MEDAN- Ratusan massa yang tergabung dalam Himpunan Penggarap Lahan Kosong Negara (HPPLKN) Eks HGU PTPN II, melakukan aksi ke Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu), Rabu (16/11).
Dalam orasinya, msasa meminta Kapoldasu segera mencopot Kapolres KP3 Belawan AKBP Endro Kiswanto, karena diduga membekingi para mafia tanah yang seenaknya melakukan penganiayaan terhadap warga.
Informasi yang berhasil dihimpun dari para demonstran, latar belakang pemukulan dan penculikan tersebut merupakan buntut dari perlawanan para penggarap terhadap lahan yang mereka pertahankan di kawasan Helvetia Medan.
Massa yang terdiri dari orang tua dan ibu-ibu rumah tangga tersebut, membawa poster bertuliskan tangkap mafia tanah Tamin Sukardi, yang diduga menjadi aktor intelektual penculikan Saifal Bahri.
“Mana Polisi. Kapolda tangkap Mafia Tanah. Tangkap para preman yang membekingi mafia tanah,” teriak demonstran dengan suara lantang.
Koordinator aksi Manda, meminta Kapoldasu Irjen (Pol) Wisjnu Amat Sastro, menindak oknum-oknum polisi yang terlibat membekingi para mafia tanah dan pembiaran kasus pemukulan dan penculikan terhadap ketua HPPLKN, Saifal Bahri.
“Kapoldasu harus menindak tegas setiap anggotanya yang bermain dan membekingi para mafia tanah di kawasan Helvetia. Itu kan tanah negara, jangan main preman, tapi harus diselesaikan secara hukum negara,” kata Manda.
Manda juga menyayangkan, atas tindakan aparat Kepolisian Resort (Polres) KP3 Belawan, karena tidak menanggapi laporan masyarakat, sampai saat ini pelaku penculikan dan penganiayaan selama 4 jam oleh Jorek dan kawan-kawannya yang diduga suruhan Tamin Sukardi, belum juga diproses.
“Ini berakibat fatal bagi masyarakat. Masyarakat bakal tidak percaya lagi dengan hukum di negara ini,” kata Manda. (mag-5)