 benih ke Kelompok Tani Marsaor merupakan, implementasi dari Program Desa Mandiri Benih (DMB) yang difasilitasi dana APBN Satker Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara.

Prinsip Desa Mandiri Benih adalah membangun kemandirian penyediaan benih pada sebuah desa, dengan melibatkan masyarakat. Di desa ada sumber benih, lalu masyarakat kemudian terlibat dalam penyediaan bibit. Kemudian bibit itu bisa manfaatkan sendiri oleh masyarakat atau sebagian dipasarkan melalui lembaga ekonomi yang ada di masyarakat tersebut.

Sebagai sampling Program DMB di Provinsi Sumatera Utara di laksanakan di Kabupaten Humbahas, dan terpilih Kelompok Tani Marsaor. Selanjutnya, Kelompok Tani Marsaor didaftarkan menjadi produsen benih secara legal melalui Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu.

Tujuannya, agar mereka Kelompok Tani Marsaor bisa berfungsi sebagai produsen benih legal, setelah melalui pembinaan dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. “Bantuan benih kopi kepada Kelompok Tani Marsaor dalam rangka mendukung Program DMB, hanya diberikan sekali saja. Nantinya diharapkan hasil penjualan benih digunakan untuk membenihkan kopi selanjutnya, jadi bukan berhenti pada sekali bantuan dan tidaklah setiap tahun memperoleh bantuan,” sebut Kadis Perkebunan Provinsi Sumut.

Kadis Perkebunan Sumut menambahkan, benih yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Marsaor cukup baik, dan sudah dipasarkan ke petani yang membutuhkan. Hasil penjualan benih direvolving untuk membenihkan berikutnya. (rel/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/