25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Trump Gagal Dimakzulkan dan Siap Maju dalam Pilpres AS

Donald
Trump

AMERIKA SERIKAT, SUMUTPOS.CO – Donald Trump dipastikan tetap jadi presiden Amerika Serikat setelah Senat membebaskannya dari dakwaan pemakzulan dalam persidangan, Rabu (5/2). Dia diselamatkan oleh para senator dari Partai Republik yang kompak menolak dua dakwaan pemakzulan yang ditetapkan DPR.

Pemimpin berusia 73 tahun itu, menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang dibebaskan dari pemakzulan. Kini dia bisa fokus menyelesaikan masa jabatannya dan mempersiapkan kampanye untuk pemilu presiden selanjutnya.

Trump dibebaskan dari dua pasal pemakzulan yang disepakati oleh DPR pada 18 Desember lalu. Suara untuk menyatakan Trump bersalah jauh dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan dalam Senat untuk memecatnya berdasarkan Undang-Undang AS.

Usai lolos dari pemakzulan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin melaju dalam pencalonan kembali untuk pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2020 mendatang. Dukungan solid Partai Republik terhadap dirinya dalam voting pemakzulan semakin memantapkan langkah Trump dalam pilpres.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/2/2020), nyaris seluruh Senator Republikan memvoting untuk membebaskan Trump dari dua dakwaan pemakzulan, yakni menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Hanya Senator Utah, Mitt Romney, yang melawan sikap Partai Republik untuk dakwaan pertama.

Dalam menyatakan Trump tak bersalah atas dua dakwaan pemakzulan itu, para Senator berpegang pada banyak alasan untuk membuat Trump tetap menjabat.

Alasan pertama, kalangan Republikan meyakini Trump bersalah, tapi menilai tindakannya tidak cukup kuat untuk dimakzulkan. Alasan kedua menyebut percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Juli tahun lalu sebagai ‘percakapan telepon yang sempurna’. Alasan ketiga, kalangan Republikan menyadari akan ada pemilu dalam 10 bulan ke depan dan terserah pada para pemilih AS untuk menentukan nasib Trump.

Bagi Trump, ada satu pesan utama yang bisa diambil dari voting Senat AS yang meloloskannya dari pemakzulan. Pesan itu berbunyi: Bahkan pada masa-masa bahaya politik maksimum, selalu ada Partai Republik yang mendukungnya.

Penasihat politik Partai Republik, Scott Jennings, menyebut sidang pemakzulan memperkuat cengkeraman Trump atas Partai Republik, khususnya dengan basis konservatif yang loyal padanya.

“Ini benar-benar membuat dia disayangi oleh pendukungnya yang paling berkomitmen. Jika Trump adalah seorang pengganggu, maka sangat masuk akal bagi orang dalam untuk berusaha menyingkirkannya. Ini memberikan Trump pesan nyata,” sebutnya.

“Saya tidak melihat kelemahan dalam diri Trump sekarang,” imbuh Jennings. (bbs/ram)

Donald
Trump

AMERIKA SERIKAT, SUMUTPOS.CO – Donald Trump dipastikan tetap jadi presiden Amerika Serikat setelah Senat membebaskannya dari dakwaan pemakzulan dalam persidangan, Rabu (5/2). Dia diselamatkan oleh para senator dari Partai Republik yang kompak menolak dua dakwaan pemakzulan yang ditetapkan DPR.

Pemimpin berusia 73 tahun itu, menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang dibebaskan dari pemakzulan. Kini dia bisa fokus menyelesaikan masa jabatannya dan mempersiapkan kampanye untuk pemilu presiden selanjutnya.

Trump dibebaskan dari dua pasal pemakzulan yang disepakati oleh DPR pada 18 Desember lalu. Suara untuk menyatakan Trump bersalah jauh dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan dalam Senat untuk memecatnya berdasarkan Undang-Undang AS.

Usai lolos dari pemakzulan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin melaju dalam pencalonan kembali untuk pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2020 mendatang. Dukungan solid Partai Republik terhadap dirinya dalam voting pemakzulan semakin memantapkan langkah Trump dalam pilpres.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/2/2020), nyaris seluruh Senator Republikan memvoting untuk membebaskan Trump dari dua dakwaan pemakzulan, yakni menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Hanya Senator Utah, Mitt Romney, yang melawan sikap Partai Republik untuk dakwaan pertama.

Dalam menyatakan Trump tak bersalah atas dua dakwaan pemakzulan itu, para Senator berpegang pada banyak alasan untuk membuat Trump tetap menjabat.

Alasan pertama, kalangan Republikan meyakini Trump bersalah, tapi menilai tindakannya tidak cukup kuat untuk dimakzulkan. Alasan kedua menyebut percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Juli tahun lalu sebagai ‘percakapan telepon yang sempurna’. Alasan ketiga, kalangan Republikan menyadari akan ada pemilu dalam 10 bulan ke depan dan terserah pada para pemilih AS untuk menentukan nasib Trump.

Bagi Trump, ada satu pesan utama yang bisa diambil dari voting Senat AS yang meloloskannya dari pemakzulan. Pesan itu berbunyi: Bahkan pada masa-masa bahaya politik maksimum, selalu ada Partai Republik yang mendukungnya.

Penasihat politik Partai Republik, Scott Jennings, menyebut sidang pemakzulan memperkuat cengkeraman Trump atas Partai Republik, khususnya dengan basis konservatif yang loyal padanya.

“Ini benar-benar membuat dia disayangi oleh pendukungnya yang paling berkomitmen. Jika Trump adalah seorang pengganggu, maka sangat masuk akal bagi orang dalam untuk berusaha menyingkirkannya. Ini memberikan Trump pesan nyata,” sebutnya.

“Saya tidak melihat kelemahan dalam diri Trump sekarang,” imbuh Jennings. (bbs/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/