26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

6 Nyawa Melayang Akibat DBD

FOGGING: Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) nyamuk DBD.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
FOGGING: Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) nyamuk DBD.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, hingga Oktober tahun ini tercatat 913 kasus atau orang yang mengalami DBD. Dalam jumlah tersebut, 6 nyawa di antaranya melayang akibat penyakit yang disebab oleh nyamuk Aedes Aegypti ini n

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Medan, dr Mutia Nimpar menyebutkan, 913 kasus DBD tersebut paling banyak terjadi pada Januari dengan jumlah 229 kasus dan Februari 135 kasus (lihat grafis).

Namun demikian, lanjutnya, jumlah 913 kasus tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018 pada periode yang sama Januari-Oktober karena terjadi 1.005 kasus.

“Jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan warga Medan, jumlah ini (913 kasus dan 6 meninggal) sebetulnya masih tergolong rendah. Hal ini karena Kota Medan jumlah penduduknya banyak (2,3 juta jiwa, data BPS Agustus 2019),” ungkap Mutia belum lama ini.

Disebutkan Mutia, untuk jumlah 6 korban yang meninggal dunia terjadi pada Januari (2), Februari (2), Maret (1) dan Agustus (1). Jumlah korban meninggal ini juga cenderung turun dibanding tahun 2018, dimana jumlahnya 13 korban meninggal.

“Jumlah 6 korban meninggal akibat DBD tahun ini terjadi di Puskesmas Helvetia 1 kasus, Puskesmas Medan Deli 1 kasus, Puskesmas Titi Papan 1 kasus, Puskesmas Sukaramai 1 kasus, Puskesmas Medan Labuhan 1 kasus dan Puskemas Desa Lalang 1 kasus,” paparnya.

Mutia mengatakan, dari 913 kasus hingga Oktober 2019, paling banyak terjadi di Puskesmas PB Selayang 77 kasus, Puskesmas Helvetia 70 kasus, Puskesmas Medan Johor 66 kasus, Puskesmas Belawan 62 kasus, Puskesmas Medan Deli 52 kasus, dan seterusnya. Sedangkan terendah, ditangani oleh Puskesmas Rantang dan Darussalam 1 kasus, Puskesmas Pulo Brayan dan Teladan 4 kasus, Puskesmas Kota Matsum dan Bromo 5 kasus.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar selalu peduli dengan lingkungan seperti membersihkan tempat penampungan air hujan, mengingat bulan November memasuki musim penghujan. Selain itu, menjaga kebersihan 3M yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk serta menghindari gantungan-gantungan baju di rumah.

“Saat ini, kami melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap kecamatan, yang bekerja sama dengan Puskesmas sekitar. Kegiatan ini sudah rutin dilakukan pada Jumat setiap pekannya. Namun, jika ada anggota keluarga yang terkena DBD maka langsung bawa ke Puskesmas terdekat. Hal ini supaya bisa langsung ditangani,” pungkasnya. (ris/ila)

FOGGING: Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) nyamuk DBD.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
FOGGING: Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) nyamuk DBD.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, hingga Oktober tahun ini tercatat 913 kasus atau orang yang mengalami DBD. Dalam jumlah tersebut, 6 nyawa di antaranya melayang akibat penyakit yang disebab oleh nyamuk Aedes Aegypti ini n

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Medan, dr Mutia Nimpar menyebutkan, 913 kasus DBD tersebut paling banyak terjadi pada Januari dengan jumlah 229 kasus dan Februari 135 kasus (lihat grafis).

Namun demikian, lanjutnya, jumlah 913 kasus tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018 pada periode yang sama Januari-Oktober karena terjadi 1.005 kasus.

“Jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan warga Medan, jumlah ini (913 kasus dan 6 meninggal) sebetulnya masih tergolong rendah. Hal ini karena Kota Medan jumlah penduduknya banyak (2,3 juta jiwa, data BPS Agustus 2019),” ungkap Mutia belum lama ini.

Disebutkan Mutia, untuk jumlah 6 korban yang meninggal dunia terjadi pada Januari (2), Februari (2), Maret (1) dan Agustus (1). Jumlah korban meninggal ini juga cenderung turun dibanding tahun 2018, dimana jumlahnya 13 korban meninggal.

“Jumlah 6 korban meninggal akibat DBD tahun ini terjadi di Puskesmas Helvetia 1 kasus, Puskesmas Medan Deli 1 kasus, Puskesmas Titi Papan 1 kasus, Puskesmas Sukaramai 1 kasus, Puskesmas Medan Labuhan 1 kasus dan Puskemas Desa Lalang 1 kasus,” paparnya.

Mutia mengatakan, dari 913 kasus hingga Oktober 2019, paling banyak terjadi di Puskesmas PB Selayang 77 kasus, Puskesmas Helvetia 70 kasus, Puskesmas Medan Johor 66 kasus, Puskesmas Belawan 62 kasus, Puskesmas Medan Deli 52 kasus, dan seterusnya. Sedangkan terendah, ditangani oleh Puskesmas Rantang dan Darussalam 1 kasus, Puskesmas Pulo Brayan dan Teladan 4 kasus, Puskesmas Kota Matsum dan Bromo 5 kasus.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar selalu peduli dengan lingkungan seperti membersihkan tempat penampungan air hujan, mengingat bulan November memasuki musim penghujan. Selain itu, menjaga kebersihan 3M yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk serta menghindari gantungan-gantungan baju di rumah.

“Saat ini, kami melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap kecamatan, yang bekerja sama dengan Puskesmas sekitar. Kegiatan ini sudah rutin dilakukan pada Jumat setiap pekannya. Namun, jika ada anggota keluarga yang terkena DBD maka langsung bawa ke Puskesmas terdekat. Hal ini supaya bisa langsung ditangani,” pungkasnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/