26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Raja & Ratu Belanda Dihadiahi Ulos Pinuncan

Terpesona Melihat Keindahan Danau Toba

BUAT ULOS: 
Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melihat perajin ulos di Dusun Siambat Dalan, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3/
BUAT ULOS:
Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melihat perajin ulos di Dusun Siambat Dalan, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3/

SUMUTPOS.CO – Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti terpesona dengan keindahan panorama Danau Toba, ketika berkunjung ke Bukit Singgolom (Singgolom Hill), Desa Lintong Ni Huta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3).

Kunjungan singkat tersebut benar-benar dimanfaatkan keduanya untuk menikmati keindahan danau super volcano ini. Sembari melihat sekelining Bukit Singgolom, Raja dan Ratu Belanda juga kerap mengabadikan momen keindahan Danau Toba dengan foto bersama.

BEGITU turun di Bandara Silangit, rombongan langsung bertolak ke Bukit Singgolom, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Di sana, Raja Willem dan Ratu Maxima disambut Menko Maritim Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Wishnutama Kusbandio, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, dan Dirut BPODT Ari Prasetyo.

Raja Willem dan Ratu Maxima tampak begitu modis dan cerah. Willem memakai setelan jas berwarna gold, sedangkan Maxima, memakai dress berwarna peach bermotif floral. Pada kesempatan itu, Raja Willem dan Ratu Maxima langsung menikmati keindahan alam Danau Toba, yang cerah dan sejuk.

Dalam diskusi ringan, sang Ratu ýMaxima mengungkapkan kegamuman pesona alam Danau Toba yang indah. Ia mengaku baru pertama kali menginjakan kaki di danau vulkanik terbesar di dunia itu. Pasangan Kerajaan Belanda inipun mendapatkan penjelasan tentang Danau Toba yang di sampaikan langsung Dirut BOPDT, Arie Prasetyo. Kemudian, diakhiri dengan foto bersama dengan latar bentangan Danau Toba dari atas bukit ýSinggolom.

“Tadi kurang lebih 15 menit Raja dan Ratu Belanda mengunjungi Bukit Singgolom, kesannya sangat indah, kebetulan hari ini juga cerah. Jadi tadi saya menemani raja dan ratu menjelaskan Danau Toba jadi ini titik pertama yang dikunjungi mereka. Sehingga saya menjelaskan mengenai Danau Toba,” kata Arie kepada wartawan.

Dia juga menjelaskan kepada Ratu dan Raja Belanda tentang Danau Toba dan apa saja program Pemerintah Indonesia untuk mengeýmbangkan ke depannya dalam peningkatkan industri pariwisata dalam negeri. “Saya menjelaskan, Danau Toba adalah danau vulkanis terbesar di dunia dan itu juga membuat mereka tertarik,” kata Arie.

Selain tentang keindahan, Arie juga bercerita kepada raja dan ratu Belanda mengenai asal mula terbentuknya danau dan proses erupsi dari Gunung Toba. ”Saya juga jelaskan bagaimana cerita erupsi Danau Toba pada masa 800 ribu tahun lalu, 500 ribu tahun lalu, dan 74 ribu tahun lalu. Mereka sangat tertarik dengan cerita itu,” ujarnya.

Dengan kedatangan Raja dan Ratu Belanda ke kawasan Danau Toba, diharapkan berdampak positif terhadap pariwisata, terutama peningkatan wisatawan dari Negeri Kincir Angin ke danau tersebut. ”Kami berharap dari pihak Belanda juga merespons ini dan membantu kita paling tidak join promotion untuk membawa turis Belanda ke sini berwisata ke Danau Toba. Karena Danau Toba dari sisi keunggulan natural cukup baik, optimis ini bisa menarik wisatawan,” pungkas Arie.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi bersama Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi yang turut serta mendampingi Raja dan Ratu Belanda dalam kunjungannya ini berharap, kunjungan Raja dan Ratu Belanda serta rombongan kerajaan ke Danau Toba membawa dampak positif terhadap pariwisata dan perekonomian masyarakat. Membuat destinasi wisata super prioritas ini semakin mendunia.

“Melalui kunjungan ini, kita harapkan destinasi wisata Danau Toba semakin mendunia. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang tertarik dan berkunjung ke Danau Toba, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah ini,” ujar Edy.

Selanjutnya, rombongan ýmengunjungi Desa Adat Dusun Siambat Dalan, di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Sampai disana, Ratu dan Raja menerima ulos dan disambut dengan tarian khas Batak, Tortor Panomunomuan.

Di desa tersebut, Raja dan Ratu diperkenalkan rumah adat Batak, yang sudah berusia ratusan tahun. Masyarakat pun, sempat berdiskusi dengan sang raja dan ratu. “Kita pakaikan ulos pinuncan, ulos khas Batak, itu biasa digunakanuntuk menyambut tokoh Batak, dan untuk saat ini sebagai tamu penghormatan kita berikan kepada keduanya,” sebut Kepala Desa Lintong Nihuta, Holong T Simanjuntak.

Holong mengatakan, kain atau ulos yang dibuat merupakan rajutan, khas Desa Lintong Nihuta yang khsusus disiapkan untuk Raja dan Ratu Belanda. “Ulos ini disiapakan dalam waktu satu bulan, oleh pengerajinnya,” ungkapnya.

Holong menjelaskan, ulos ini harganya bisa sampai Rp5 juta, lantaran menggunakan rajutan tangan. Harga itu lebih mahal dari ulos, biasanya senilai Rp300 ribu hingga Rp700 ribu. “Semoga kedatangan Raja dan Ratu Belanda ini, akan memberikan dampak baik bagi pariwisata Danau Toba,” pungkasnya.

Selanjutnya, usai, diulosi, raja dan ratu Belanda, berbincang bincang degan tetua adat dan para sebelum akhirnya meninggalkan lokasi. Keduanya berada di sana sekira pukul 11.00 sebelum akhirnya melanjutkan kunjungan ke Institute Del dan Silih Malombu di Kabupaten Samosir. Kemudian beristirahat di Inna Parapat dan diakhiri dengan berangkat ke Bandara Kualanamu lewat jalan darat.

Masalah Lingkungan Harus Ditangani Bersama

Sementara di saat bersamaan, di Aula Kampus Institut Teknologi (IT) Del, Laguboti Toba, tengah digelar Seminar Internasional Pariwisata Berkelanjutan dan Kualitas Air Danau Toba yang dimoderatori Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina. Seminar ini juga dalam rangka menyambut kunjungan Raja dan Ratu Belanda yang berkunjung ke sejumlah tempat di Sumut khususnya kawasan Danau Toba termasuk kampus IT Del.

Dalam seminar itu, terungkap kalau pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah yang harus segera dituntaskan dalam program pariwisata berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk ditangani bersama-sama.

Seminar internasional bertajuk ‘Sustainable Tourism and Water Quality in Lake Toba’ mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut berpartisipasi menjadikan Danau Toba dan kawasan sekitarnya sebagai sumber kehidupan masyarakat dari segala aspek dan potensinya.

Sabrina menyebutkan, masalah utama yang juga mengemuka di diskusi itu adalah program pariwisata berkelanjutan yang difokuskan kepada kualitas air danau. Sebab berbagai sumber pencemaran seperti limbah domestik, perikanan dan pertanian belum diatasi secara menyeluruh sekaligus terintegrasi.

”Banyak sekali sumber pencemaran yang perlu diperhatikan dan ditangani. Jadi bukan dari satu sektor saja, misalnya pertanian, lingkungan hidup, pariwisata dan sektor lain. Untuk itu perlu melibatkan semua sektor untuk bersama-sama mengelola ini,” jelas Sabrina.

Selain itu, Sabrina juga menekankan bahwa selama ini keterlibatan pihak swasta, baik kelompok masyarakat, para penggiat lingkungan hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah ada sejak lama. Perannya secara tidak langsung membantu program pemerintah. Hanya saja, upaya yang dilakukan belum terkoordinasi maksimal.

“Kita dorong semuanya terintegrasi, bahasa sederhananya gotong royong. Jangan lagi upaya itu seperti ‘kamu di sana aku di sini’, masing-masing mengerjakan, tetapi tidak selaras. Kan lebih baik kita saling rangkul untuk bisa maksimal. Kalau itu bisa dilakukan, tentu program (untuk Danau Toba) ini lebih maksimal,” jelas Sekda.

Sementara Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Neni Hendiarti sebelum membuka seminar menyebutkan keterlibatan perguruan tinggi dalam hal masukan untuk konsep pengelolaan kawasan wisata sangat diperlukan, termasuk juga dalam menghasilkan generasi terdidik di kawasan Danau Toba.

“Ada dua topik yang dibahas, pertama pariwisata berkelanjutan dan kualitas air. Sebab potensi Danau Toba luar biasa, Anugerah Tuhan yang harus kita jaga dan pertahankan, terutama kualitas airnya. Sebagaimana kita tahu, Danau di Indonesia ini multi fungsi. Selain memenuhi kebutuhan air, juga untuk irigasi, perikanan, pembangkit listrik dan seperti di sini untuk pariwisata,” jelas Neni.

Adapun penekanan dalam hal pengelolaan kawasan Danau Toba, Neni mengedepankan keterlibatan sekaligus manfaatnya bagi masyarakat. Karena itu, perlu memperhatikan kepentingan orang banyak, tetapi juga tidak menafikan perlunya peningkatan perekonomian rakyat. “Memang semua tempat, situasinya adalah belum terkelolanya sampah dengan baik. Kita harapkan di Danau Toba ini bisa kita kelola bersama, khususnya soal sampah plastik. Bagaimana sampah ini bernilai ekonomi dengan melibatkan masyarakat (dalam pengolahannya),” pungkasnya yang juga memuji Kampus IT Del yang asri, bersih dan tertata rapi.

Hadir dalam seminar tersebut, Rektor IT Del Prof Togar M Simatupang, Konsul Kehormatan Belanda Oni Indra Kusuma, sejumlah perwakilan Universitas dari Belanda, pelaku UKM, petani, serta pemateri dari Jakarta. (gus/prn)

Terpesona Melihat Keindahan Danau Toba

BUAT ULOS: 
Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melihat perajin ulos di Dusun Siambat Dalan, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3/
BUAT ULOS:
Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melihat perajin ulos di Dusun Siambat Dalan, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3/

SUMUTPOS.CO – Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti terpesona dengan keindahan panorama Danau Toba, ketika berkunjung ke Bukit Singgolom (Singgolom Hill), Desa Lintong Ni Huta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Kamis (12/3).

Kunjungan singkat tersebut benar-benar dimanfaatkan keduanya untuk menikmati keindahan danau super volcano ini. Sembari melihat sekelining Bukit Singgolom, Raja dan Ratu Belanda juga kerap mengabadikan momen keindahan Danau Toba dengan foto bersama.

BEGITU turun di Bandara Silangit, rombongan langsung bertolak ke Bukit Singgolom, Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Di sana, Raja Willem dan Ratu Maxima disambut Menko Maritim Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Wishnutama Kusbandio, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, dan Dirut BPODT Ari Prasetyo.

Raja Willem dan Ratu Maxima tampak begitu modis dan cerah. Willem memakai setelan jas berwarna gold, sedangkan Maxima, memakai dress berwarna peach bermotif floral. Pada kesempatan itu, Raja Willem dan Ratu Maxima langsung menikmati keindahan alam Danau Toba, yang cerah dan sejuk.

Dalam diskusi ringan, sang Ratu ýMaxima mengungkapkan kegamuman pesona alam Danau Toba yang indah. Ia mengaku baru pertama kali menginjakan kaki di danau vulkanik terbesar di dunia itu. Pasangan Kerajaan Belanda inipun mendapatkan penjelasan tentang Danau Toba yang di sampaikan langsung Dirut BOPDT, Arie Prasetyo. Kemudian, diakhiri dengan foto bersama dengan latar bentangan Danau Toba dari atas bukit ýSinggolom.

“Tadi kurang lebih 15 menit Raja dan Ratu Belanda mengunjungi Bukit Singgolom, kesannya sangat indah, kebetulan hari ini juga cerah. Jadi tadi saya menemani raja dan ratu menjelaskan Danau Toba jadi ini titik pertama yang dikunjungi mereka. Sehingga saya menjelaskan mengenai Danau Toba,” kata Arie kepada wartawan.

Dia juga menjelaskan kepada Ratu dan Raja Belanda tentang Danau Toba dan apa saja program Pemerintah Indonesia untuk mengeýmbangkan ke depannya dalam peningkatkan industri pariwisata dalam negeri. “Saya menjelaskan, Danau Toba adalah danau vulkanis terbesar di dunia dan itu juga membuat mereka tertarik,” kata Arie.

Selain tentang keindahan, Arie juga bercerita kepada raja dan ratu Belanda mengenai asal mula terbentuknya danau dan proses erupsi dari Gunung Toba. ”Saya juga jelaskan bagaimana cerita erupsi Danau Toba pada masa 800 ribu tahun lalu, 500 ribu tahun lalu, dan 74 ribu tahun lalu. Mereka sangat tertarik dengan cerita itu,” ujarnya.

Dengan kedatangan Raja dan Ratu Belanda ke kawasan Danau Toba, diharapkan berdampak positif terhadap pariwisata, terutama peningkatan wisatawan dari Negeri Kincir Angin ke danau tersebut. ”Kami berharap dari pihak Belanda juga merespons ini dan membantu kita paling tidak join promotion untuk membawa turis Belanda ke sini berwisata ke Danau Toba. Karena Danau Toba dari sisi keunggulan natural cukup baik, optimis ini bisa menarik wisatawan,” pungkas Arie.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi bersama Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi yang turut serta mendampingi Raja dan Ratu Belanda dalam kunjungannya ini berharap, kunjungan Raja dan Ratu Belanda serta rombongan kerajaan ke Danau Toba membawa dampak positif terhadap pariwisata dan perekonomian masyarakat. Membuat destinasi wisata super prioritas ini semakin mendunia.

“Melalui kunjungan ini, kita harapkan destinasi wisata Danau Toba semakin mendunia. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang tertarik dan berkunjung ke Danau Toba, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah ini,” ujar Edy.

Selanjutnya, rombongan ýmengunjungi Desa Adat Dusun Siambat Dalan, di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba. Sampai disana, Ratu dan Raja menerima ulos dan disambut dengan tarian khas Batak, Tortor Panomunomuan.

Di desa tersebut, Raja dan Ratu diperkenalkan rumah adat Batak, yang sudah berusia ratusan tahun. Masyarakat pun, sempat berdiskusi dengan sang raja dan ratu. “Kita pakaikan ulos pinuncan, ulos khas Batak, itu biasa digunakanuntuk menyambut tokoh Batak, dan untuk saat ini sebagai tamu penghormatan kita berikan kepada keduanya,” sebut Kepala Desa Lintong Nihuta, Holong T Simanjuntak.

Holong mengatakan, kain atau ulos yang dibuat merupakan rajutan, khas Desa Lintong Nihuta yang khsusus disiapkan untuk Raja dan Ratu Belanda. “Ulos ini disiapakan dalam waktu satu bulan, oleh pengerajinnya,” ungkapnya.

Holong menjelaskan, ulos ini harganya bisa sampai Rp5 juta, lantaran menggunakan rajutan tangan. Harga itu lebih mahal dari ulos, biasanya senilai Rp300 ribu hingga Rp700 ribu. “Semoga kedatangan Raja dan Ratu Belanda ini, akan memberikan dampak baik bagi pariwisata Danau Toba,” pungkasnya.

Selanjutnya, usai, diulosi, raja dan ratu Belanda, berbincang bincang degan tetua adat dan para sebelum akhirnya meninggalkan lokasi. Keduanya berada di sana sekira pukul 11.00 sebelum akhirnya melanjutkan kunjungan ke Institute Del dan Silih Malombu di Kabupaten Samosir. Kemudian beristirahat di Inna Parapat dan diakhiri dengan berangkat ke Bandara Kualanamu lewat jalan darat.

Masalah Lingkungan Harus Ditangani Bersama

Sementara di saat bersamaan, di Aula Kampus Institut Teknologi (IT) Del, Laguboti Toba, tengah digelar Seminar Internasional Pariwisata Berkelanjutan dan Kualitas Air Danau Toba yang dimoderatori Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina. Seminar ini juga dalam rangka menyambut kunjungan Raja dan Ratu Belanda yang berkunjung ke sejumlah tempat di Sumut khususnya kawasan Danau Toba termasuk kampus IT Del.

Dalam seminar itu, terungkap kalau pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah yang harus segera dituntaskan dalam program pariwisata berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk ditangani bersama-sama.

Seminar internasional bertajuk ‘Sustainable Tourism and Water Quality in Lake Toba’ mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut berpartisipasi menjadikan Danau Toba dan kawasan sekitarnya sebagai sumber kehidupan masyarakat dari segala aspek dan potensinya.

Sabrina menyebutkan, masalah utama yang juga mengemuka di diskusi itu adalah program pariwisata berkelanjutan yang difokuskan kepada kualitas air danau. Sebab berbagai sumber pencemaran seperti limbah domestik, perikanan dan pertanian belum diatasi secara menyeluruh sekaligus terintegrasi.

”Banyak sekali sumber pencemaran yang perlu diperhatikan dan ditangani. Jadi bukan dari satu sektor saja, misalnya pertanian, lingkungan hidup, pariwisata dan sektor lain. Untuk itu perlu melibatkan semua sektor untuk bersama-sama mengelola ini,” jelas Sabrina.

Selain itu, Sabrina juga menekankan bahwa selama ini keterlibatan pihak swasta, baik kelompok masyarakat, para penggiat lingkungan hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah ada sejak lama. Perannya secara tidak langsung membantu program pemerintah. Hanya saja, upaya yang dilakukan belum terkoordinasi maksimal.

“Kita dorong semuanya terintegrasi, bahasa sederhananya gotong royong. Jangan lagi upaya itu seperti ‘kamu di sana aku di sini’, masing-masing mengerjakan, tetapi tidak selaras. Kan lebih baik kita saling rangkul untuk bisa maksimal. Kalau itu bisa dilakukan, tentu program (untuk Danau Toba) ini lebih maksimal,” jelas Sekda.

Sementara Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Neni Hendiarti sebelum membuka seminar menyebutkan keterlibatan perguruan tinggi dalam hal masukan untuk konsep pengelolaan kawasan wisata sangat diperlukan, termasuk juga dalam menghasilkan generasi terdidik di kawasan Danau Toba.

“Ada dua topik yang dibahas, pertama pariwisata berkelanjutan dan kualitas air. Sebab potensi Danau Toba luar biasa, Anugerah Tuhan yang harus kita jaga dan pertahankan, terutama kualitas airnya. Sebagaimana kita tahu, Danau di Indonesia ini multi fungsi. Selain memenuhi kebutuhan air, juga untuk irigasi, perikanan, pembangkit listrik dan seperti di sini untuk pariwisata,” jelas Neni.

Adapun penekanan dalam hal pengelolaan kawasan Danau Toba, Neni mengedepankan keterlibatan sekaligus manfaatnya bagi masyarakat. Karena itu, perlu memperhatikan kepentingan orang banyak, tetapi juga tidak menafikan perlunya peningkatan perekonomian rakyat. “Memang semua tempat, situasinya adalah belum terkelolanya sampah dengan baik. Kita harapkan di Danau Toba ini bisa kita kelola bersama, khususnya soal sampah plastik. Bagaimana sampah ini bernilai ekonomi dengan melibatkan masyarakat (dalam pengolahannya),” pungkasnya yang juga memuji Kampus IT Del yang asri, bersih dan tertata rapi.

Hadir dalam seminar tersebut, Rektor IT Del Prof Togar M Simatupang, Konsul Kehormatan Belanda Oni Indra Kusuma, sejumlah perwakilan Universitas dari Belanda, pelaku UKM, petani, serta pemateri dari Jakarta. (gus/prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/