26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Pintu Masuk Sumut Dijaga Ketat

PERIKSA
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh penumpang yang baru datang dari luar negeri. Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona ke Sumatera Utara, pengawasan di pintu masuk Sumatera Utara terus diperketat.
PERIKSA Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh penumpang yang baru datang dari luar negeri. Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona ke Sumatera Utara, pengawasan di pintu masuk Sumatera Utara terus diperketat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara masih negatif terhadap penyebaran virus corona. Meski demikian, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi memastikan kalau semua petugas dan jajaran terkait sudah bekerja melakukan pengawasan secara intensif. Seluruh pintu masuk ke Sumut dijaga ketat. Edy juga telah menginstruksikan agar segera dibentuk tim khusus.

HAL ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi penyakit Pneumonia Coronavirus, di Ruang Rapat Lantai 10, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Senin (27/1). Rapat dipimpin langsung Gubernur Edy Rahmayadi.

Turut hadir dalam Rapat Koordinasi tersebut mewakili unsur Forkompimda Sumut, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dan OPD terkait, Binda Sumut, Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit USU, Rumah Sakit Umum Deliserdang, Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rumah Sakit AU Soewondo, Diskes Lantamal I, PT Angkasapura II, Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan (KKP), Pelindo Belawan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKLPP) Kelas I Medan, Dinas Kesehatan Medan dan Kanwil Kemenkumham Sumut divisi Keimigrasian.

“Alhamdulillah, saat ini kita aman dari penyebaran virus tersebut. Untuk mengantisipasi, kita harus bergerak cepat bentuk tim. Saling koordinasi khususnya di pintu-pintu masuk ke Sumut. Seperti di bandara harus diperketat pengawasan,” ujar Edy.

Menurutnya, pengecekan terhadap orang-orang dari luar negeri yang masuk ke Sumut akan lebih diintensifkan lagi terutama dari negara tujuan yang terkena wabah mematikan tersebut. Disinggung, apakah ada warga Sumut yang berada di Wuhan, China, sebagai asal wabah tersebut muncul, Gubsu mengamininya. “Pasti ada, hanya orangnya datang kemari, gak? Atau orang kita datang ke sana, gak? Ini yang sedang kita pastikan,” katanya.

Edy meminta jajaran terkait segera mendata arus manusia dari Wuhan ke Sumut ataupun sebaliknya. Sehingga wabah corona tidak sampai menjangkit penduduk dengan populasi sekitar 14 juta di wilayah ini. “Ini yang sedang didata. Mereka tak boleh keluar ke mana-mana kalau dia sudah kena wabah. Dia harus diobati di sana. Kalau dibawa ke mari, di sini nanti terjangkit, lebih repot lagi semuanya,” katanya.

Mantan Pangkostrad dan Pangdam I BB ini pun mengimbau agar secara ketat, baik petugas maupun masyarakat, untuk mewaspadai corona. Hal kedua, masyarakat jangan panic, gundah, emosional dan stres menyikapi penyebaran wabah tersebut.

“Berikan kesempatan kepada petugas untuk melakukan yang terbaik. Posko juga sudah ada, dan kita sudah melakukan koordinasi. Tolong ini jangan disebarluaskan supaya rakyat tidak stres, ini dari kita ke kita jadi harus dijaga ini,” pintanya.

Gubsu juga membantah kabar ada salah seorang warga yang diperiksa di RSUP Haji Adam Malik Medan baru-baru ini, terkena virus corona. “Belum, belum. Bukan corona. Ada spesifik wabah ini,” katanya.

Disebutkannya, Pemprov Sumut sudah melakukan langkah-langkah antisipasi masuknya virus corona ke Sumut, yakni dengan memperketat pemeriksaan orang yang datang dari luar negeri. Hal itu dilakukan bekerjasama dengan petugas KKP di pintu-pintu masuk Sumut dan kerjasama dengan RSUP Haji Adam Malik Medan. “Sudah, sudah ada. Inilah langkah-langkah konkrit kita. Hanya jangan disebarluaskan. Supaya rakyat tidak stres, percayakan petugas menanganinya,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan usai rapat menyampaikan beberapa poin hasil rapat. “Sesuai arahan Bapak Gubernur tadi, usai rapat ini segera kita bentuk tim yang terdiri dari beberapa stakeholder terkait,” ucap Alwi.

Beberapa langkah yang diambil khususnya di bandara, antara lain penyediaan Thermal Scanner untuk mendeteksi suhu tubuh manusia serta dilengkapi dengan perangkat pengukur kecil yang menangkap radiasi infra merah, disebut microbolometer. “Jadi di pintu depan itu kita sudah tutup rapat. Mudah-mudahan tidak ada yang lolos,” harapnya.

Kemudian pendataan mobilitas masyarakat Sumut atau pendatang dari Tiongkok juga akan dimonitor. Begitu pula dengan sosialisasi ke seluruh Kabupaten/Kota Sumut agar lebih waspada, khususnya yang banyak memiliki TKI atau TKA.”Selanjutnya, tim juga akan membentuk pos-pos dimana kalau ada terjadi ciri atau gejala yang menandakan adanya penyakit ini seperti demam tinggi, sesak nafas, batuk, influenza dan memiliki riwayat dalam kurun waktu 14 hari berkunjung dari negara yang terjangkit segera lah melaporkan atau memeriksakan diri,” jelas Alwi.

Sedangkan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Runtung Sitepu memastikan, tidak ada mahasiswa maupun tenaga pengajar USU yang tengah melakukan tugas belajar maupun kunjungan ke Kota Wuhan, China, yang merupakan kota pertama kali terserang epidemi virus corona. Hal ini iketahui setelah pihak Kantor Urusan Internasional USU melakukan pendadaan.

Meski begitu, Runtung mengimbau kepada seluruh civitas akademika USU dan masyarakat luas, untuk mewaspadai dan melakukan antisipasi yang diperlukan untuk mencegah terserang virus yang telah menginfeksi 2.761 orang dan membunuh 56 orang di China itu. “Mobilitas manusia dari berbagai belahan dunia demikian tinggi. Jadi walaupun hingga saat ini belum ditemukan adanya penderita virus Corona di Medan, semua pihak diharapkan terus meningkatkan kewaspadaannya dan menjaga kebersihan serta kesehatan diri dan keluarganya,” kata Runtung kepada wartawan, Senin (27/1).

Runtung menyarankan kepada masyarakat luas, tindakan antisipasi tersebut antara lain dapat dilakukan dengan mengenakan masker tatkala berada di pusat-pusat keramaian ataupun saat menaiki kendaraan umum. “Juga untuk sementara waktu menunda perjalanan ke berbagai negara yang terindikasi telah mengalami serangan virus tersebut,” tandasnya.

Perketat pengawasan terhadap orang-orang dari luar negeri yang masuk ke Sumut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, juga disampaikan Ketua Komisi I DPRD Medan, Rudianto Simangunsong. Dia meminta Kantor Imigrasi Kelas II Belawan semakin memperketat pengawasan terhadap WNA yang masuk. “Belawan salah satu pintu keluar masuknya WNA, karena diketahui banyak juga pekerja asing yang masuk melalui Pelabuhan Belawan. Kita harapkan imigrasi Belawan lebih mengoptimalkan pengawasan agar virus corona tidak menyebar hingga ke Kota Medan ini,” kata Rudianto saat kunjungan kerja ke Kantor Imigrasi Kelas II Belawan, Senin (27/1).

Hal senada disampaikan anggota Komisi I lainnya, Parlindungan Sipahutar. Politisi Demokrat ini menyebutkan, virus corona menjadi momok yang menakutkan karena penyebaran virus tersebut begitu cepat. Dirinya berharap agar imigrasi lebih sigap dalam pengawasan agar virus corona tidak menyebar hingga ke Kota Medan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Belawan, Berti Mustika mengaku sudah memperketat pintu masuk kedatangan dari luar negeri, khususnya bagi WNA. “Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari semua pihak, terutama DPRD Medan dalam mencegah menyebarnya wabah virus corona,” ujar Berti.

Dikatakannya, masuknya pekerja asing ke Belawan umumnya melalui kapal tanker dan cargo. Namun untuk mengawasi secara keseluruhan, dirinya mengaku bahwa pihaknya masih mengalami kekurangan petugas. “Namun begitu kita akan maksimalkan petugas yang ada untuk mencegah masuknya WNA. Begitu juga dengan WNA yang sudah menetap, kita akan kontrol secara maksimal,” tandasnya. (prn/gus/map)

PERIKSA
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh penumpang yang baru datang dari luar negeri. Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona ke Sumatera Utara, pengawasan di pintu masuk Sumatera Utara terus diperketat.
PERIKSA Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh penumpang yang baru datang dari luar negeri. Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona ke Sumatera Utara, pengawasan di pintu masuk Sumatera Utara terus diperketat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara masih negatif terhadap penyebaran virus corona. Meski demikian, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi memastikan kalau semua petugas dan jajaran terkait sudah bekerja melakukan pengawasan secara intensif. Seluruh pintu masuk ke Sumut dijaga ketat. Edy juga telah menginstruksikan agar segera dibentuk tim khusus.

HAL ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan menghadapi penyakit Pneumonia Coronavirus, di Ruang Rapat Lantai 10, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Senin (27/1). Rapat dipimpin langsung Gubernur Edy Rahmayadi.

Turut hadir dalam Rapat Koordinasi tersebut mewakili unsur Forkompimda Sumut, Kepala Dinas Kesehatan Sumut dan OPD terkait, Binda Sumut, Rumah Sakit Adam Malik, Rumah Sakit USU, Rumah Sakit Umum Deliserdang, Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rumah Sakit AU Soewondo, Diskes Lantamal I, PT Angkasapura II, Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan (KKP), Pelindo Belawan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKLPP) Kelas I Medan, Dinas Kesehatan Medan dan Kanwil Kemenkumham Sumut divisi Keimigrasian.

“Alhamdulillah, saat ini kita aman dari penyebaran virus tersebut. Untuk mengantisipasi, kita harus bergerak cepat bentuk tim. Saling koordinasi khususnya di pintu-pintu masuk ke Sumut. Seperti di bandara harus diperketat pengawasan,” ujar Edy.

Menurutnya, pengecekan terhadap orang-orang dari luar negeri yang masuk ke Sumut akan lebih diintensifkan lagi terutama dari negara tujuan yang terkena wabah mematikan tersebut. Disinggung, apakah ada warga Sumut yang berada di Wuhan, China, sebagai asal wabah tersebut muncul, Gubsu mengamininya. “Pasti ada, hanya orangnya datang kemari, gak? Atau orang kita datang ke sana, gak? Ini yang sedang kita pastikan,” katanya.

Edy meminta jajaran terkait segera mendata arus manusia dari Wuhan ke Sumut ataupun sebaliknya. Sehingga wabah corona tidak sampai menjangkit penduduk dengan populasi sekitar 14 juta di wilayah ini. “Ini yang sedang didata. Mereka tak boleh keluar ke mana-mana kalau dia sudah kena wabah. Dia harus diobati di sana. Kalau dibawa ke mari, di sini nanti terjangkit, lebih repot lagi semuanya,” katanya.

Mantan Pangkostrad dan Pangdam I BB ini pun mengimbau agar secara ketat, baik petugas maupun masyarakat, untuk mewaspadai corona. Hal kedua, masyarakat jangan panic, gundah, emosional dan stres menyikapi penyebaran wabah tersebut.

“Berikan kesempatan kepada petugas untuk melakukan yang terbaik. Posko juga sudah ada, dan kita sudah melakukan koordinasi. Tolong ini jangan disebarluaskan supaya rakyat tidak stres, ini dari kita ke kita jadi harus dijaga ini,” pintanya.

Gubsu juga membantah kabar ada salah seorang warga yang diperiksa di RSUP Haji Adam Malik Medan baru-baru ini, terkena virus corona. “Belum, belum. Bukan corona. Ada spesifik wabah ini,” katanya.

Disebutkannya, Pemprov Sumut sudah melakukan langkah-langkah antisipasi masuknya virus corona ke Sumut, yakni dengan memperketat pemeriksaan orang yang datang dari luar negeri. Hal itu dilakukan bekerjasama dengan petugas KKP di pintu-pintu masuk Sumut dan kerjasama dengan RSUP Haji Adam Malik Medan. “Sudah, sudah ada. Inilah langkah-langkah konkrit kita. Hanya jangan disebarluaskan. Supaya rakyat tidak stres, percayakan petugas menanganinya,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan usai rapat menyampaikan beberapa poin hasil rapat. “Sesuai arahan Bapak Gubernur tadi, usai rapat ini segera kita bentuk tim yang terdiri dari beberapa stakeholder terkait,” ucap Alwi.

Beberapa langkah yang diambil khususnya di bandara, antara lain penyediaan Thermal Scanner untuk mendeteksi suhu tubuh manusia serta dilengkapi dengan perangkat pengukur kecil yang menangkap radiasi infra merah, disebut microbolometer. “Jadi di pintu depan itu kita sudah tutup rapat. Mudah-mudahan tidak ada yang lolos,” harapnya.

Kemudian pendataan mobilitas masyarakat Sumut atau pendatang dari Tiongkok juga akan dimonitor. Begitu pula dengan sosialisasi ke seluruh Kabupaten/Kota Sumut agar lebih waspada, khususnya yang banyak memiliki TKI atau TKA.”Selanjutnya, tim juga akan membentuk pos-pos dimana kalau ada terjadi ciri atau gejala yang menandakan adanya penyakit ini seperti demam tinggi, sesak nafas, batuk, influenza dan memiliki riwayat dalam kurun waktu 14 hari berkunjung dari negara yang terjangkit segera lah melaporkan atau memeriksakan diri,” jelas Alwi.

Sedangkan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Runtung Sitepu memastikan, tidak ada mahasiswa maupun tenaga pengajar USU yang tengah melakukan tugas belajar maupun kunjungan ke Kota Wuhan, China, yang merupakan kota pertama kali terserang epidemi virus corona. Hal ini iketahui setelah pihak Kantor Urusan Internasional USU melakukan pendadaan.

Meski begitu, Runtung mengimbau kepada seluruh civitas akademika USU dan masyarakat luas, untuk mewaspadai dan melakukan antisipasi yang diperlukan untuk mencegah terserang virus yang telah menginfeksi 2.761 orang dan membunuh 56 orang di China itu. “Mobilitas manusia dari berbagai belahan dunia demikian tinggi. Jadi walaupun hingga saat ini belum ditemukan adanya penderita virus Corona di Medan, semua pihak diharapkan terus meningkatkan kewaspadaannya dan menjaga kebersihan serta kesehatan diri dan keluarganya,” kata Runtung kepada wartawan, Senin (27/1).

Runtung menyarankan kepada masyarakat luas, tindakan antisipasi tersebut antara lain dapat dilakukan dengan mengenakan masker tatkala berada di pusat-pusat keramaian ataupun saat menaiki kendaraan umum. “Juga untuk sementara waktu menunda perjalanan ke berbagai negara yang terindikasi telah mengalami serangan virus tersebut,” tandasnya.

Perketat pengawasan terhadap orang-orang dari luar negeri yang masuk ke Sumut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, juga disampaikan Ketua Komisi I DPRD Medan, Rudianto Simangunsong. Dia meminta Kantor Imigrasi Kelas II Belawan semakin memperketat pengawasan terhadap WNA yang masuk. “Belawan salah satu pintu keluar masuknya WNA, karena diketahui banyak juga pekerja asing yang masuk melalui Pelabuhan Belawan. Kita harapkan imigrasi Belawan lebih mengoptimalkan pengawasan agar virus corona tidak menyebar hingga ke Kota Medan ini,” kata Rudianto saat kunjungan kerja ke Kantor Imigrasi Kelas II Belawan, Senin (27/1).

Hal senada disampaikan anggota Komisi I lainnya, Parlindungan Sipahutar. Politisi Demokrat ini menyebutkan, virus corona menjadi momok yang menakutkan karena penyebaran virus tersebut begitu cepat. Dirinya berharap agar imigrasi lebih sigap dalam pengawasan agar virus corona tidak menyebar hingga ke Kota Medan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Belawan, Berti Mustika mengaku sudah memperketat pintu masuk kedatangan dari luar negeri, khususnya bagi WNA. “Kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari semua pihak, terutama DPRD Medan dalam mencegah menyebarnya wabah virus corona,” ujar Berti.

Dikatakannya, masuknya pekerja asing ke Belawan umumnya melalui kapal tanker dan cargo. Namun untuk mengawasi secara keseluruhan, dirinya mengaku bahwa pihaknya masih mengalami kekurangan petugas. “Namun begitu kita akan maksimalkan petugas yang ada untuk mencegah masuknya WNA. Begitu juga dengan WNA yang sudah menetap, kita akan kontrol secara maksimal,” tandasnya. (prn/gus/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/