25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Ribuan Rumah Terendam Banjir di Medan Utara, PU Dinilai Tak Becus

BANJIR: Warga berjalan di genangan banjir di kawasan Medan Utara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan rumah yang terendam banjir di kawasan Medan Utara dinilai akibat buruknya drainase di lokasi itu. Bahkan, Pemko Medan dalam hal ini Dinas Pekerjaaan Umum (PU) Kota Medan dianggap tak becus dalam mengatasi banjir di wilayah tersebut Hal ini dikatakan Anggota DPRD Medan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Medan Utara, Mulia Asri Rambe.

Dikatakan pria yang akrab disapa Bayek ini, hal itu bisa terjadi karena tidak fokusnya Pemko Medan dalam menangani masalah banjir yag kerap terjadi di Kota Medan dari tahun ke tahun, terutama di saat musim hujan mulai datang seperti saat ini.

“Inikan bukan masalah kemarin sore, sudah masalah klasik ini di Kota Medan. Sudah bosan malah kita mendengar dan merasakannya, tapi memang sampai saat ini tidak ada juga keseriusan dari Pemerintah Kota Medan dalam menanganinya. Kalau hanya berpikir sudah menyediakan anggaran besar untuk atasi banjir, itu jelas salah, tapi harus ada focus. Ini karena PU tak becus,” ujarnya.

Sebab, DPRD Medan selalu mendukung Pemko Medan dalam hal anggaran Dinas PU agar bisa mengatasi masalah banjir dengan menormalisasi drainase. Misalnya, di tahun 2017 lalu, bahkan anggarannya sampai Rp1,1 triliun. Sedangkan tahun 2018 dan 2019 ini anggarannya ratusan miliar, namun masalah drainase tak kunjung selesai juga. “Besar pun anggaran, kalau tidak dialokasikan dengan tepat, maka juga akan menjadi sia-sia.

Harusnya fokus, ini ada anggaran besar, mau kemana dulu ini skala prioritasnya? Jangan malah kemana-kemana anggaran itu digunakan, hingga tak focus,” ujar Bayek.

Kata Bayek, wacana normalisasi drainase yang tak kunjung selesai harusnya bisa menjadi fokus bagi pihak Pemko. Begitupun dengan hal-hal lain yang bersinggungan dengan persoalan banjir, Dinas PU harus fokuskan anggarannya ke arah tersebut.

“Intinya, tidak terlalu susah untuk menangani masalah ini, asal ada kemauan, keseriusan dan fokus dari pihak terkait, termasuk Dinas PU. Saya mewakili warga Medan Utara meminta agar Dinas PU jangan main-main, harus serius dan fokus tangani Drainase. Warga juga tidak menuntut terlalu banyak dengan harus selesai seketika masalah ini, tapi setidaknya ada perubahan dan perbaikan yang dapat dirasakan, bukannya malah tetap terjadi dan bahkan semakin parah,” tegasnya.

Seperti diketahui, ribuan rumah di kawasan Medan Utara, meliputi Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Deli, dan Medan Belawan, terendam banjir. Genangan banjir sangat parah terjadi di 12 lingkungan Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan. Sebab, ketinggian air yang mencapai sepinggang orang dewasa, telah menggenangi ratusan rumah, 3 jam setelah hujan reda pada Rabu (9/10) dan Kamis (10/10).

Akibatnya, aktivitas anak sekolah dan pedagang di Pasar UKA Martubung, terganggu. Tak hanya itu, banjir yang belum surut hingga menjelang tengah hari, juga memberikan dampak lain, yakni wabah penyakit. Karena diduga, air yang menggenangi kawasan tersebut juga telah bercampur dengan luapan limbah dari Kawasan Industri Medan (KIM). (map/ila)

BANJIR: Warga berjalan di genangan banjir di kawasan Medan Utara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan rumah yang terendam banjir di kawasan Medan Utara dinilai akibat buruknya drainase di lokasi itu. Bahkan, Pemko Medan dalam hal ini Dinas Pekerjaaan Umum (PU) Kota Medan dianggap tak becus dalam mengatasi banjir di wilayah tersebut Hal ini dikatakan Anggota DPRD Medan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Medan Utara, Mulia Asri Rambe.

Dikatakan pria yang akrab disapa Bayek ini, hal itu bisa terjadi karena tidak fokusnya Pemko Medan dalam menangani masalah banjir yag kerap terjadi di Kota Medan dari tahun ke tahun, terutama di saat musim hujan mulai datang seperti saat ini.

“Inikan bukan masalah kemarin sore, sudah masalah klasik ini di Kota Medan. Sudah bosan malah kita mendengar dan merasakannya, tapi memang sampai saat ini tidak ada juga keseriusan dari Pemerintah Kota Medan dalam menanganinya. Kalau hanya berpikir sudah menyediakan anggaran besar untuk atasi banjir, itu jelas salah, tapi harus ada focus. Ini karena PU tak becus,” ujarnya.

Sebab, DPRD Medan selalu mendukung Pemko Medan dalam hal anggaran Dinas PU agar bisa mengatasi masalah banjir dengan menormalisasi drainase. Misalnya, di tahun 2017 lalu, bahkan anggarannya sampai Rp1,1 triliun. Sedangkan tahun 2018 dan 2019 ini anggarannya ratusan miliar, namun masalah drainase tak kunjung selesai juga. “Besar pun anggaran, kalau tidak dialokasikan dengan tepat, maka juga akan menjadi sia-sia.

Harusnya fokus, ini ada anggaran besar, mau kemana dulu ini skala prioritasnya? Jangan malah kemana-kemana anggaran itu digunakan, hingga tak focus,” ujar Bayek.

Kata Bayek, wacana normalisasi drainase yang tak kunjung selesai harusnya bisa menjadi fokus bagi pihak Pemko. Begitupun dengan hal-hal lain yang bersinggungan dengan persoalan banjir, Dinas PU harus fokuskan anggarannya ke arah tersebut.

“Intinya, tidak terlalu susah untuk menangani masalah ini, asal ada kemauan, keseriusan dan fokus dari pihak terkait, termasuk Dinas PU. Saya mewakili warga Medan Utara meminta agar Dinas PU jangan main-main, harus serius dan fokus tangani Drainase. Warga juga tidak menuntut terlalu banyak dengan harus selesai seketika masalah ini, tapi setidaknya ada perubahan dan perbaikan yang dapat dirasakan, bukannya malah tetap terjadi dan bahkan semakin parah,” tegasnya.

Seperti diketahui, ribuan rumah di kawasan Medan Utara, meliputi Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan, Medan Deli, dan Medan Belawan, terendam banjir. Genangan banjir sangat parah terjadi di 12 lingkungan Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan. Sebab, ketinggian air yang mencapai sepinggang orang dewasa, telah menggenangi ratusan rumah, 3 jam setelah hujan reda pada Rabu (9/10) dan Kamis (10/10).

Akibatnya, aktivitas anak sekolah dan pedagang di Pasar UKA Martubung, terganggu. Tak hanya itu, banjir yang belum surut hingga menjelang tengah hari, juga memberikan dampak lain, yakni wabah penyakit. Karena diduga, air yang menggenangi kawasan tersebut juga telah bercampur dengan luapan limbah dari Kawasan Industri Medan (KIM). (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/