32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Milad ke-13 Radio Radja FM Medan, Akhyar Minta Warga Jawa Guyub dan Kuat

Milad Radio Jawa-
Plt Walikota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri acara Milad Radio Jawa (Raja) ke XIII di Jalan Tinta Medan, Minggu (16/2).
Milad Radio Jawa-
Plt Walikota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri acara Milad Radio Jawa (Raja) ke XIII di Jalan Tinta Medan, Minggu (16/2).

MEDAN, SUNUTPOS.CO – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution memperkenalkan diri di hadapan ratusan warga di acara Milad ke 13 Radio Jawa (Raja) 107,7 FM dan sekaligus Pelantikan Pengurus Raja/Satkom Raja 2020-2023 di Jalan Tinta Ujung, Medan, Minggu (16/2). Perkenalan tersebut, Akhyar menyapa menggunakan Bahasa Jawa.

“Terimakasih Mas Edi (Pendiri Raja FM) telah disampaikan ke saya. Baru ini saya dengar ada radio Jawa. Karena sebelumnya ada radio namanya Pasopoati. Sekarang sudah ada gantinya,” sebut Akhyar didampingi Kadis Pariwisata Agus Suriyono, Kadis Pertamanan dan Kebersihan Husni.

Dalam sambutannya, Akhyar mengungkapkan bahwa dirinya memang punya marga Nasution, turunan dari sang ayah. Namun ia tumbuh besar di kawasan Tanjung Mulia, yang dihuni mayoritas orang Jawa. Karena itu, dirinya bisa berbicara dengan logat Jawa.

“Yang penting semua (warga Jawa) bisa guyub (rukun). Apalagi jumlah warga Jawa di Kota Medan itu 33 persen (dari 2,3 Juta jiwa berdasarkan data BPS Sumut/Agustus 2019),” sebut Plt Wali Kota.

Jumlah yang besar dengan bermacam potensi yang bisa dikembangkan, Plt Wali Kota Medan menilai keberadaan radio dengan segmentasi tertentu serta wajah yang puya ciri khas budaya seperti Raja FM, harus dibina. Sebab industry kreatif seperti ini secara tidak langsung, akan mampu menguatkan perekonomian masyarakat.
“Radio ini kan satu komunitas kreatif. Jadi dari sini, banyak orang yang mendengar, semakin besar peluang ekonomi. Tetapi kekuatan ini jangan dianggap politis. Yang penting guyub,” tambahnya lagi.

Begitu juga terkait pembinaan kebudayaan lanjutnya, Kota Medan yang multikultur perlu menampilkan ragam budaya masyarakat dari berbagai suku. Sehingga, terlihat bahwa ibukota Provinsi Sumatera Utara ini juga menjadi miniatur dari Indonesia, yang dihuni banyak etnis.

“Nanti kalau bisa, sebulan sekali ada pertunjukan di Lapangan Merdeka. Silahkan bicara dengan Kadis Pariwisata. Berbagai pertunjukan dibuat, bergantian. Bulan berikutnya apa. Begitu juga radio Raja, juga harus terus dikembangkan. Jangan ada perselisihan,” pesan Akhyar.

Mengakhiri sambutannya, Akhyar pun mengingatkan lagi soal kata ‘guyub’ bagi warga Jawa. Bahwa jumlah yang banyak atau mayoritas, bukan jaminan masyarakat itu bisa maju. Sebab yang penting adalah bagaimana bisa hidup rukun, baik dengan sesama suku Jawa, terlebih kepada suku lainnya.

“Jumlah banyak tetapi kuat, dan harus 100 persen guyub. Lebih baik sedikit tetapi diperhitungkan, daripada banyak tidak diperhitungkan. Intinya, kami senang menghadiri acara (kebudayaan) seperti ini, karena mencerminkan Kota Medan yang multicultural,” pungkasnya.

Sementara Pendiri sekaligus Ketua Umum Raja FM, Edi Kusnaedi alias Kewa menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Pemko Medan di bawah kepemimpinan Akhyar Nasution. Dirinya berharap keberadaan radio ini bisa bekelanjutan hingga ke anak cucu.

“Karena itu kami mohon kepada pemerintah, agar bisa membina kami, membimbing kami. Karena sekarang kami ini bukan radio ‘kaleng-kaleng’, Raja FM sudah lebih baik,” kata Kewa.

Acara Milad tersebu juga dirangkaikan dengan Milad ke 6, Satkom Radio Raja. Ditandai pemotongan tumpeng oleh Plt Wali Kota Medan, serta santunan kepada anak yatim/piyatu. (*)

Milad Radio Jawa-
Plt Walikota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri acara Milad Radio Jawa (Raja) ke XIII di Jalan Tinta Medan, Minggu (16/2).
Milad Radio Jawa-
Plt Walikota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi menghadiri acara Milad Radio Jawa (Raja) ke XIII di Jalan Tinta Medan, Minggu (16/2).

MEDAN, SUNUTPOS.CO – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution memperkenalkan diri di hadapan ratusan warga di acara Milad ke 13 Radio Jawa (Raja) 107,7 FM dan sekaligus Pelantikan Pengurus Raja/Satkom Raja 2020-2023 di Jalan Tinta Ujung, Medan, Minggu (16/2). Perkenalan tersebut, Akhyar menyapa menggunakan Bahasa Jawa.

“Terimakasih Mas Edi (Pendiri Raja FM) telah disampaikan ke saya. Baru ini saya dengar ada radio Jawa. Karena sebelumnya ada radio namanya Pasopoati. Sekarang sudah ada gantinya,” sebut Akhyar didampingi Kadis Pariwisata Agus Suriyono, Kadis Pertamanan dan Kebersihan Husni.

Dalam sambutannya, Akhyar mengungkapkan bahwa dirinya memang punya marga Nasution, turunan dari sang ayah. Namun ia tumbuh besar di kawasan Tanjung Mulia, yang dihuni mayoritas orang Jawa. Karena itu, dirinya bisa berbicara dengan logat Jawa.

“Yang penting semua (warga Jawa) bisa guyub (rukun). Apalagi jumlah warga Jawa di Kota Medan itu 33 persen (dari 2,3 Juta jiwa berdasarkan data BPS Sumut/Agustus 2019),” sebut Plt Wali Kota.

Jumlah yang besar dengan bermacam potensi yang bisa dikembangkan, Plt Wali Kota Medan menilai keberadaan radio dengan segmentasi tertentu serta wajah yang puya ciri khas budaya seperti Raja FM, harus dibina. Sebab industry kreatif seperti ini secara tidak langsung, akan mampu menguatkan perekonomian masyarakat.
“Radio ini kan satu komunitas kreatif. Jadi dari sini, banyak orang yang mendengar, semakin besar peluang ekonomi. Tetapi kekuatan ini jangan dianggap politis. Yang penting guyub,” tambahnya lagi.

Begitu juga terkait pembinaan kebudayaan lanjutnya, Kota Medan yang multikultur perlu menampilkan ragam budaya masyarakat dari berbagai suku. Sehingga, terlihat bahwa ibukota Provinsi Sumatera Utara ini juga menjadi miniatur dari Indonesia, yang dihuni banyak etnis.

“Nanti kalau bisa, sebulan sekali ada pertunjukan di Lapangan Merdeka. Silahkan bicara dengan Kadis Pariwisata. Berbagai pertunjukan dibuat, bergantian. Bulan berikutnya apa. Begitu juga radio Raja, juga harus terus dikembangkan. Jangan ada perselisihan,” pesan Akhyar.

Mengakhiri sambutannya, Akhyar pun mengingatkan lagi soal kata ‘guyub’ bagi warga Jawa. Bahwa jumlah yang banyak atau mayoritas, bukan jaminan masyarakat itu bisa maju. Sebab yang penting adalah bagaimana bisa hidup rukun, baik dengan sesama suku Jawa, terlebih kepada suku lainnya.

“Jumlah banyak tetapi kuat, dan harus 100 persen guyub. Lebih baik sedikit tetapi diperhitungkan, daripada banyak tidak diperhitungkan. Intinya, kami senang menghadiri acara (kebudayaan) seperti ini, karena mencerminkan Kota Medan yang multicultural,” pungkasnya.

Sementara Pendiri sekaligus Ketua Umum Raja FM, Edi Kusnaedi alias Kewa menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Pemko Medan di bawah kepemimpinan Akhyar Nasution. Dirinya berharap keberadaan radio ini bisa bekelanjutan hingga ke anak cucu.

“Karena itu kami mohon kepada pemerintah, agar bisa membina kami, membimbing kami. Karena sekarang kami ini bukan radio ‘kaleng-kaleng’, Raja FM sudah lebih baik,” kata Kewa.

Acara Milad tersebu juga dirangkaikan dengan Milad ke 6, Satkom Radio Raja. Ditandai pemotongan tumpeng oleh Plt Wali Kota Medan, serta santunan kepada anak yatim/piyatu. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/