MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meluasnya penyebaran virus Corona hingga di 16 negara, dengan Cina sebagai negara terbanyak korban, dinilai sangat berdampak terhadap pariwisata di Sumatera Utara (Sumut), khususnya ke Danau Toba. Pascaserangan virus, sejumlah turis dari negeri tirai bambu itu menunda bahkan membatalkan perjalanan ke Danau Toba.
“Selama ini, kunjungan turis Cina ke Danau Toba adalah nomor ketiga terbanyak setelah Malaysia dan Singapura. Tetapi karena virus Corona, banyak perjalanan ke Danau Toba ditunda bahkan dibatalkan. Kalau situasi ini (serangan virus) terus berlarut, akan memberi dampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumut, khususnya Danau Toba,” kata Direktur Utama (Dirut) Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT), Arie Prasetyo, kepada wartawan di Medan, Rabu (29/1).
Arie mengatakan, setiap bulan kunjungan turis asal Cina ke danau Toba mencapai 600 hingga 900 kunjungan. “Mengacu pada data itu, dengan asumsi uang yang dihabiskan wisatawan rata-rata Rp7,8 juta per orang, maka mereka membawa devisa sebesar Rp4,68 miliar hingga Rp7,02 miliar per bulan,” jelas Arie.
Karena serangan virus Corona, kunjungan wisatawan asal China pada perayaan Tahun Imlek 2020, mengalami penurunan drastis. Pasalnya, pemerintah Cina membatalkan segala perayaan Imlek di berbagai provinsi di Cina, serta mengurangi perjalanan liburan Imlek dari Cina ke berbagai negara. Sumut pun ikut terkena dampaknya.
“Padahal dalam empat bulan terakhir, wisatawan asal China yang masuk ke Sumut nyaris mencapai angka 2.500 orang,” katanya.
Data terakhir dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, jumlah wisatawan Cina yang masuk ke Sumut sepanjang Januari hingga November 2019 mencapai 7.909 orang. Angka ini turun 1,09% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Malaysia dan Singapura masih menguasai pangsa wisman yang berkunjung dengan masing-masing berjumlah 124.634 orang dan 16.779 orang. (gus)