26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sosok Bobby Nasution Bikin Pemilih PDIP Terbelah

Ihwan vs Akhyar Bersaing Ketat

BERSAING: Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat dalam survei Pilkada Medan yang dirilis CRC, Senin (9/12).
BERSAING: Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat dalam survei Pilkada Medan yang dirilis CRC, Senin (9/12).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – City Research Center (CRC) rilis hasil survey terkait peta politik Pilkada Kota Medan. Hasilnya, Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat di Pilkada Medan. Sedangkan Bobby Afif Nasution, dinilai masih jauh.

Direktur Research CRC, Ara Auza, Senin (9/12), memaparkan rilis survey yang mereka dilakukan selama 7 hari, dimulai dari 20 November lalu. Katanya, survey ini mewawancarai 680 responden yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Medan secara tatap mukan

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Medan Area (UMA) ini mengatakan, hasil survey ini menempatkan Ihwan Ritonga diperingkat pertama dengan persentase 19,7, disusul Akhyar Nasution 13,4 persen, Bobby Nasution 9,7 persen, Salman Alfarizi 9,3 persen, dan Dahnil Anzar Simanjuntak 5,6 persen.

Ara menjelaskan, posisi Ihwan yang saat ini berada di peringkat pertama hasil survey lebih dipengaruhi karena wakil ketua DPRD Medan dianggap sebagai sosok Gerakan 212 dan berbagai Aksi Bela Islam yang memuncak pada Pilpres lalu. Katanya, selain punya ketokohan yang kuat di Gerindra, Ihwan juga dikenal dekat dengan berbagai ulama yang mengonsolidasi gerakan pada aksi aksi yang digelar umat Islam.

“Masih terpeliharanya gerakan aksi bela Islam dan masih solidnya relawan pendukung Prabowo membuat Ihwan masih lebih dipilih masyarakat ketimbang beberapa nama calon yang ada. Gerakan itu masih terpelihara dengan baik dan masih terkonsolidasi sampai dilevel bawah,” katanya.

Hasil survey terhadap Akhyar Nasution, Ara menilai, karena mulai terkonsolidasinya mesin birokrasi sampai level kepala lingkungan. Katanya, pasca Wali Kota Dzulmi Eldin terjerat kasus suap, Akhyar menjadi figur kuat birokrasi di Pemko Medan dan hal ini menjadi modal kuat politisi PDI Perjuangan maju di Pilkada.

“Pemilih PDIP di Medan terpecah pasca munculnya nama Bobby Nasution. Pemilih PDIP dan pendukung Jokowi ternyata belum menentukan pilihan baik itu ke Bobby Nasution maupun Akhyar Nasution,” katanya.

Menurutnya, jika Bobby Nasution batal maju di Pilkada Medan, maka peluang Akhyar semakin kuat mengingat akan solidnya mesin pemilih PDI Perjuangan. Menurut Ara, Bobby Nasution punya pekerjaan rumah besar jika serius maju di Pilkada Medan. Selain harus merapikan kekuatan internal PDIP, karena kuatnya figur Akhyar yang juga dikenal sebagai kader partai.

Selain itu Bobby juga masih dikenal sebagai sosok menantu Presiden Jokowi. “Dalam dua kali pertarungan Pilpres di Kota Medan, Jokowi mengalami kekalahan dua kali berturut-turut. Elektabilitas Bobby Nasution diprediksi mandek di angka 10 persen jika Akhyar Nasution maju di Pilkada dan konsolidasi ke lapisan masyarakat lemah,” urai dia.

Beberapa responden pemilih Jokowi, sambung dia, ternyata banyak juga yang belum menentukan pilihan dan bahkan ada pula yang tidak memilih Bobby. Menurutnya jika serius untuk maju di Pilkada Medan, Bobby harus mulai mengonsolidasikan gerakan ke lapisan masyarakat secara rutin. “Bobby masih punya waktu untuk meningkatkan elektabilitasnya agar bisa menyaingi elektabilitas Ikhwan dan Akhyar,” katanya.

Masuk Radar

Terpisah, Ketua Partai NasDem Sumut, Iskandar ST mengatakan pihaknya tetap memasukkan Bobby Afif Nasution sebagai daftar bacalon kepala daerah di Pilkada Medan mendatang. Meski sampai kini, suami Kahiyang Ayu diakuinya belum mendaftar secara resmi ke NasDem.

“Ya, dari awal kami memang sudah memasukkan Bobby dalam radar untuk Pilkada Medan. Betul, memang beliau belum mendaftar ke DPW. Namun bisa saja nanti melalui DPP. Meski begitu beliau tetap masuk radar,” katanya.

Tak hanya Bobby, ada beberapa daerah yang menurut Iskandar, meski si calon belum mendaftar namun namanya tetap dimasukkan. Pihaknya menilai, karena yang bersangkutan tersebut dianggap punya potensi. “Yang lain saya tidak sebutkan karena tidak ingat. Tapi salah satunya, ya Bobby,” ujarnya.

Saat ini, imbuh dia, penjaringan bacalon KaDa masih akan diplenokan ditingkat wilayah. Setelah itu nama-nama sesuai rekomendasi NasDem Sumut, akan dibawa ke DPP partai. “Minggu depan kami perkirakan tuntas proses ini, untuk selanjutnya diantar ke DPP. Masing-masing daerah akan kami ajukan tiga nama untuk selanjutnya dipilih oleh DPP,” katanya. (prn)

Ihwan vs Akhyar Bersaing Ketat

BERSAING: Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat dalam survei Pilkada Medan yang dirilis CRC, Senin (9/12).
BERSAING: Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat dalam survei Pilkada Medan yang dirilis CRC, Senin (9/12).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – City Research Center (CRC) rilis hasil survey terkait peta politik Pilkada Kota Medan. Hasilnya, Ihwan Ritonga dan Akhyar Nasution bersaing ketat di Pilkada Medan. Sedangkan Bobby Afif Nasution, dinilai masih jauh.

Direktur Research CRC, Ara Auza, Senin (9/12), memaparkan rilis survey yang mereka dilakukan selama 7 hari, dimulai dari 20 November lalu. Katanya, survey ini mewawancarai 680 responden yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Medan secara tatap mukan

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Medan Area (UMA) ini mengatakan, hasil survey ini menempatkan Ihwan Ritonga diperingkat pertama dengan persentase 19,7, disusul Akhyar Nasution 13,4 persen, Bobby Nasution 9,7 persen, Salman Alfarizi 9,3 persen, dan Dahnil Anzar Simanjuntak 5,6 persen.

Ara menjelaskan, posisi Ihwan yang saat ini berada di peringkat pertama hasil survey lebih dipengaruhi karena wakil ketua DPRD Medan dianggap sebagai sosok Gerakan 212 dan berbagai Aksi Bela Islam yang memuncak pada Pilpres lalu. Katanya, selain punya ketokohan yang kuat di Gerindra, Ihwan juga dikenal dekat dengan berbagai ulama yang mengonsolidasi gerakan pada aksi aksi yang digelar umat Islam.

“Masih terpeliharanya gerakan aksi bela Islam dan masih solidnya relawan pendukung Prabowo membuat Ihwan masih lebih dipilih masyarakat ketimbang beberapa nama calon yang ada. Gerakan itu masih terpelihara dengan baik dan masih terkonsolidasi sampai dilevel bawah,” katanya.

Hasil survey terhadap Akhyar Nasution, Ara menilai, karena mulai terkonsolidasinya mesin birokrasi sampai level kepala lingkungan. Katanya, pasca Wali Kota Dzulmi Eldin terjerat kasus suap, Akhyar menjadi figur kuat birokrasi di Pemko Medan dan hal ini menjadi modal kuat politisi PDI Perjuangan maju di Pilkada.

“Pemilih PDIP di Medan terpecah pasca munculnya nama Bobby Nasution. Pemilih PDIP dan pendukung Jokowi ternyata belum menentukan pilihan baik itu ke Bobby Nasution maupun Akhyar Nasution,” katanya.

Menurutnya, jika Bobby Nasution batal maju di Pilkada Medan, maka peluang Akhyar semakin kuat mengingat akan solidnya mesin pemilih PDI Perjuangan. Menurut Ara, Bobby Nasution punya pekerjaan rumah besar jika serius maju di Pilkada Medan. Selain harus merapikan kekuatan internal PDIP, karena kuatnya figur Akhyar yang juga dikenal sebagai kader partai.

Selain itu Bobby juga masih dikenal sebagai sosok menantu Presiden Jokowi. “Dalam dua kali pertarungan Pilpres di Kota Medan, Jokowi mengalami kekalahan dua kali berturut-turut. Elektabilitas Bobby Nasution diprediksi mandek di angka 10 persen jika Akhyar Nasution maju di Pilkada dan konsolidasi ke lapisan masyarakat lemah,” urai dia.

Beberapa responden pemilih Jokowi, sambung dia, ternyata banyak juga yang belum menentukan pilihan dan bahkan ada pula yang tidak memilih Bobby. Menurutnya jika serius untuk maju di Pilkada Medan, Bobby harus mulai mengonsolidasikan gerakan ke lapisan masyarakat secara rutin. “Bobby masih punya waktu untuk meningkatkan elektabilitasnya agar bisa menyaingi elektabilitas Ikhwan dan Akhyar,” katanya.

Masuk Radar

Terpisah, Ketua Partai NasDem Sumut, Iskandar ST mengatakan pihaknya tetap memasukkan Bobby Afif Nasution sebagai daftar bacalon kepala daerah di Pilkada Medan mendatang. Meski sampai kini, suami Kahiyang Ayu diakuinya belum mendaftar secara resmi ke NasDem.

“Ya, dari awal kami memang sudah memasukkan Bobby dalam radar untuk Pilkada Medan. Betul, memang beliau belum mendaftar ke DPW. Namun bisa saja nanti melalui DPP. Meski begitu beliau tetap masuk radar,” katanya.

Tak hanya Bobby, ada beberapa daerah yang menurut Iskandar, meski si calon belum mendaftar namun namanya tetap dimasukkan. Pihaknya menilai, karena yang bersangkutan tersebut dianggap punya potensi. “Yang lain saya tidak sebutkan karena tidak ingat. Tapi salah satunya, ya Bobby,” ujarnya.

Saat ini, imbuh dia, penjaringan bacalon KaDa masih akan diplenokan ditingkat wilayah. Setelah itu nama-nama sesuai rekomendasi NasDem Sumut, akan dibawa ke DPP partai. “Minggu depan kami perkirakan tuntas proses ini, untuk selanjutnya diantar ke DPP. Masing-masing daerah akan kami ajukan tiga nama untuk selanjutnya dipilih oleh DPP,” katanya. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/