PERCUT SEI TUAN, SUMUTPOS.CO – Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Raden Muhammad Syafi’i menggelar kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di daerah pemilihan (Dapil) Sumut I untuk Tahun Sidang 2019-2020. Kali ini politisi yang akrab disapa Romo ini mengelar sosialisasi di Desa Pematang Johar, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sabtu (8/2) lalu.
Menurut Romo, dipilihnya lokasi ini karena, selain basis dukungan untuknya pada Pemilu 2019 lalu, ia juga ingin memberikan dukungan atas program Desa Wisata Sawah yang baru-baru ini diresmikan dan digagas Kepala Desa Pematang Johar, Sudarman SPd yang didukung oleh modal sosial masyarakat yang guyub (kompak). Romo berharap, proyek wisata sawah yang dengan cepat tersosialisasi (viral) ini dapat menjadi icon serta prototipe desa yang berbasis pertanian (sawah) sehingga bisa menjadi desa yang maju dan mandiri, seperti tagline Pemerintah Desa Pematang Johar.
Kehadiran program wisata sawah ini, kata Romo, efek ikutannya dapat mendorong peningkatan dana desa dari retribusi, membuka lapangan kerja baru bagi penduduk desa terutama generasi muda yang selama ini memilih menjadi buruh pabrik di perkotaan. “Dari apa yang saya lihat, kehadiran wisatawan ke Desa Pematang Johar ini telah membuka lahan pekerjaan baru seperti parkir, cafe-cafe baru, kios-kios souvenir/cenderamata, warung kuliner yang memprioritaskan hanya kepada warga Desa Pematang Johar,” kata Romo.
Dia berharap, ke depan akan muncul wahana-wahana baru yang bernuansa pertanian dan alam, untuk memenuhi kecintaan masyarakat kepada pertanian, sehingga tidak lagi terjadi masyarakat desa mencari kerja ke kota sebagai buruh industri. “Desa ini merupakan basis dukungan kepada saya sebagai politisi dan sebagai ustadz, karena sesungguhnya saya telah beberapa kali ke Desa Pematang Johar bahkan sebelum saya sebagai Anggota DPR RI yaitu tahun 1998 ketika sebagai da’I,” ungkapnya. Karenanya, Romo meyakini, nilai-nilai kearifan lokal yaitu kekompakan (guyub) masyarakat Desa Pematang Johar, menjadi kekuatan dan pondasi nilai-nilai kristalisasi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Disebutnya, kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR RI yang kontekstual seperti ini, akan menjadi bentuk sosialisasi yang dapat mengukur nilai-nilai kearifan lokal yang memberikontribusi kepada nilai-nilai Pancasila dan NKRI, apakah masih relevan? Dan dapat menjadi kekuatan untuk menghempang nilai-nilai fragmatisme, individualisme serta matrealisme merupakan efek dari industrialisasi dan globalisasi.
“Saya yakin, kekompakan (guyub) ini bukanlah bentuk konservatisme (sulit menerima perubahan), tapi akan menjadi kekuatan untuk mendorong kemajuan dan ekonomi desa, di mana pertanian sebagai ikon meskipun memiliki keterbatasan dalam mengakses sistem perekonomian kapitalisme di era digital ini,” sebutnya. Di akhir acara sosialisasi, Romo berjanji, akan lebih sering datang ke Desa Pematang Johar, baik sebagai anggota DPR/MPR RI dari daerah Pemilihan Sumut 1 (Medan, Deliserdang, SerdangBedagai, dan TebingTinggi) maupun sebagai da’i. “Selamat kepada Desa Pematang Johar, semoga wisata sawah di desa ini dapat menjadi ikon dan percontohan bagi desa-desa di seluruh Indoensia,” tandasnya. (adz)