30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Teknis Tak Terurus

MEDAN- PSMS belum mengurus satupun aspek teknis untuk mengarungi kompetisi musim ini. Padahal kompetisi IPL yang rencananya akan diikuti akan bergulir lagi pada 27 November 2011.

Belum jelasnya kontrak pemain, pelatih kepala yang hingga saat ini juga belum ada hingga aspek paling krusial bagi keberlangsungan manajemen PSMS, yakni belum adanya Chief Executive Officer (CEO) PSMS, merupakan salah satu yang tak terurus.

Ketum PSMS Rahudman Harahap awalnya menyatakan PSMS akan berlaga di Indonesian Premier League (IPL). Tapi ada oknum pengurus yang ingin PSMS main di divisi utama.  Hal ini lantas membingungkan.

Pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli tetap yakin, pertemuan Ketum PSSI Djohar Arifin dan Ketum PSMS pada Jumat (28/10) lalu, bisa menjadi satu pegangan kuat. Karena saat itu Ketum PSMS yang juga Wali Kota Medan itu secara tegas telah menyatakan agar PSMS berlaga di kompetisi resmi PSSI yang digelar PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

“IPL bukan lagi masalah menurut saya. Saya yakin komitmen pak wali akan terlaksana. Lagipula, beliau secara langsung menyatakan itu kepada Ketum PSSI, jadi saya rasa masalah itu sudah fix,” ungkap Nanda, Kamis (3/11).

Menurutnya, saat ini kondisi persiapan PSMS masih berjalan. Setiap fungsionaris yang ditugaskan terus menjalankan fungsinya masing-masing, termasuk Nanda sendiri dan pelaksana teknis PSMS yang lain.

Soal belum adanya sodoran kontrak bagi pemain hingga saat ini, menurutnya hal tersebut terjadi karena PSMS belum membakukan susunan pemain yang memang masih dalam proses seleksi. “Tugas kita (Pelaksana teknis, Red) saat ini menangani tim. Perkembangan yang ada selalu kami laporkan ke Ketum. Tapi, saya juga tahu dan memaklumi, ketidakjelasan kontrak tentu menyebabkan adanya kemungkinkan pemain mengambil sikap dan akhirnya memutuskan hengkang. Seleksi juga memang belum selesai, saat ini semua itu bisa terjadi,” terang Nanda.

Nanda juga beranggapan, setelah tim pemandu bakat selesai melakukan seleksi kepada para pemain, barulah pihaknya melaporkan kepada Ketum untuk ditindaklanjuti pencairan dananya dengan konsorsium. “Saya yakin pemain mengerti kondisi ini. Bang Suharto juga mengatakan telah membicarakan masalah tersebut kepada mereka,” jelasnya.

Namun, sebagai pelaksana teknis yang ditugaskan, pihaknya mengaku tidak bisa memberikan keputusan apa pun selain memberikan penjelasan tentang kondisi PSMS saat ini kepada Ketum PSMS. “Keputusan di tangan Ketum. Yang kami bisa lakukan terus-menerus adalah berkomunikasi dengan beliau,” kata Nanda lagi. (saz)

MEDAN- PSMS belum mengurus satupun aspek teknis untuk mengarungi kompetisi musim ini. Padahal kompetisi IPL yang rencananya akan diikuti akan bergulir lagi pada 27 November 2011.

Belum jelasnya kontrak pemain, pelatih kepala yang hingga saat ini juga belum ada hingga aspek paling krusial bagi keberlangsungan manajemen PSMS, yakni belum adanya Chief Executive Officer (CEO) PSMS, merupakan salah satu yang tak terurus.

Ketum PSMS Rahudman Harahap awalnya menyatakan PSMS akan berlaga di Indonesian Premier League (IPL). Tapi ada oknum pengurus yang ingin PSMS main di divisi utama.  Hal ini lantas membingungkan.

Pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli tetap yakin, pertemuan Ketum PSSI Djohar Arifin dan Ketum PSMS pada Jumat (28/10) lalu, bisa menjadi satu pegangan kuat. Karena saat itu Ketum PSMS yang juga Wali Kota Medan itu secara tegas telah menyatakan agar PSMS berlaga di kompetisi resmi PSSI yang digelar PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

“IPL bukan lagi masalah menurut saya. Saya yakin komitmen pak wali akan terlaksana. Lagipula, beliau secara langsung menyatakan itu kepada Ketum PSSI, jadi saya rasa masalah itu sudah fix,” ungkap Nanda, Kamis (3/11).

Menurutnya, saat ini kondisi persiapan PSMS masih berjalan. Setiap fungsionaris yang ditugaskan terus menjalankan fungsinya masing-masing, termasuk Nanda sendiri dan pelaksana teknis PSMS yang lain.

Soal belum adanya sodoran kontrak bagi pemain hingga saat ini, menurutnya hal tersebut terjadi karena PSMS belum membakukan susunan pemain yang memang masih dalam proses seleksi. “Tugas kita (Pelaksana teknis, Red) saat ini menangani tim. Perkembangan yang ada selalu kami laporkan ke Ketum. Tapi, saya juga tahu dan memaklumi, ketidakjelasan kontrak tentu menyebabkan adanya kemungkinkan pemain mengambil sikap dan akhirnya memutuskan hengkang. Seleksi juga memang belum selesai, saat ini semua itu bisa terjadi,” terang Nanda.

Nanda juga beranggapan, setelah tim pemandu bakat selesai melakukan seleksi kepada para pemain, barulah pihaknya melaporkan kepada Ketum untuk ditindaklanjuti pencairan dananya dengan konsorsium. “Saya yakin pemain mengerti kondisi ini. Bang Suharto juga mengatakan telah membicarakan masalah tersebut kepada mereka,” jelasnya.

Namun, sebagai pelaksana teknis yang ditugaskan, pihaknya mengaku tidak bisa memberikan keputusan apa pun selain memberikan penjelasan tentang kondisi PSMS saat ini kepada Ketum PSMS. “Keputusan di tangan Ketum. Yang kami bisa lakukan terus-menerus adalah berkomunikasi dengan beliau,” kata Nanda lagi. (saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/