MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara menargetkan kenaikan 20 persen atau 300 ribu kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di 2020 ini. Tahun sebelumnya, Disbudpar menyebut terdapat sekitar 250 ribu wisman yang berkunjung ke Sumut.
Kadisbudpar Sumut, Ria Novida Telaumbanua mengatakan, target 300 wisman pada 2020 diupayakan dicapai dengan pagu anggaran senilai Rp77 miliar melalui APBD Sumut. Meski demikian ia mengamini, jumlah tersebut masih sangat jauh dari target pemerintah pusat yakni sejuta ke Sumut per tahun.
“Kalau target tersebut mau ditingkatkan tentu saja budget anggarannya juga harus ditingkatkan, harus disesuaikan,” katanya, Senin (13/1).
Dia mengungkapkan, hingga November 2019 jumlah wisman yang berkunjung sebanyak 231 ribu orang. Pada akhir tahun bertambah menjadi kira-kira 250 ribu orang. Terkait target kunjungan dua juta wisatawan asing sebagaimana ditargetkan, dia menyatakan kemungkinan baru dapat diraih lima tahun mendatang.
Tentang evaluasi FDT, Ria Telaumbanua menjelaskan, FDT putaran pertama telah terlaksana di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba secara bergantian. Namun beberapa pertimbangan menjadikannya perlu dievaluasi.
Hasil evaluasi dari pelaksanaan FDT selama ini di antaranya, jadwal pelaksanaan yang tidak tetap, menyulitkan agen perjalanan wisata mempromosikannya ke dalam paket mereka. Kemudian masalah penentuan tuan rumah yang dinilai belum mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas dan amenitas, seperti ketersediaan hotel yang mendukung.
Selanjutnya anggaran yang sedikit menyulikan panitia melakukan publikasi. Padahal wisatawan mancanegara (wisman) perlu diinformasikan. Begitu juga dengan perhatian pemerintah kabupaten se-kawasan yang membutuhkan penambahan anggaran, serta minimnya jenis dan jumlah perlombaan terutama menyangkut olahraga air.
“Penentuan waktu pelaksanaan tidak pada masa liburan, sehingga jumlah pengunjung tidak seperti diharapkan. Dan setelah 7 kali pelaksanaan FDT, sulit untuk mengukur keberhasilan baik dari target kunjungan wisman dan pemanfaatan FDT untuk ekonomi masyarakat setempat,” jelas Ria Telaumbanua, Senin (13/1).
Atas dasar itu, lanjut Ria, pihaknya berencana memperbaiki konsep FDT yang telah berlangnsung satu putaran penuh di 7 kabupaten se-kawasan. Termasuk mempertimbangkan pada 2020 ada momentum perayaan hari besar Agama Islam dan Pilkada serentak pada periode Juni-Juli. Meskipun pertengahan tahun merupakan waktu yang cukup baik, karena masa liburan.
“Berdasarkan diskusi bersama dengan Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT), disarankan agar FDT berlangsung dua tahun sekali, untuk peningkatan kualitas,” katanya.
Ria kembali menegaskan, bahwa pelaksanaan FDT periode kedua bukan ditiadakan. Anggarannya masih tertampung di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2020. Namun mekanisme penyelenggaraan, penjadwalan, tanggal, penetapan lokasi serta sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat, perlu diperbaiki.
“Tetapi semua rencana kegiatan selanjutnya masih akan didiskusikan dengan 7 kabupaten/kota, BODT dan Pemprov Sumut. Dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan pembahasan dengan tentunya menerima arahan-arahan dari Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur,” ujar Ria.
Menyangkut biaya promosi pariwisata, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Sumut, Muchlis Nasution menambahkan tahun ini meningkat jumlahnya menjadi Rp12 miliar. “Sebelumnya hanya Rp9 miliar. Dengan dana itu dilakukan promosi terhadap potensi budaya dan destinasi wisata di berbagai daerah di Sumut dalam bermacam bentuk,” katanya. (prn)