25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ada Balon Menteri Dimintai Rp500 Miliar

BERSAMA: Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (kedua kanan) diabadikan bersama pengurus lainnya.
BERSAMA: Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (kedua kanan) diabadikan bersama pengurus lainnya.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar kubu Jakarta Humphrey Djemat buka-bukaan soal bursa calon menteri. Lawan politik kubu Romahurmuziy alias Rommy ini mengungkapkan ada bakal calon (Balon) menteri yang dimintai Rp500 miliar oleh parpol. Itu sebagai bayaran agar namanya disodorkan kepada Jokowi.

MENURUT Humphrey, orang tersebut merupakan profesional yang disukai Presiden Joko Widodo. Namun, kemudian ada partai yang mendekatinya.

“Saya sudah mendengar dari calon menteri yang sebenarnya itu pilihan murni dari Jokowi. Jadi dia mau di-endorse partai politik tersebut, dia tidak harus kasih uang untuk itu, tapi harus ada komitmen selama dia menjadi menteri, harus bisa kontribusi Rp 500 miliar,” kata Humphrey ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (24/11).

Kendati demikian, Humphrey menolak menyebutkan partai apa yang dia maksud. Namun, orang tersebut menolak tawaran partai karena harus membayar uang yang tergolong besar.

“Karena dia memang orang profesional. Itu jelas melawan hati nuraninya. Jelas dia tidak mau. Namun keahliannya memang dibutuhkan oleh presiden,” ucap Humprey.

Humphrey menyatakan, tidak menutup kemungkinan praktik demikian juga terjadi ke calon menteri lainnya. Dia berharap, partai politik bisa segera untuk berbenah dengan sistem rekrutmen yang tidak transaksional.

“Tapi kalau terjadi seperti ini kemungkinan bisa terjadi dengan yang lain kan. Jadi praktik semacam ini sudah jadi preseden. Kebetulan itu profesional adalah teman saya,” tukasnya.

Humphrey juga menegaskan, tidak semua menteri dimintai komitmen sebesar Rp 500 miliar.

“Jangan curiga dahulu semua menteri sudah teken kontrak Rp 500 m. Jangan,” tegas dia.(jpc/jpnn/ala)

BERSAMA: Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (kedua kanan) diabadikan bersama pengurus lainnya.
BERSAMA: Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Jakarta, Humphrey Djemat (kedua kanan) diabadikan bersama pengurus lainnya.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar kubu Jakarta Humphrey Djemat buka-bukaan soal bursa calon menteri. Lawan politik kubu Romahurmuziy alias Rommy ini mengungkapkan ada bakal calon (Balon) menteri yang dimintai Rp500 miliar oleh parpol. Itu sebagai bayaran agar namanya disodorkan kepada Jokowi.

MENURUT Humphrey, orang tersebut merupakan profesional yang disukai Presiden Joko Widodo. Namun, kemudian ada partai yang mendekatinya.

“Saya sudah mendengar dari calon menteri yang sebenarnya itu pilihan murni dari Jokowi. Jadi dia mau di-endorse partai politik tersebut, dia tidak harus kasih uang untuk itu, tapi harus ada komitmen selama dia menjadi menteri, harus bisa kontribusi Rp 500 miliar,” kata Humphrey ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (24/11).

Kendati demikian, Humphrey menolak menyebutkan partai apa yang dia maksud. Namun, orang tersebut menolak tawaran partai karena harus membayar uang yang tergolong besar.

“Karena dia memang orang profesional. Itu jelas melawan hati nuraninya. Jelas dia tidak mau. Namun keahliannya memang dibutuhkan oleh presiden,” ucap Humprey.

Humphrey menyatakan, tidak menutup kemungkinan praktik demikian juga terjadi ke calon menteri lainnya. Dia berharap, partai politik bisa segera untuk berbenah dengan sistem rekrutmen yang tidak transaksional.

“Tapi kalau terjadi seperti ini kemungkinan bisa terjadi dengan yang lain kan. Jadi praktik semacam ini sudah jadi preseden. Kebetulan itu profesional adalah teman saya,” tukasnya.

Humphrey juga menegaskan, tidak semua menteri dimintai komitmen sebesar Rp 500 miliar.

“Jangan curiga dahulu semua menteri sudah teken kontrak Rp 500 m. Jangan,” tegas dia.(jpc/jpnn/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/