MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku usaha atau Perajin emping skala industri rumah tangga di Desa Melati 2, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang, didorong untuk meningkatkan produktivitas hasil usahanya. Peningkatan produktivitas hasil usaha tersebut dilakukan oleh dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed), yang mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baru-baru ini.
Abdul Razak MT selaku ketua tim yang melakukan pengabdian masyarakat mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Hamisah, salah satu pelaku usaha emping di desa tersebut bahwa mereka sangat membutuhkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksinya. Sebab, selama ini pengolahan emping yang dilakukan masih konvensional.
“Pengolahan emping masih sangat konvensional sekali, seperti pengupasan kulit luar melinjo. Padahal, kulit melinjo memiliki kandungan kimia yang cukup kuat merusak kulit,” ungkap Abdul Razak didampingi anggota tim, Burhanuddin Tarigan MT dan Idham Kamil ST MT, Selasa (10/12).
Untuk itu, sambung Abdul Razak, dirancang dan dibuat teknologi berupa mesin pengupas kulit melinjo, sehingga tidak perlu lagi berlama-lama mengupas kulitnya. Selain itu, mesin pengepres melinjo. “Kita juga memberi pelatihan bagaimana cara mengoperasikan mesin-mesin tersebut, dan motivasi dalam pengembangan usaha mereka,” sebutnya.
Ia menambahkan, sangat diharapkan bantuan mesin maupun motivasi yang diberikan dapat membantu pengerajin melinjo dalam meningkatkan produktivitas usahanya. Nantinya, dilakukan juga pemantauan dan evaluasi agar benar-benar sesuai dengan harapan.
“Semua kegiatan ini adalah agenda tahunan Polmed yang merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi,” imbuhnya. (ris/ram)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku usaha atau Perajin emping skala industri rumah tangga di Desa Melati 2, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang, didorong untuk meningkatkan produktivitas hasil usahanya. Peningkatan produktivitas hasil usaha tersebut dilakukan oleh dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed), yang mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat baru-baru ini.
Abdul Razak MT selaku ketua tim yang melakukan pengabdian masyarakat mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan Hamisah, salah satu pelaku usaha emping di desa tersebut bahwa mereka sangat membutuhkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksinya. Sebab, selama ini pengolahan emping yang dilakukan masih konvensional.
“Pengolahan emping masih sangat konvensional sekali, seperti pengupasan kulit luar melinjo. Padahal, kulit melinjo memiliki kandungan kimia yang cukup kuat merusak kulit,” ungkap Abdul Razak didampingi anggota tim, Burhanuddin Tarigan MT dan Idham Kamil ST MT, Selasa (10/12).
Untuk itu, sambung Abdul Razak, dirancang dan dibuat teknologi berupa mesin pengupas kulit melinjo, sehingga tidak perlu lagi berlama-lama mengupas kulitnya. Selain itu, mesin pengepres melinjo. “Kita juga memberi pelatihan bagaimana cara mengoperasikan mesin-mesin tersebut, dan motivasi dalam pengembangan usaha mereka,” sebutnya.
Ia menambahkan, sangat diharapkan bantuan mesin maupun motivasi yang diberikan dapat membantu pengerajin melinjo dalam meningkatkan produktivitas usahanya. Nantinya, dilakukan juga pemantauan dan evaluasi agar benar-benar sesuai dengan harapan.
“Semua kegiatan ini adalah agenda tahunan Polmed yang merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi,” imbuhnya. (ris/ram)