MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelatih Kiper PSMS Medan Sahari Gultom, mengaku, gabung kembali bersama skuad Ayam Kinantan karena memiliki emosional kepada klub yang telah membesarkan namanya, saat masih menjadi pemain, meski beberapa tahun lalu juga sempat menjadi staf pelatih.
Selain faktor keluarga yang tinggal di Kota Medan, alasan utama Ucok, sapaan karib Sahari Gultom, gabung kembali ke PSMS, karena klub ini sangat serius untuk dapat kembali berlaga di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, yakni Liga 1.
Tapi, dia mengaku, selain PSMS, ada beberapa klub yang berminat menggunakan jasanya, baik itu datang dari tim Liga 1 maupun Liga 2.
“Ada tawaran gabung dari tim Liga 2, dan saya minta maaf tidak dapat gabung. Mereka juga tim yang ambisius juga untuk (lolos) Liga 1. Dan ada juga tawaran dari klub Liga 1, tapi saya tak bisa menyambutnya, takut dibilang memberi harapan,” beber Sahari.
“Saya tolak bukan sombong, tapi karena saya masih ada rasa emosional dengan PSMS hingga saat ini. Sebab PSMS adalah tim yang telah membesarkan saya. Tentu hal ini tidak bisa saya lupakan begitu saja,” pungkas eks Pelatih Kiper Timnas Indonesia U-19 itu. (isc/saz)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelatih Kiper PSMS Medan Sahari Gultom, mengaku, gabung kembali bersama skuad Ayam Kinantan karena memiliki emosional kepada klub yang telah membesarkan namanya, saat masih menjadi pemain, meski beberapa tahun lalu juga sempat menjadi staf pelatih.
Selain faktor keluarga yang tinggal di Kota Medan, alasan utama Ucok, sapaan karib Sahari Gultom, gabung kembali ke PSMS, karena klub ini sangat serius untuk dapat kembali berlaga di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, yakni Liga 1.
Tapi, dia mengaku, selain PSMS, ada beberapa klub yang berminat menggunakan jasanya, baik itu datang dari tim Liga 1 maupun Liga 2.
“Ada tawaran gabung dari tim Liga 2, dan saya minta maaf tidak dapat gabung. Mereka juga tim yang ambisius juga untuk (lolos) Liga 1. Dan ada juga tawaran dari klub Liga 1, tapi saya tak bisa menyambutnya, takut dibilang memberi harapan,” beber Sahari.
“Saya tolak bukan sombong, tapi karena saya masih ada rasa emosional dengan PSMS hingga saat ini. Sebab PSMS adalah tim yang telah membesarkan saya. Tentu hal ini tidak bisa saya lupakan begitu saja,” pungkas eks Pelatih Kiper Timnas Indonesia U-19 itu. (isc/saz)