MEDAN, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan, Rusdi Sinuraya menyatakan, siap membangun Kampung Millennial di Pasar Muara Takus, Jalan Muara Takus Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia Kota Medan.
Saat ini, dari 59 kios yang tidak ditempati pedagangnya, ada 35 unit kios yang kosong. Sisanya masih ada yang menempati hanya saja tidak aktif karena kondisi stannya yang belum memadai Ke 35 unit kios ini direncanakan akan di bongkar dan direncanakan untuk dijadikan lokasi Kampung (pasar) Millenial.
“Penduduk Kota Medan ada 2,6 juta jiwa. Sekitar 35 hingga 40 persen atau sekitar 1 juta orang berusia 23 sampai 33 tahun atau usia Millenial. Tapi lapangan pekerjaan sangat terbatas, kita ingin menciptakan potensi Millenial. Kita berharap anak muda mempunyai kreatifitas usaha, inilah awal kita melahirkan gagasan kampung millenial” ucap Rusdi Sinuraya dalam kegiatan Talk Show Kampung Millenial Kota Medan di Pasar Muara Takus, Rabu (15/1).
Ia melanjutkan, dari kampung ini, bisa melahirkan ide kreatif visioner untuk menciptakan lapangan usaha, sehingga anak muda tidak lagi sebagai pekerja. Rencana panjangnya, ia berharap semua pasar di Kota Medan akan diciptakan sebagai kampung yang punya kreatifitas dan bisa mengembangkan usaha.
“Semua anak muda bisa berkumpul, ada inputnya. Kita sedang menyiapkan sarana kampung millennial dari Kota Medan. Berangkat dari kampung Madras atau Kampung Muara Takus menjadi ikon,” ujarnya.
Disebutnya, konsep Kampung Milenial di Pasar Muara Takus akan menampung generasi Milenial yang memiliki ide-ide kreatif untuk dipasarkan. “Di sini juga nantinya akan menyajikan kuliner khas daerah dan produk-produk kerajinan UMKM binaan Dinas Perdagangan. Kita juga akan menampilkan band-band lokal untuk menyemarakkan suasana. Kampung Milenial ini rencananya buka 24 jam,” ujarnya.
Pihak PD Pasar akan mencoba membuat kampung ini menjadi Malioboronya Medan. Jika terlaksana, tentu bisa menjadi salah satu ikon Kota Medan untuk mendatangkan wisatawan lokal, regional dan mancanegara, sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD).
“Akan ada beragam makanan masakan khas daerah masing-masing. Padang, Melayu, Aceh, Karo, Mandailing, Melayu, Batak, India. Belum lagi soal jajanan ringan, seperti Bolu Meranti, Bika Ambon, ikan teri dan oleh-oleh lainnya,” tuturnya.
Menurut Rusdi, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan paguyuban pedagang Warung kopi (Warkop) eks Elisabeth (Taman Ahmad Yani) dan komunitas pedagang Pagaruyung yang diberi ruang untuk berjualan di Kampung Milenial.
Termasuk juga akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi yang banyak memiliki pelaku UMKM binaan, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Dinas Perdagangan. “Soal rencana ini, kita (PD Pasar Kota Medan) juga akan berkoordinasi ke Pemko Medan selaku pemilik aset lahan dan bangunan di Pasar Muara Takus,” jelasnya.
PD Pasar, katanya, ingin mengembangkan Medan sebagai tempat perdagangan, tempat bertemunya penjual, pembeli dan agen. Tak hanya itu, tetapi juga berkemas dengan kreatifitas yang baru dengan membuat market yang baru.
“Saatnya kaum millennial bisa bekerja. Perlu suatu tempat atau wadah untuk mereka bisa berkumpul tetapi hasilnya bermanfaat, bukan sekadar nongkrong-nongkrong biasa. Kenapa harus kampung Millenial? Karena kalau Mall tidak terjangkau oleh orang bawah, maka kita buat namanya ‘kampung’ dan dibuat pun di kampung Madras ini,” pungkasnya. (map/ila)